More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Arnold de Vlaming - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Arnold de Vlaming - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Arnold de Vlaming

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Arnold de Vlaming van Oudtshoorn)
Arnold de Vlaming
Gubernur Hindia Belanda di Kepulauan Maluku
Informasi pribadi
Lahir
Arnold de Vlaming van Oudtshoorn

1618 (1618)
Beverwijk, Belanda
Meninggal11 Februari 1662
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Arnold de Vlaming van Oudtshoorn (lahir tahun 1618 di Beverwijk, Holandia Utara, Belanda) adalah seorang Gubernur Hindia Belanda di Kepulauan Maluku. Dia merupakan anak dari Volckert de Vlaming van Oudshoorn dan Maritge Braems, dia juga mempunyai tujuh saudara kandung, yaitu Cornelis de Vlaming van Oudtshoorn, Pieter de Vlaming van Oudtshoorn, Margaretha de Vlaming van Oudtshoorn, Maria de Vlaming van Oudtshoorn, Gijsbert de Vlaming van Oudtshoorn, dan Diederick de Vlaming van Oudtshoorn.

Karier

[sunting | sunting sumber]

Hingga sekitar tahun 1800an, cengkeh, lada, dan pala hanya dapat ditemukan di Kepulauan Maluku yang sekarang menjadi bagian dari Indonesia dan dahulu dijuluki sebagai Kepulauan Rempah-Rempah. Rempah-rempah memiliki banyak kegunaan, yakni sebagai obat, untuk bumbu makanan dan minuman, dan sebagai parfum. Cengkeh seharusnya menjadi obat untuk hilang ingatan dan sakit gigi, lada untuk mabuk laut dan ruam. Namun, volume perdagangan rempah-rempah tetap kecil karena hanya sedikit orang yang mampu membeli barang mewah seperti itu. Mengingat potensi pasar yang terbatas, satu-satunya kemungkinan bagi pedagang untuk mendapatkan banyak uang adalah dengan mengontrol transportasi ke Eropa. Sejak tahun 1500an, Portugis berhasil melakukannya. Kemudian sekitar tahun 1660an monopoli jatuh ke tangan VOC kemudian Inggris mengeluhkan bahwa tidak mungkin memindahkan satu cengkeh tanpa izin dari Belanda.[1]

Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen (1587-1629) dan banyak lainnya juga menggunakan kekerasan untuk mengamankan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku dan menyingkirkan persaingan Inggris. Penduduk asli Banda diperbudak dengan kejam dan bahkan dibantai oleh VOC. VOC membuat pohon cengkeh milik musuh dicabut dan desa-desa dibakar. Ekspedisi Hongi adalah ekspedisi militer inspeksi oleh armada bersenjata Praus. Kata "hongi" berasal dari pulau Ternate di Maluku yang berarti "armada". Setidaknya dibutuhkan sepuluh tahun sebelum cengkeh dapat dipanen dari pohon muda. Jadi, penduduk kehilangan mata pencaharian dan tidak punya pilihan selain pindah atau mati kelaparan.[2]

Pada tahun 1651, setelah masa yang kurang lebih tenang, pemberontakan baru melawan kekuasaan Belanda pecah di Maluku. Untuk melindungi monopoli perdagangan cengkeh, VOC sekali lagi memberlakukan pembatasan penanaman pohon cengkeh. Majira, seorang kepala suku Huamual di Pulau Seram, menolak untuk menghancurkan sebagian dari perkebunan muda dan juga ingin menjual cengkeh kepada pedagang Asia. Amasser, sebuah kota di pulau Sulawesi yang diperintah oleh Kesultanan Gowa, mendukung para pemberontak, seperti yang dilakukan Kesultanan Ternate.

Pada periode antara 1651 dan 1656, gubernur Maluku, Arnold de Vlaming, berhasil menekan pemberontakan dengan bantuan kepala suku di Maluku, dengan menggunakan kora-kora sebagai armadanya. Belakangan ini peristiwa tersebut disebut dengan nama Perang Besar Ambon atau Perang Huamual.

Penulis sejarah Levinus Bor, yang menemani Arnold de Vlamingh van Oudshoorn, melaporkan kampanye terakhir dalam buku yang berjudul Amboinseoorlogen door Arnold de Vlaming van Oudshoorn als superintendent, overd'oosterse gewesten oorlogaftig ten eind gebracht. Setelah Perang Ambon, penanaman cengkeh dibatasi hanya di Pulau Ambon dan Haruku, Saparua, dan Nusalaut dengan dibangunnya benteng Belanda yang kokoh, monopoli perdagangan cengkeh kini sudah di tangan VOC.

Pada awal tahun 1770an, para pelaut dari Perancis menyelundupkan potongan rempah-rempah ke Mauritius yang terletak di Samudra Hindia, tetapi butuh tiga puluh tahun lagi sebelum perkebunan muda menghasilkan cukup cengkeh untuk mematahkan monopoli. Baru pada tahun 1795, ketika Inggris menduduki pemukiman Belanda di Maluku, budidaya cengkeh dan pala menyebar ke seluruh Indonesia dan kemudian ke bagian lain dunia juga.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Leaves of the same tree: trade and ethnicity in the Straits of Melaka, By Leonard Y. Andaya. England and the Netherlands: the ties between two nations The spice trade
  2. ^ "Nieuw Nederlandsch Biografisch Woordenboek". resources.huygens.knaw.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 13 Februari 2022.
  3. ^ "Biography of Arnold de Vlaming". www.biografischportaal.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 13 Februari 2022.
  • l
  • b
  • s
Gubernur-Jenderal Hindia Belanda (1610–1949)
Masa Kekuasaan
Perusahaan Hindia Timur Belanda
(1610–1800)
  • Both (1610–14)
  • Reynst (1614–15)
  • Reael (1615–19)
  • Coen (1619–23)
  • De Carpentier (1623–27)
  • Coen (1627–29)
  • Specx (1629–32)
  • Brouwer (1632–36)
  • Van Diemen (1636–45)
  • Van der Lijn (1645–50)
  • Reyniersz (1650–53)
  • Maetsuycker (1653–78)
  • Van Goens (1678–81)
  • Speelman (1681–84)
  • Camphuys (1684–91)
  • Van Outhoorn (1691–1704)
  • Van Hoorn (1704–09)
  • Van Riebeeck (1709–13)
  • Van Swoll (1713–18)
  • Zwaardecroon (1718–25)
  • De Haan (1725–29)
  • Durven (1729–32)
  • Van Cloon (1732–35)
  • Patras (1735–37)
  • Valckenier (1737–41)
  • Thedens (1741–43)
  • Van Imhoff (1743–50)
  • Mossel (1750–61)
  • Van der Parra (1761–75)
  • Van Riemsdijk (1775–77)
  • De Klerk (1777–80)
  • Alting (1780–96)
  • Van Overstraten (1796-99)
Flag of the Dutch East India Company
Flag of the Dutch East India Company
Masa Kekuasaan
Hindia Belanda Pertama
(1800–1811)
  • Van Overstraten (1800–01)
  • Siberg (1801–05)
  • Wiese (1805–08)
  • Daendels (1808–11)
  • Janssens (1811)
Masa Kekuasaan
Kerajaan Inggris
(1800–1811)
  • Minto (1811)
  • Raffles (1811-16)
  • Fendal (1816)
Masa Kekuasaan
Hindia Belanda Kedua
(1811–1949)
  • Van der Capellen (1816–26)
  • Du Bus (1826–30)
  • Van den Bosch (1830–33)
  • Baud (1833–36)
  • De Eerens (1836–40)
  • Van Hogendorp (1840–41)
  • Merkus (1841–44)
  • Reijnst (1844–45)
  • Rochussen (1845–51)
  • Van Twist (1851–56)
  • Pahud (1856–61)
  • Prins (1856)
  • Van de Beele (1861–66)
  • Prins (1866)
  • Mijer (1866–72)
  • Loudon (1872–75)
  • Van Lansberge (1875–81)
  • s'Jacob (1881–84)
  • Van Rees (1884–88)
  • Pijnacker Hordijk (1888–93)
  • Van der Wijck (1893–99)
  • Rooseboom (1899–1904)
  • Van Heutsz (1904–09)
  • Idenburg (1909–16)
  • Van Limburg Stirum (1916–21)
  • Fock (1921–26)
  • De Graeff (1926–31)
  • De Jonge (1931–36)
  • Van Starkenborgh Stachouwer (1936–42)
  • Van Mook (1942–48)
Komisaris Tinggi
  • Beel (1948–49)
  • Lovink (1949)
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Arnold_de_Vlaming&oldid=23722371"
Kategori:
  • Tanggal kematian tidak ada di Wikidata
  • Kelahiran 1662
  • Orang hidup berusia 363
  • Gubernur Jenderal Hindia Belanda
  • Tokoh dari Belanda
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • CS1 sumber berbahasa Belanda (nl)
  • Artikel biografi dengan tabel penghargaan
  • AC dengan 0 elemen
  • Semua orang hidup
  • Semua artikel biografi
  • Artikel biografi Juni 2023

Best Rank
More Recommended Articles