More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Arsitektur Rote - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Arsitektur Rote - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Arsitektur Rote

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan. (Januari 2023)
Rumah penduduk Pulau Nusa Manuk, Rote.

Arsitektur Rote adalah bentuk bangunan khas atau rumah tradisional suku Rote yang menghuni kepulauan Rote, kabupaten paling selatan Republik Indonesia. Arsitektur tradisional suku Rote menghadirkan aspek fisik dan non-fisik dalam rancangan bangunannya.[1] Aspek non fisik seperti adat, kepercayaan, dan agama yang diwujudkan dalam bentuk, simbol-simbol, hiasan-hiasan, ukiran-ukiran. Sedangkan aspek fisik tampak pada bentuk bangunan, material dan konstruksi serta struktur. Arsitektur tradisional suku Rote selalu berhubungan dengan iklim, manfaat dan bahan bangunan yang digunakan sesuai dengan berbagai macam kegiatan serta fungsinya.[2]

Bentuk Arsitektur Suku Rote

[sunting | sunting sumber]

Bentuk arsitektur tradisional suku Rote hampir sama dengan arsitektur Belu dan Sabu, karena suku Rote dan Sabu berdasarkan asal-usul suku berasal dari kabupaten Belu. Keadaan alam, dan bahan bangunan yang digunakan juga sangat mempengaruhi bentuk arsitekur tradisional suku Rote, yaitu berbentuk persegi panjang, atap limas atau pelana dengan kemiringan lebih dari 300.[3]

Rumah tradisional atau rumah adat pada awalnya tidak mempunyai daun pintu dan jendela. Dan generasi muda dengan arsitek lokal menambahkan daun pintu dan jendela. Sedangkan arsitektur rumah raja terdiri dari tiga lantai, yaitu lanta 1 atau lantai dasar sebagai tempat penyimpanan kembang gula dan padi, lantai 2 sebagai tempat tidur dan pertemuan raja, lantai 3 sebagai tempat penyimpanan hasil bumi dan rempah-rempah.[3]

Struktur

[sunting | sunting sumber]

Penduduk pulau Rote membangun rumah tradisional dengan atap berbentuk limas atau pelana dengan kemiringan di atas 300. Hal itu berhubungan dengan bahan penutup atap yang digunakan, yaitu rumput alang-alang, daun nyiur, daun gewang atau gebang serta daun lontar. Pondasi rumah menggunakan konstruksi tiang kayu yang dipancangkan ke dalam tanah. Dinding rumah tradisional terbuat dari pelepah lontar atau gebang yang dirangkai dengan belahan bambu. Rangkaian pelepah itu lalu diikatkan pada balok pohon lontar atau balok kayu. Masyarakat Rote menyebut dinding dari pelepah gebang itu dengan istilah bebak. Selain pelepah lontar, dinding rumah juga menggunakkan papan kayu, papan batang kelapa atau papan batang pohon lontar.[4]

Rumah tradisional mempunyai dua pintu, yaitu pintu utama yang diposisikan tepat di tengah, dan pintu belakang yang menghubungkan dengan dapur, juga diposisikan di tengah. Bagian kedua merupakan ruang makan dan kamar tidur atau kama dale. Di ruang tamu terdapat loteng untuk menyimpan barang-barang dan cadangan pangan seperti jagung dan gula. Tetapi ada rumah yang mempunyai lumbung terpisah dan cadangan pangan disimpan lumbung. Posisi usuk atau dodoik sebagai tulang bagian atap rumah tidak boleh ditempatkan tengah-tengah pintu. Lantai rumah masih menggunakan tanah alami tanpa lapisan apapun.[4]

Konstruksi

[sunting | sunting sumber]

Rumah tradisional Rote di daerah menggunakan format rumah panggung dengan menggunakan lantai tanah. Seluruh bagian rumah menggunakan bahan pohon lontar atau pohon gebang. Atapnya dari daun kering, sedangkan kerangka rumah menggunakan kayu dan dinding menggunakan pelepah daun yang diatur seperti direkatkan berdempetan sisi membentuk lembaran dengan lebar beberapa puluh sentimeter (cm).[1]

Konstruksi rumah tradisional suku Rote sangat sederhana dengan bahan alami, tetapi mempunyai sifat yang sangat positif yaitu, hangat dimusim hujan dan sejuk dimusim kemarau. Karena dinding bebak berlubang-lubang, maka jendela tidak diperlukan lagi. Pintu rumah hanya dua, pintu depan dan belakang yang ditempatkan di tengah-tengah yang menghubungkan rumah induk dan dapur dengan posisi pintu di tengah panjang ruangan.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Budayaku, Seni (18 November 2017). "rumah-adat-nusa-tenggara-timur". Rumah Adat Nusa Tenggara Timur Lengkap Penjelasannya. Seni Budayaku.com. Diakses tanggal 27/11/2019.
  2. ^ Ara Kian, ST, MT, IAI, Don (12 Oktober 2009). "Arsitek Bicara Arsitektur". Tribunnews.com. kupang.tribunnews.com. Diakses tanggal 23/3/2019. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  3. ^ a b Paulina Bullu,SE dan, Stefanus M. Saek,SE.,M.Si (2015). "Visi-misi Kabupaten Rote Ndao; Pakaian Adat Roten Ndao; Rumah Raja Tjieja Mesakh". Rotendaokab - Situs Resmi Kabupaten Rote Ndao. Rotendaokab.go.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2019-03-27. Diakses tanggal 23/3/2019. ; Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  4. ^ a b Darisandi, Roby (29 April 2014). "Rumah-Tradisional-Pulau-Rote". Perpustakaan Digital Budaya Indonesia. budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 25/3/2019.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Arsitektur_Rote&oldid=26740226"
Kategori:
  • Arsitektur Indonesia
  • Budaya Nusa Tenggara Timur
Kategori tersembunyi:
  • Galat CS1: tanggal
  • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Artikel tak bertuan sejak Januari 2023
  • Semua artikel tak bertuan

Best Rank
More Recommended Articles