More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Disinfektan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Disinfektan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Disinfektan

  • العربية
  • Български
  • বাংলা
  • Català
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Esperanto
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Gaeilge
  • Galego
  • עברית
  • हिन्दी
  • Magyar
  • Հայերեն
  • Ido
  • 日本語
  • Қазақша
  • 한국어
  • Кыргызча
  • മലയാളം
  • Монгол
  • Bahasa Melayu
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Română
  • Srpskohrvatski / српскохрватски
  • Simple English
  • Српски / srpski
  • Kiswahili
  • தமிழ்
  • Тоҷикӣ
  • Tagalog
  • Türkçe
  • Українська
  • اردو
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
  • Tiếng Việt
  • 中文
  • 閩南語 / Bân-lâm-gú
  • 粵語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Disinfeksi)
Cairan disinfektan

Disinfektan atau pengawabenahan[1] adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit.[2] Pengertian lain dari disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh disinfektan.[3][4] Disinfektan tidak memiliki daya penetrasi sehingga tidak mampu membunuh mikroorganisme yang terdapat di dalam celah atau cemaran mineral.[3] Selain itu disinfektan tidak dapat membunuh spora bakteri sehingga dibutuhkan metode lain seperti sterilisasi dengan autoklaf.[5]

Efektivitas

[sunting | sunting sumber]
penyemprotan disinfektan di stadion sebelum pagelaran sepakbola

Efektivitas disinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya lama paparan, suhu, konsentrasi disinfektan, pH, dan ada tidaknya bahan pengganggu.[3] pH merupakan faktor penting dalam menentukan efektivitas disinfektan, misalnya saja senyawa klorin akan kehilangan aktivitas disinfeksinya pada pH lingkungan lebih dari 10.[3] Contoh senyawa pengganggu yang dapat menurunkan efektivitas disinfektan adalah senyawa organik.[3]

Jenis-Jenis

[sunting | sunting sumber]

Klorin

[sunting | sunting sumber]

Senyawa klorin yang paling aktif adalah asam hipoklorit.[3] Mekanisme kerjanya adalah menghambat oksidasi glukosa dalam sel mikroorganisme dengan cara menghambat enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat .[3] Kelebihan dari disinfektan ini adalah mudah digunakan dan jenis mikroorganisme yang dapat dibunuh dengan senyawa ini juga cukup luas, meliputi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.[3] Kelemahan dari disinfektan berbahan dasar klorin adalah dapat menyebabkan korosi pada pH rendah (suasana asam), meskipun sebenarnya pH rendah diperlukan untuk mencapai efektivitas optimum disinfektan ini.[3] Klorin juga cepat terinaktivasi jika terpapar senyawa organik tertentu.[3]

Iodin

[sunting | sunting sumber]

Iodin merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air dalam skala kecil.[6] Dua tetes iodine 2% dalam larutan etanol cukup untuk mendesinfeksi 1 liter air jernih.[6] Salah satu senyawa iodine yang sering digunakan sebagai disinfektan adalah iodofor.[3] Sifatnya stabil, memiliki waktu simpan yang cukup panjang, aktif mematikan hampir semua sel bakteri, tetapi tidak aktif mematikan spora, nonkorosif, dan mudah terdispersi.[3] Kelemahan iodofor diantaranya aktivitasnya tergolong lambat pada pH 7 (netral) dan lebih mahal. Iodofor tidak dapat digunakan pada suhu lebih tinggi dari 49°C.[3]

Alkohol

[sunting | sunting sumber]

Alkohol disinfektan yang banyak dipakai untuk peralatan medis, contohnya termometer oral.[5] Umumnya digunakan etil alkohol dan isopropil alkohol dengan konsentrasi 60-90%, tidak bersifat korosif terhadap logam, cepat menguap, dan tidak dapat merusak bahan yang terbuat dari karet atau plastik.[5]

Amonium Kuartener

[sunting | sunting sumber]

Amonium kuartener merupakan garam ammonium dengan substitusi gugus alkil pada beberapa atau keseluruhan atom H dari ion NH4+nya.[3] Umumnya yang digunakan adalah cetyl trimetil ammonium bromide (CTAB) atau lauril dimetil benzyl klorida.[3] Amonium kuartener dapat digunakan untuk mematikan bakteri gram positif, tetapi kurang efektif terhadap bakteri gram negatif, kecuali bila ditambahkan dengan sekuenstran (pengikat ion logam).[3] Senyawa ini mudah berpenetrasi, sehingga cocok diaplikasikan pada permukaan berpori, sifatnya stabil, tidak korosif, memiliki umur simpan panjang, mudah terdispersi, dan menghilangkan bau tidak sedap.[3] Kelemahan dari senyawa ini adalah aktivitas disinfeksi lambat, mahal, dan menghasilkan residu.[3]

Formaldehida

[sunting | sunting sumber]

Formaldehida atau dikenal juga sebagai formalin, dengan konsentasi efektif sekitar 8%.[5] Formaldehida merupakan disinfektan yang bersifat karsinogenik pada konsentrasi tinggi namun tidak korosif terhadap metal, dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan pernapasan.[5] Senyawa ini memiliki daya inaktivasi mikrob dengan spektrum luas. Formaldehida juga dapat terinaktivasi oleh senyawa organik.[5]

Kalium permanganat

[sunting | sunting sumber]

Kalium permanganat merupakan zat oksidan kuat namun tidak tepat untuk disinfeksi air.[6] Penggunaan senyawa ini dapat menimbulkan perubahan rasa, warna, dan bau pada air.[6] Meskipun begitu, senyawa ini cukup efektif terhadap bakteri Vibrio cholerae.[6]

Fenol

[sunting | sunting sumber]

Fenol merupakan bahan antibakteri yang cukup kuat dalam konsentrasi 1-2% dalam air, umumnya dikenal dengan lisol dan kreolin.[5][7] Fenol dapat diperoleh melalui distilasi produk minyak bumi tertentu.[7] Fenol bersifat toksik, stabil, tahan lama, berbau tidak sedap, dan dapat menyebabkan iritasi,[7] Mekanisme kerja senyawa ini adalah dengan penghancuran dinding sel dan presipitasi (pengendapan) protein sel dari mikroorganisme sehingga terjadi koagulasi dan kegagalan fungsi pada mikroorganisme tersebut.[7]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Sterilisasi (mikrobiologi)
  • Antiseptik

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Stevens, Alan M.; Tellings, A. Ed Schmidgall (2004). A Comprehensive Indonesian-English Dictionary (dalam bahasa Inggris). Ohio University Press. ISBN 978-0-8214-1584-9.
  2. ^ (Inggris)Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed.4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r Purnawijayanti HA. 2001. Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
  4. ^ Havard CWH. 1990. Black’s Medical Dictionary 36th edition. USA: Barnes & Noble Books.
  5. ^ a b c d e f g Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
  6. ^ a b c d e Chandra B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Indonesia: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  7. ^ a b c d Sumawinata N. Senarai Istilah Kedokteran Gigi. Indonesia: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Ohio State University lecture on Sterilization and Disinfection Diarsipkan 2010-07-24 di Wayback Machine.
  • What Germs Are We Killing? Testing and Classifying Disinfectants
  • Disinfectant Selection Guide Diarsipkan 2009-08-23 di Wayback Machine.
  • Disinfectant and Non-Chlorine Bleach Diarsipkan 2010-06-01 di Wayback Machine.—Office of DOE Science Education
  • The Viennese Database for Disinfectants (WIDES Database)
  • l
  • b
  • s
Konsep dalam penyakit infeksius dan penyakit menular
Determinan
Agen
  • Infektivitas
    • Dosis infeksius
  • Patogenisitas
    • Tingkat serangan
  • Virulensi
    • Endotoksin
    • Eksotoksin
    • Tingkat kematian kasus
  • Resistansi antimikroba
Inang
  • Individu rentan
  • Infeksi oportunistik
  • Respons imun
    • Imunodefisiensi
    • Imunosupresi
Lingkungan
  • Akses pada air, sanitasi, dan higiene
  • Bencana alam
    • Banjir
  • Deforestasi
  • Ekologi
  • Hewan
  • Kemiskinan
  • Kelembapan
  • Pengendalian vektor
  • Penggunaan obat suntik
  • Perang dan konflik
  • Perdagangan
  • Perubahan iklim
  • Wisata
Penularan
Konsep dasar
  • Fomit
  • Inang
  • Individu tanpa gejala
  • Infeksi oportunistik
  • Infeksi subklinis
  • Jeda waktu
  • Kasus indeks
  • Masa infeksius
  • Masa inkubasi
  • Masa laten
  • Penyebar super
  • Rantai infeksi
  • Reservoir alami
Mode
  • Penularan manusia-ke-manusia
    • Horizontal
    • Vertikal
  • Penularan antarspesies
    • Infeksi limpahan
    • Vektor
    • Zoonosis
    • Zoonosis balik
  • Infeksi terobosan
Rute
  • Air
  • Darah
  • Fomit
  • Hubungan seksual
  • Makanan
  • Nyamuk
  • Rumah sakit
  • Tinja
  • Udara
Pemodelan
  • Angka reproduksi dasar
  • Kekuatan infeksi
  • Kekebalan kelompok
  • Laju infeksi
  • Laju serangan
  • Model kompartemen dalam epidemiologi
  • Risiko dan laju penularan
  • Serial interval
  • Ukuran komunitas kritis
Tingkat kejadian
  • Endemi
  • Epidemi
  • Hiperendemi
  • Holoendemi
  • Insidensi
  • Klaster
  • Mesoendemi
  • Pandemi
  • Prevalensi
  • Sporadik
  • Sindemi
  • Wabah
Tindakan pencegahan
dan pengendalian
Farmasi
  • Antibiotik
  • Antijamur
  • Antimikroba
  • Antiseptik
  • Antivirus
  • Imunisasi
  • Imunoterapi
    • Terapi antibodi monoklonal
  • Inokulasi
  • Profilaksis prapajanan
  • Profilaksis pascapajanan
  • Reposisi obat
  • Terapi fag
  • Vaksinasi
    • efikasi
    • penguat
    • resistansi
Nonfarmasi
  • Cordon sanitaire
  • Disinfeksi
  • Higiene
    • Keamanan pangan
    • Mencuci tangan
    • Sarung tangan
  • Isolasi
  • Karantina
  • Larangan perjalanan
  • Pelacakan kontak
  • Pembatasan sosial
  • Penapisan
  • Pengendalian sumber penyakit pernapasan
    • Alat pelindung diri
    • Masker medis
  • Pengendalian vektor
  • Perintah untuk tinggal di rumah
  • Sanitasi
  • Sekuestrasi protektif
  • Seks aman
  • Sterilisasi
  • Surveilans penyakit
Infeksi baru
  • Penyakit X
  • Virus baru
Lainnya
  • Penemuan
  • Pemberantasan
  • Penyakit infeksius (spesialisasi medis)
  • Bioterorisme
  • Penyakit tropis
    • Kedokteran tropis
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Disinfektan&oldid=27103761"
Kategori:
  • Bakterisida
  • Disinfektan
  • Mikrobiologi
  • Kedokteran
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Templat webarchive tautan wayback

Best Rank
More Recommended Articles