Abu al-Ash bin ar-Rabi'
![]() ![]() | |
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | Provinsi Makkah ![]() |
Kematian | 634 (Kalender Masehi Gregorius) ![]() Madinah ![]() |
Data pribadi | |
Agama | Islam ![]() |
Kegiatan | |
Pekerjaan | pedagang ![]() |
Keluarga | |
Pasangan nikah | Zainab binti Muhammad ![]() |
Anak | Ali ibn Zainab (en) ![]() ![]() |
Ibu | Halah bint Khuwailid (en) ![]() ![]() |
Abu al-Ash bin ar-Rabi' (Bahasa Arab: أبو العاص بن الربيع) adalah sahabat Nabi Muhammad. Ia berasal dari Bani Abdus Syams, suku Quraish. Bapaknya bernama al-Rabi bin Abdul Uzza bin Abdi Syam, ibunya bernama Halah binti Khuwailid, saudari Khadijah.[1]
Biografi
Abu al-Ash berasal dari Bani Abdu Syams, keluarga bangsawan kaya. Dia seorang yang suka berdagang, jujur dan dermawan[1]. Orang orang mempercayakan uangnya kepada Abu al-Ash untuk dikelola. Bibinya Khadijah, istri Rasulullah ﷺ, memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Dia menikah dengan Zainab dan menjadi menantu Rasulullah ﷺ, dan mempunyai dua orang anak, yaitu Umamah dan Ali, tetapi Ali meninggal saat waktu masih bayi.
Ketika Islam datang, Abu al-Ash belum bersedia bergabung, bahkan orang Quraisy memintanya menceraikan istrinya, Zainab, tapi ia menolak. Saat pertempuran Badar ia bergabung dengan Quraisy dan menjadi tawanan perang hingga dibebaskan oleh Nabi setelah Zainab menebusnya dengan kalung pemberian Khadijah, membuat Nabi Muhammad bersedih.[1]
Nabi memberi pesan pada Abu al-Ash untuk menceraikan Zainab sehingga bisa berkumpul ke Madinah. Abu al-Ash menyanggupi setibanya di Mekah. Namun saat perjalanan Zainab baru saja keluar Mekah di siang hari ditemani Kinanah bin al-Rabi, adiknya, Zainab sudah disergap Quraisy Mekah Hibar bin Aswad yang dendam atas saudaranya yang tewas dalam Pertempuran Badar. Hewan tunggangan Zainab ditombak hingga ia terjatuh, untung saja terlihat Abu Sofyan dari kejauhan yang meminta Zainab kembali ke Mekah dan menyarankan agar keluar diam-diam di malam hari. Setelah reda, beberapa hari kemudian barulah Zainab hijrah ke Madinah dengan selamat.[1]
Suatu waktu Abu al-Ash kembali berdagang ke Suriah / Syam dan sekembalinya melintas wilayah Madinah disergap oleh pasukan Zaid bin Haritsah, sehingga ia tertawan dan meminta perlindungan pada Zainab. Zainab pun berteriak di depan masjid saat subuh hari,“Wahai penduduk Madinah, aku menjadi jaminan dan pelindung Abu al-Ash ibn al-Rabi.” Selepas solat Nabi menjumpai Zainab dan Abu al-Ash lalu membawa mereka semua ke masjid bersama sahabat. "Kalian telah mengenal orang ini. Kalian telah mengambil dan menahan hartanya. Jika kalian berbuat baik dan mengembalikan hartanya, aku sangat menghargainya. Jika kalian tetap menahannya maka sesungguhnya harta itu adalah harta (rampasan perang) dari Allah yang menjadi hak kalian.” Semua sahabat yang turut dalam pencegatan itu menjawab serempak: “Wahai Rasulullah, kami akan mengembalikan semua hartanya.”[1]
Abu al-Ash terkesan, setelah kembali ke Mekah dan mengantarkan semua barang dagangan ke pemiliknya, ia menyampaikan keislamannya dan segera kembali ke Madinah bertemu istrinya Zainab dan bergabung dengan muslimin. Zainab wafat pada 8 H / 629 M sementara Abu al-Ash menyusul pada 12 H / 634 M di Madinah.[1]
Keluarga
- Bibi: Khadijah binti Khuwailid
- Isteri: Zainab binti Muhammad ﷺ