More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Depati Parbo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Depati Parbo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Depati Parbo

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
  • Switch to legacy parser
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Depati parbo)

Depati Parbo
Lahir1839
Kerinci
Meninggal1929 (90 atau 91 tahun)
Kerinci, Hindia Belanda
Nama lainMohammad Kasib
Dikenal atasPejuang kemerdekaan Indonesia dari Jambi
Orang tuaBimbe (ayah)
Kembang (ibu)

Depati Parbo terlahir dengan nama Mohammad Kasib (1839 – 1929)[1] adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dari Jambi. Pada tahun 1900, pertempuran pertama antara rakyat Kerinci melawan Belanda dipimpin oleh Depati Parbo terjadi di Manjuto Lempur, korban pun banyak berjatuhan di pihak Belanda. Kemudian Ekspedisi Kerinci pada tahun 1903, pasukan Belanda berhasil menipu Depati Parbo, Ia ditangkap dan diasingkan ke Ternate, Maluku Utara.[2]

Latar Belakang

[sunting | sunting sumber]

Depati Parbo adalah gelar yang disandang Mohammad Kasib ketika dewasa karena kecakapannya dalam pendidikan dan adat. Ayahnya bernama Bimbe,[3] sedangkan ibunya bernama Kembang. Depati Parbo memiliki tiga orang saudara perempuan yang bernama Bende, Siti Makam, dan Likom.

Perjuangan

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Ekspedisi Kerinci
Lukisan Depati Parbo

Belanda masuk ke Kerinci lewat Mukomuko, Bengkulu pada tahun 1900. Mereka menyusuri sungai Manjuto lalu membangun posko di puncak bukit Gunung Raya. Tindakan ini memicu kemarahan rakyat Kerinci. Pertempuran pertama antara rakyat Kerinci melawan Belanda dipimpin oleh Depati Parbo pecah di Manjuto Lempur. Korban banyak berjatuhan di pihak Belanda.

Akibat pertempuran yang terjadi pada tahun 1901 dengan banyak korban di pihak Belanda memaksa mereka mengurungkan niat memasuki Kerinci. Walaupun demikian, pada Oktober 1901 sejumlah 120 orang pasukan Belanda yang berada di Indrapura bersiap-siap menyerang Kerinci.

Pada bulan Maret 1902 sejumlah 500 orang pasukan Belanda di bawah pimpinan Komandan Bolmar mendarat di Muarosakai dengan Tuanku Regen sebagai penunjuk jalan ke Kerinci. Belanda menyerang ke tiga tempat di Kerinci seperti Renah Manjuto, Koto Limau Sering, dan Tamiai. Perang hebat pun berkecamuk di ketiga tempat tersebut, tetapi setelah Koto Limau Sering dikuasai, pasukan Belanda tanpa kesukaran memasuki lembah Kerinci.

Pada perang di Pulau Tengah yang dipimpin oleh seorang ulama ternama, yaitu Haji Ismail dan Haji Husin turut bergabung para hulubalang dari dusun lainnya di Kerinci. Dalam sejarah Kerinci disebutkan bahwa pertempuran di dusun ini merupakan pertempuran yang tersengit dan terlama (lebih kurang 3 bulan). Pulau Tengah diserang Belanda sejak 27 Maret 1903 melalui 3 jurusan, yaitu di timur: Sanggaran Agung-Jujun; utara: Batang Merao-danau Kerinci; barat: Semerap-Lempur Danau.

Masjid Keramat Pulau Tengah merupakan salah satu tempat yang dijadikan benteng pertahanan masyarakat dalam menghadapi Belanda. Serangan terakhir pada Pulau Tengah dilakukan Belanda pada 9 hingga 10 Agustus 1903 dengan membakar Dusun Baru, tetapi Masjid Keramat luput terbakar. Perlawanan rakyat ini dapat diselesaikan Belanda.

Selanjutnya, pasukan Belanda melakukan penyerangan ke Lolo, markas panglima perang Kerinci, Depati Parbo. Pertempuran berlangsung selama 5 hari. Dalam proses yang tak berkesudahan itu, Belanda berhasil membujuk Depati Parbo mengadakan perundingan damai. Dalam perundingan itulah Depati Parbo ditangkap dan selanjutnya dibuang atau diasingkan ke Ternate, Maluku Utara selama 25 tahun.

Setelah Kerinci aman pada tahun 1927, atas permohonan para kepala mendapo di Kerinci pada Pemerintah Belanda, Depati Parbo dibebaskan dan kembali ke Kerinci. Pada tahun 1929 Panglima Perang Kerinci Depati Parbo menghembuskan nafas terakhirnya. Almarhum dimakamkan di pemakaman keluarga Dusun Lolo Kecamatan Gunung Raya, bersama sama dengan istri, putra-putri dan sanak keluarganya.[4]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Nama besar Depati Parbo diabadikan menjadi nama jalan protokol yang menghubungkan Kota Sungai Penuh dengan Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci. Lalu dipakai sebagai nama bandara perintis (Bandar Udara Depati Parbo) di Kerinci[5] dan nama salah satu perguruan tinggi di Sungai Penuh. Selain itu patung Depati Parbo bisa dijumpai di halaman kantor DPRD Kerinci dan di simpang tiga jalan RE Martadinata, jalan Pancasila dan jalan Depati Parbo di kota Sungai Penuh. Berdiri gagah berani mengenakan baju adat depati dan menghunus keris.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ↑ Depati Parbo dan Hikayat Perang Kerinci jpnn.com 15 Januari 2018. Diakses 8 Oktober 2020
  2. ↑ Mardi, Selvi Nurtita (2022). "HEGEMONI POLITIK-EKONOMI DI KERINCI PADA MASA HINDIA-BELANDA 1903-1942". HISTORIA. 5 (2): 109–116. doi:10.17509/historia.v5i2.50229. ; ;
  3. ↑ Subroto, Lukman Hadi; Nailufar, Nibras Nada (2022-07-19). [\https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/19/081500179/depati-parbo- "Depati Parbo, Panglima Perang Kerinci"]. Kompas. Diakses tanggal 2025-10-07.
  4. ↑ Depati Parbo, Pejuang Sakti dari Kerinci kajanglako 10 November 2017. Diakses 12 Oktober 2020
  5. ↑ Rudiansyah (2025-09-27). "Depati Parbo, Pejuang Kerinci yang Namanya Diabadikan di Jambi". jambi.indozone.id. Diakses tanggal 2025-10-07.

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • Madjid, M. D., Rasyidin, M., Wahyudi, J., Novalia, R., & Al Ayyubi, S. (2017). Resistensi di Cawan Sumatera Abad XX: Depati Parbo dan Perang Kerinci dalam Laporan Kolonialis Belanda. Jakarta: LP2M UIN Syarif Hidayatullah.
  • Mirdad, J., & Nofrianti, M. (2019). POLA PERLAWANAN KAUM ADAT DAN ULAMA DI KERINCI DALAM MENGHADAPI KOLONIALISME BELANDA. Tabuah, 168-179. https://doi.org/10.37108/tabuah.vi.219

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Depati Parbo, Pejuang Sakti Kerinci yang Pernah Mengobati Belanda sindonews 13 Desember 2015
  • Hikayat Depati Parbo, Panglima Perang dari Sakti Alam Kerinci kemdikbud Diakses 8 Oktober 2020
  • Depati Parbo dan Hikayat Perang Kerinci jambiekspres 1 Maret 2018
  • Biografi dan Profil Pahlawan Kerinci Depati Parbo jambi-id 10 November 2017
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Depati_Parbo&oldid=27936451"
Kategori:
  • Tokoh Indonesia
  • Pejuang kemerdekaan Indonesia
  • Tokoh Jambi
  • Pahlawan Jambi
  • Tokoh dari Kerinci
  • Kelahiran 1839
  • Kematian 1929
Kategori tersembunyi:
  • Kotak info tokoh dengan parameter orang tua
  • Artikel biografi dengan tabel penghargaan
  • Articles with hCards
  • Galat CS1: karakter tidak terlihat
  • Galat CS1: tanpa nama
  • Galat CS1: URL

Best Rank
More Recommended Articles