More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Jalur kereta api Bandung–Ciwidey - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jalur kereta api Bandung–Ciwidey - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jalur kereta api Bandung–Ciwidey

  • English
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Jalur kereta api Cikudapateuh–Ciwidey)
Jalur kereta api Bandung–Ciwidey
Perjalanan KA di jalur Bandung–Dayeuhkolot–Ciwidey, tepatnya di dekat jembatan Ci Tarum

Jalur kereta api Bandung–Ciwidey
Wikipedia | Kode sumber | Tata penggunaan
Peta
Ikhtisar
JenisJalur lintas cabang
SistemJalur kereta api rel ringan
StatusTidak beroperasi
TerminusBandung
Ciwidey
Operasi
Dibangun olehStaatsspoorwegen
Legalitas pembangunanWet 1 Juni 1918 Staatblad 1918 No. 345 (Bandung–Soreang)
Wet 18 Maret 1921 Staatblad 1921 No. 204 (Soreang–Ciwidey)[1]
Dibuka1921-1924
Ditutup1982
Dibuka kembaliTBA
PemilikPT Kereta Api Indonesia (pemilik aset jalur dan stasiun)
OperatorWilayah Aset II Bandung
Data teknis
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasi20 s.d. 40 km/jam
Titik tertinggi+1.106 meter (3.629 ft) (Ciwidey)
Peta rute
Legenda


km
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

Bandung, Cikudapateuh
BOO–PDL–KH
Cibangkonglor, Kiaracondong
Left arrow Ciroyom – Gedebage Right arrow
Karees
Jl. Gatot Subroto
4+565
Cibangkong
Kavaleri
7+741
Buahbatu
Jl. Soekarno-Hatta
Jalur kereta cepat Whoosh
Tol Purbaleunyi
Jalan Tol
Purbaleunyi
9+851
Bojongsoang
11+780
Dayeuhkolot
+661 M
Jembatan Irene
ke Majalaya
DYK-MJA Right arrow
14+139
Kulalet
16+486
Pameungpeuk
17+558
Cikupa
20+107
Banjaran
22+823
Cangkuang
24+933
Citaliktik
Jl. Gading Tutuka
Jl. Terusan Al-Fathu
Jl. Kopo Bihbul
27+919
Soreang
+734 M
Jl. Ciputih
30+497
Sadu
Jembatan Sadu
Jembatan Rancagoong
34+036
Cukanghaur
Jembatan Cikabuyutan
38+400
Cisondari
40+396
Ciwidey
+1.106 M

km


 
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

Jalur kereta api Bandung–Ciwidey adalah jalur kereta api nonaktif di Jawa Barat, termasuk dalam Wilayah Aset II Bandung. Jalur ini dibangun untuk mengangkut hasil bumi dari Bandung selatan ke Stasiun Bandung atau ke Batavia.

Aslinya, jalur kereta api ini tidak dimulai dari emplasemen Stasiun Cikudapateuh, tetapi pada petak jalan antara stasiun tersebut dengan Stasiun Kiaracondong. Di tengah petak ini terdapat Stasiun Cibangkonglor. Ada beberapa catatan menarik dari jalur ini, yaitu terdapat percabangan dari Halte Cibangkong menuju Kompi Kavaleri dan pabrik senjata Karees, sedangkan dari Stasiun Cibangkonglor terdapat jalur menuju Depot Pertamina Bandung. Sementara itu, perhitungan letak kilometer stasiun-stasiunnya bukan dari Stasiun Cikudapateuh, melainkan dari Stasiun Bandung.

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Perebutan konsesi (1897–1916)

[sunting | sunting sumber]
Jembatan Ci Tarum di jalur Bandung–Dayeuhkolot–Ciwidey

Karena Belanda mengincar produk-produk perkebunan dari wilayah Bandung Selatan, maka dibutuhkan suatu transportasi terpadu yang lebih murah dan cepat. Dahulu, pengangkutan hasil-hasil kebun untuk dikirim ke berbagai jurusan dari wilayah ini harus menggunakan pedati dengan biaya sebesar 15 hingga 18 sen tiap ton. Kelemahan pengangkutan dengan pedati adalah, akses menuju Kota Bandung sangat sukar mengingat jaraknya relatif jauh.[2][3]

Belanda kemudian memutuskan untuk membangun jalur trem dari Bandung menuju Ciwidey. Jalur trem yang dibangun terdiri atas segmen Bandung–Kopo (Soreang) dilanjut menuju Ciwidey dan dibuatkan pula jalur cabang dari Dayeuhkolot menuju Majalaya.[4]:72

Konsesi pembangunan jalur segmen Bandung–Kopo awalnya diajukan oleh A.A. Maas Geesteranus pada 1897. Banyak pihak lain kemudian turut mengajukan konsesi, hingga terpilih Tiedeman & Van Kerchem yang mendapatkan konsesi pembangunan pada 1912. Meskipun demikian, karena aspek teknis yang sulit, Tiedeman & Van Kerchem menawarkan kembali hak konsesi pembangunan kepada pemerintah melalui surat yang dikirimkan kepada Staatsspoorwegen (SS) pada 3 Agustus 1915. Melalui Gouvenement Besluit tanggal 24 Februari 1916 No. 2, pemerintah membatalkan hak konsesi Tiedeman & Van Kerchem dan menugaskan SS untuk membangun jalur kereta api Bandung–Kopo.[5]:7

Pembangunan segmen Bandung–Soreang (1916–1921)

[sunting | sunting sumber]

Pada 30 Oktober 1916, rancangan awal jalur trem Bandung–Kopo selesai dibuat.[5]:7 Jalur utama Preangerlijn di Bandung yang sudah terlalu padat membuat trem tidak dapat memulai perjalanan dari Stasiun Bandung. Hal ini membuat SS berinisiatif untuk membangun Stasiun Karees yang ditujukan sebagai titik awal perjalanan menuju arah selatan.[6] Meskipun demikian, dibangun pula jalur penghubung dari Karees ke Kiaracondong yang ditujukan untuk kereta api barang.[5]:12

Pembangunan dimulai setelah terbitnya Staatblad 1918 No.345 yang terbit pada 1 Juni 1918,[1] dengan dibagi menjadi tiga bagian:

  1. Karees–Buahbatu, sempat tertunda karena menunggu disusunnya rencana jaringan kereta api di Kota Bandung
  2. Buahbatu–Banjaran, menjadi segmen yang lebih dahulu siap dibangun
  3. Banjaran–Soreang, sempat tertunda pula karena harus menunggu kajian perpanjangan jalur menuju Ciwidey.

Akibat penundaan-penundaan tersebut, pembangunan baru dapat dimulai secara penuh pada akhir 1919.[5]:16

Dalam verslag yang dibuat oleh Staatsspoorwegen, jalur Bandung–Kopo (Soreang) dan penghubung Kiaracondong–Karees dibuka pada 13 Februari 1921, bersamaan dengan jalur kereta api Rancaekek–Tanjungsari.[6][4]:72 Acara peresmian jalur dilakukan dengan menaiki trem dari Karees menuju Soreang. Acara tersebut dihadiri oleh pejabat Staatsspoorwegen, Wali Kota Bandung, Residen Priangan, dan Asisten Residen Bandung. Trem berangkat dari Karees pukul 08.15 pagi, berhenti di beberapa perhentian sepanjang jalan, dan sampai di Soreang pukul 09.30. Sesampainya di Soreang, para pejabat memberikan sambutan dan melakukan upacara penguburan kepala kerbau di area stasiun. Rombongan kembali ke Bandung dan tiba pukul 13.00.[7]

Struktur jembatan sementara yang melintasi Ci Sangkuy

Meskipun secara resmi berstatus sebagai jalur trem, jalur ini dapat dilalui oleh kereta api biasa yang berjalan di lintas utama. Kereta api angkutan barang tidak perlu berganti sarana yang lebih ringan untuk melalui jalur cabang menuju Soreang. Meskipun demikian, beberapa jembatan masih menggunakan struktur sementara saat awal pengoperasian karena material jembatan yang didatangkan dari Eropa belum tiba.[5]:19 Rel yang digunakan juga menggunakan tipe R25. Akibatnya, kecepatan operasional kereta api dibatasi layaknya kecepatan trem.[6]

Pengoperasian Soreang–Ciwidey dan pengembangan jalur (1924–1982)

[sunting | sunting sumber]

Dilansir dari De Indische Courant pada Januari 1924, muncul rencana dari SS untuk memindahkan titik keberangkatan dari Stasiun Karees menuju Stasiun Bandung, melalui Stasiun Cikudapateuh. Ide ini muncul setelah pada 1921, SS membatalkan rencana pembangunan stasiun penumpang yang lebih besar di Karees dan lebih memilih membangun jalur ganda di lintas utama.[8] Letak Stasiun Karees yang jauh dari pusat kota juga sering dikritik karena menyulitkan angkutan penumpang dan barang.[9]

Jalur Soreang–Ciwidey awalnya direncanakan dibuka pada 15 Juni 1924. Namun, pembukaan ditunda hingga 17 Juni 1924. Tidak seperti pembukaan segmen sebelumnya, tidak dilakukan perayaan besar-besaran.[10][4]:72 Pembangunan lintas ini ditaksir menelan biaya sebesar ƒ1.776.000,00.[11]

Pada 15 Februari 1925, jalur penghubung dari jalur cabang Ciwidey dan Majalaya menuju Stasiun Bandung resmi dioperasikan. Jalur ini memungkinkan kereta api penumpang dari jalur cabang untuk langsung bergabung ke lintas utama dan mengakhiri perjalanan di Stasiun Bandung. Dengan demikian, kereta api penumpang tidak lagi berhenti di Karees, melainkan di Cikudapateuh.[12]

Selain itu, Belanda pernah merencanakan pembangunan jalur lanjutan dari Ciwidey, yang berakhir di Ciletuh. Jalurnya sendiri direncanakan akan melewati rute dari Ciwidey–Leuweung Datar–Citambur–Kadupandak–Sagaranten–Cicurug II–Ciracap–Ciletuh dan akan memanjang sekitar 200 km dari Bandung. Uniknya jalur ini akan menggunakan kereta api bertenaga listrik sehingga beberapa pembangkit listrik akan dibangun yang salah satunya di air terjun daerah Cigambung.[13] Tetapi rencananya sendiri tak pernah terealisasi karena direktur R.A. Eekhout selaku yang mengajukan rencana ini meninggal dunia pada tahun 1911.[14]

Jalur kereta api ini juga pernah direncanakan memiliki percabangan di Stasiun Banjaran menuju Pangalengan sepanjang 10 km. Sama seperti rencana perpanjangan dari Ciwidey, jalur ini juga rencananya langsung dielektrifikasi.[15]:19 Hal ini tertuang dalam peraturan yang terbit pada 18 Maret 1921, mengatur pembangunan jalur kereta api Citali–Sumedang, Banjaran–Pangalengan, Kopo–Ciwidey, dan Garut–Cikajang. Namun, dua jalur kereta api pertama dalam daftar tersebut tidak pernah dibangun karena alasan finansial.[4]:108

Jalur kereta api dinonaktifkan pada 1 Januari 1982[16] karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Tambahannya lagi, penumpang gelap yang mempergunakan kereta api memperparah kondisi ini. Selama beberapa waktu, jalur ini hanya aktif di beberapa titik; seperti jalur menuju Kavaleri maupun jalur menuju Depot Pertamina. Sebagian rel digunakan hingga pertengahan 2000-an untuk mengangkut tank dari Pindad menuju Kavaleri maupun sebaliknya.

Usulan reaktivasi (2018–sekarang)

[sunting | sunting sumber]

Walaupun Direktorat Jenderal Perkeretaapian sudah membuat masterplan reaktivasi, saat ini belum ada tanda-tanda jalur ini akan digusur dan dikerjakan. Bangunan-bangunan stasiun masih ada, tetapi kondisinya ada yang terawat dan ada pula yang rusak. Asetnya dikuasai oleh PT Kereta Api Indonesia dan sebagian tanah bekas jalurnya sendiri sudah dibangun permukiman penduduk.[17]

Ridwan Kamil, yang pernah menjadi Gubernur Jawa Barat, menjadikan lintas ini sebagai empat prioritas reaktivasi kereta api Jawa Barat pada 2019, bersama dengan Banjar–Cijulang, Cibatu–Cikajang, dan Rancaekek–Tanjungsari.[18] Namun upaya ini belum terlaksana sampai sekarang. Pada tahun 2025, Gubernur Jawa Barat selanjutnya, Dedi Mulyadi, menghidupkan lagi rencana reaktivasi beberapa jalur KA nonaktif di Jawa Barat.[19] Salah satu jalur KA tersebut adalah jalur kereta Bandung-Ciwidey yang rencananya akan dilaksanakan tahun 2027 mendatang.[20] Hingga saat ini, belum ada progres reaktivasi untuk jalur ini.

Jalur terhubung

[sunting | sunting sumber]

Lintas aktif

[sunting | sunting sumber]
  • Bogor–Padalarang–Kasugihan

Lintas nonaktif

[sunting | sunting sumber]
  • Dayeuhkolot–Majalaya
  • Perpotongan jalur Kiaracondong–Karees
  • Perpotongan jalur Cibangkong–Kavaleri

Daftar stasiun

[sunting | sunting sumber]
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas Bandung–Cikudapateuh–Dayeuhkolot–Ciwidey
Segmen Bandung–Soreang
Diresmikan pada tanggal 13 Februari 1921
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung
1430 Bandung BD Jalan Kebon Kawung 43, Kebonjeruk, Andir, Bandung km 155+134 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta
km 0+000 lintas Bandung–Cikudapateuh–Dayeuhkolot–Ciwidey/Majalaya
+709 m Beroperasi
1432 Cikudapateuh CTH Jalan Kembang Sepatu, Samoja, Batununggal, Bandung km 157+772 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta
km 2+638 lintas Bandung–Cikudapateuh–Dayeuhkolot–Ciwidey/Majalaya
+691 m Beroperasi
- Cibangkonglor CBL Cibangkong, Batununggal, Bandung km 3+678 Tidak beroperasi
1716 Cibangkong CBK Jalan Gatot Subroto, Cibangkong, Batununggal, Bandung km 4+565 Tidak beroperasi
1715 Buahbatu BUB km 7+741 Tidak beroperasi
1714 Bojongsoang BSA km 9+851 Tidak beroperasi
1713 Dayeuhkolot DYK Citeureup, Dayeuhkolot, Bandung km 11+780 lintas Bandung–Cikudapateuh–Dayeuhkolot–Ciwidey/Majalaya +661 m Tidak beroperasi
1712 Kulalet KUA km 14+139 Tidak beroperasi
1711 Pameungpeuk PMP km 16+486 Tidak beroperasi
1709 Cikupa CKA km 17+558 Tidak beroperasi
1708 Banjaran BJA Banjaran, Banjaran, Bandung km 20+107 Tidak beroperasi
1707 Cangkuang CAU km 22+823 Tidak beroperasi
1706 Citaliktik CTL km 24+933 Tidak beroperasi
1705 Soreang (Bandung) SRG Pamekaran, Soreang, Bandung km 27+919 +734 m Tidak beroperasi
Segmen Soreang–Ciwidey
Diresmikan pada tanggal 17 Juni 1924
1704 Sadu SAU km 30+497 Tidak beroperasi
1703 Cukanghaur CKH km 34+036 Tidak beroperasi
1702 Cisondari CSD Cisondari, Pasirjambu, Bandung km 38+400 Tidak beroperasi
1701 Ciwidey CWD Ciwidey, Ciwidey, Bandung km 40+396 +1106 m Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang dicetak tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang dicetak miring merupakan stasiun nonaktif.

Referensi:

  • Letak stasiun: [21][22]
  • Pengidentifikasi stasiun: [23]
  • Tanggal pembukaan jalur: [24]:106-124


Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Katam, Sudarsono (2014). Kereta Api di Priangan Tempoe Doeloe. Pustaka Jaya. hlm. 109. ISBN 978-979-419-430-0. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  2. ^ Hakim, C.L. (2018). Politik Pintu Terbuka: Undang-Undang Agraria dan Perkebunan Teh di Daerah Bandung Selatan 1870-1929. Ciamis: Vidya Mandiri.
  3. ^ Lubis, N.H. (1998). Kehidupan kaum ménak Priangan, 1800-1942. Pusat Informasi Kebudayaan Sunda.
  4. ^ a b c d Reitsma, Steven Anne (1928). Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen (dalam bahasa Belanda). Weltevreden: G. KOLFF & Co. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  5. ^ a b c d e NISM (Batavia) (1921). Opening van de lijn Bandoeng-Kopo op 12 Februari 1921 (dalam bahasa Nederlands). Albrecht. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  6. ^ a b c "Opening tramlijnen". De Preanger-bode. 12 Februari 1921. Diakses tanggal 21 Mei 2025.
  7. ^ "Algemeens Spoorbond". Bataviaasch nieuwsblad. 12 Februari 1921. Diakses tanggal 21 Mei 2025.
  8. ^ "Het Spoorwegplan Van Eelde". Bataviaasch nieuwsblad. 1 Maret 1921. Diakses tanggal 21 Mei 2025.
  9. ^ "Spoorwegen en Autodiensten". De Indische courant. 19 Januari 1924. Diakses tanggal 21 Mei 2025.
  10. ^ "Niauwe S. S.-lijn". Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië. 13 Juni 1924. Diakses tanggal 21 Mei 2025.
  11. ^ "NEDERL.- INDIË Nieuwe lijnen der S. S." De Preanger-bode. 9 Juli 1924. Diakses tanggal 21 Mei 2025.
  12. ^ "Een belangrijke verkeers-verbetering". Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië. 7 Februari 1925. Diakses tanggal 21 Mei 2025.
  13. ^ Riyanto, Hevi (21 September 2022). "Jalur Kereta Api Bandung-Ciwidey, Menderu ke Bandung Selatan". tirto.id. Diakses tanggal 11 Januari 2025.
  14. ^ "SEJARAH DAN ARSIP JALUR KA BANDUNG CIWIDEY". SEJARAH DAN ARSIP JALUR KA BANDUNG CIWIDEY. Diakses tanggal 10 Januari 2025.
  15. ^ Reitsma, S. A. (1927). Gids van Bandoeng en Midden-Priangan (dalam bahasa Nederlands). Vorkink. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  16. ^ Kantor Pusat KAI (2010). "Dokumen Lintas Cabang yang Masih Aktif dan Tidak Aktif (PPK.8-2011/OR/ORP-KP.BD)" (Document). Bandung: PT Kereta Api Indonesia (Persero).
  17. ^ Sulistyawan, Yulis (24 Mei 2014). Sulistyawan, Yulis (ed.). "Akhir Tragis Jalur KA Bandung- Ciwidey: Rumah Lurah Pun Dibangun di Atas Rel". Tribunnews.com. Diakses tanggal 12 Oktober 2018.
  18. ^ Kusnadi, Agus. "Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran Termahal". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 6 Mei 2025.
  19. ^ Bagaskara, Bima. "Lima Jalur Kereta Api di Jabar Siap Diaktifkan Kembali". detikjabar. Diakses tanggal 19 April 2025.
  20. ^ Nurcahyo, Agung Tri. "Ini Daftar Jalur KA di Jabar yang Segera Direaktivasi, Salahsatunya Bandung-Ciwidey". PRFM News. Diakses tanggal 19 April 2025.
  21. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). ;
  22. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
  23. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  24. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Media tentang jalur kereta api Bandung–Ciwidey di Wikimedia Commons

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jalur_kereta_api_Bandung–Ciwidey&oldid=27304770"
Kategori:
  • Jalur kereta api tidak aktif di Indonesia
  • Daerah Operasi II Bandung
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • CS1 sumber berbahasa Belanda (nl)
  • Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Galat CS1: pranala luar
  • Use dmy dates
  • Pranala kategori Commons ada di Wikidata
  • Halaman yang menggunakan ekstensi Kartographer

Best Rank
More Recommended Articles