More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Guci, Bumijawa, Tegal - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Guci, Bumijawa, Tegal - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Guci, Bumijawa, Tegal

  • Cebuano
  • Jawa
  • Basa Banyumasan
  • Nederlands
  • Svenska
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini perlu ditulis ulang agar memenuhi standar Wikipedia. Silakan membantu. Ada saran di halaman pembicaraan.
Guci
Desa
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenTegal
KecamatanBumijawa
Kode pos
52466
Kode Kemendagri33.28.02.2001 Edit nilai pada Wikidata
Luas23,98 km²
Jumlah penduduk4.465 jiwa
Kepadatan186,2 jiwa/km²
Peta
Wikipedia | Kode sumber | Tata penggunaan
PetaKoordinat: 7°13′5″S 109°10′6″E / 7.21806°S 109.16833°E / -7.21806; 109.16833

Guci adalah desa di kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia.

Sejarah

[sunting | sunting sumber]
Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.

Pada zaman dulu sekitar tahun 1767 tersebutlah seorang bangsawan dari Kesultanan Demak, bernama Raden Aryo Wiryo yang merasa jenuh dengan keadaan, kehidupan keraton yang sering kali terjadi konflik perang saudara dan persaingan perebutan tahta di antara sesama saudara dalam lingkup keraton. Keadaan itu membuat Raden Aryo Wiryo merasa jenuh dan berniat meninggalkan keraton.

Akhirnya dia berangkat meninggalkan keraton dengan mengajak istrinya yang kemudian dikenal dengan Nyai Tumbu, selang beberapa tahun kemudian dia sempat mengabdi di Kesultanan Mataram pada zaman kejayaan Sultan Agung Hanyorokusumo kemudian dia sempat pula ditugaskan oleh Sultan Agung untuk berangkat ke Cirebon pada masa itu.

Kemudian dia kembali mengembara hingga sampai di lereng Gunung Slamet sebelah utara dan dia menetap di daerah tersebut . Dia orang pertama yang membuka lahan perkampungan di tempat itu sampai banyak orang berdatangan ke daerah itu untuk berguru kepada Raden Aryo Wiryo dan akhirnya menetap di daerah tersebut. Oleh karenanya Raden Aryo Wiryo memeberi nama tempat itu “Kampung Keputihan“, (daerah yang masih asli tak terjamah peradaban agama selain Islam).

Suatu saat datanglah pengembara dari Pesantren Gunung Jati yang merupakan santri Sunan Gunung Jati. Sunan Gunungjati bernama Kyai Elang Sutajaya bermaksud menyebarkan agama Islam dan kemudian Raden Aryo Wiryo dan pengikutnya berkenan mendalami ajaran agama islam untuk lebih memantapkan keimanan para pengikutnya.

Pada saat itu kampung keputihan sedang dilanda wabah pageblug seperti banyak tanah longsor dan penyakit gatal – gatal (gudigen, bahasa setempat)sehingga Kyai Elang Sutajaya mengajak Raden Aryo Wiryo dan warganya untuk berdoa kepada Alllah SWT dengan ritual yang sekarang dikenal sebagai ruwat bumi dengan menyembelih kambing Kendit dan menyajikan hasil bumi seperti Pala Pendem dan sayur mayur yang akan disedekahkan kepada fakir miskin. Acara ritual tersebut terjadi pada bulan Asyuro atau bulan Mukharom dan turun temurun sampai sekarang.

Pada saat berdoa dengan tasyakuran Tahlilan dan Manaqib kala itu, Kanjeng Sunan Gunung Jati berkenan hadir secara ghoib dan memeberikan sebuah guci sakti yang sudah diisi dengan do’a Kanjeng Sunan agar penduduk Kampung Keputihan yang terjangkit wabah gatal segera meminum air guci tersebut dan pojok – pojok Kampung Keputihan agar dipercikkan air guci tersebut untuk menghilangkan kerusakan akibat bencana alam. Sehingga pada saat Radenn Aryo Wiryo berkeliling bersama Kyai Elang Sutajaya dia menemukan sumber mata air panas dibawah sebuah Gua yang sekarang terkenal dengan nama Pancuran 13.

Adapun guci sakti tersebut ditempatkan di sebuah dukuh tempat Raden Aryo Wiryo biasa semadi, daerah tersebut sekarang dikenal dengan nama Telaga Ada di Dukuh Engang Desa Guci, sehingga karena kekeramatan guci tersebut maka Kampung Keputihan dapat pulih kembali, bebas dari pageblug. Untuk mengenang peristiwa tersebut maka Kampung Keputihan diubah namanya menajadi Desa Guci. Adapun guci sakti tersebut sekarang ada di Museum Nasional karena pada zaman Adipati Cokroningrat dari Brebes memindahkannya dari Desa Guci ke pendopo Kadipaten Brebes yang kala itu Desa Guci adalah bagian dari Kabupaten Brebes.

Untuk lebih membaur dengan warga, Raden Aryo Wiryo menggunakan nama samaran yaitu Kyai Ageng Klitik atau untuk lebih akrab dengan sebutan Kyai Klitik. Selain itu penyamaran tersebut juga mengandung maksud lain, sebab keturunan darah biru atau bangsawan dari keraton banyak yang diburu penjajah Belanda. Sampai sekarang tidak diketahui maksud dan asal muasal makna yang sesungguhnya, dia juga menemukan tuk atau mata air panas lain yang sekarang terkenal dengan Pemandian Kasepuhan dan Pemandian Pengasihan yang berkasiat untuk sababiyah berbagai penyakit kulit dan tulang dan sarana mengabulkan khajat tertentu bagi yang meyakininya. Konon kabarnya Pemandian tersebut adalah tempat untuk penjamasan atau memandikan keris Kyai Klitik agar pamornya menjadi sepuh sehingga tempat itu dinamakan Kasepuhan dan tempat untuk memandikan pusaka – pusaka lain yang berpamor welas asih, sehingga tempat tersebut dinamakan Pengasihan. Tempat tersebut sekarang dipergunakan untuk pemandian umum yang didatangi pengunjung dari berbagai tempat.

Setelah Desa Guci semakin ramai maka datanglah seorang pengembara bernama Mbah Segeong dan bertapa di dalam Gua, yang sekarang terkenal dengan Gua Segeong terletak di sebelah selatan Pos I Retribusi sekitar 350 m jaraknya. Pada saat Kyai Elang Sutajaya mensyiarkan agama islam dia sering melakukan semadi di atas sebuah bukit. Di sekitar tempat itu banyak terdapat hewan badak (warak, dalam bahasa Jawa), maka Kyai Elang Sutajaya menyebutnya dengan Kandang Warak yang sekarang nama tersebut digunakan sebagai nama sebuah dukuh di sebelah timur Desa Guci yaitu Dukuh Pekandangan.

Data ini bersumber dari Babad Tanah Jawa dan penuturan leluhur dari keturunan Raden Patah.

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Guci Indah

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Guci Indah

Kawasan Guci Indah merupakan objek wisata air terjun, pemandian air panas, dan taman di kaki Gunung Slamet. Jaraknya sekitar ± 27 km ke arah selatan dari Slawi. Terdapat kebun stroberi yang bisa dipetik langsung, juga terdapat banyak penginapan yang bermunculan sejak 5 tahun terakhir.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • l
  • b
  • s
Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah
Desa
  • Batumirah
  • Begawat
  • Bumijawa
  • Carul
  • Cawitali
  • Cempaka
  • Cintamanik
  • Dukuhbenda
  • Guci
  • Gunungagung
  • Jejeg
  • Muncanglarang
  • Pagerkasih
  • Sigedong
  • Sokasari
  • Sokatengah
  • Sumbaga
  • Traju


Ikon rintisan

Artikel bertopik kelurahan atau desa di Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Guci,_Bumijawa,_Tegal&oldid=26775184"
Kategori:
  • Bumijawa, Tegal
  • Desa di Kabupaten Tegal
  • Desa di Jawa Tengah
Kategori tersembunyi:
  • Artikel yang membutuhkan perubahan gaya penulisan
  • Mapframe Infobox tanpa hubungan OSM di Wikidata
  • Pages using gadget WikiMiniAtlas
  • Artikel sungai dengan peta OpenStreetMap
  • Pages using infobox settlement with no map
  • Pages using infobox settlement with no coordinates
  • Semua daerah tingkat IV di Indonesia
  • Semua desa di Indonesia
  • Artikel desa Januari 2025
  • Artikel yang tidak memiliki referensi Januari 2025
  • Articles with hatnote templates targeting a nonexistent page
  • AC dengan 0 elemen
  • Semua artikel rintisan
  • Rintisan kelurahan di Indonesia
  • Semua artikel rintisan Januari 2025
  • Rintisan kelurahan Januari 2025
  • Halaman yang menggunakan ekstensi Kartographer

Best Rank
More Recommended Articles