More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Mabuk pascaterbang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mabuk pascaterbang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mabuk pascaterbang

  • العربية
  • অসমীয়া
  • Banjar
  • বাংলা
  • Català
  • Čeština
  • Dansk
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Gaeilge
  • עברית
  • Hrvatski
  • Magyar
  • Հայերեն
  • Italiano
  • 日本語
  • Қазақша
  • 한국어
  • नेपाली
  • Nederlands
  • Norsk nynorsk
  • Norsk bokmål
  • Polski
  • Português
  • Русский
  • Sardu
  • Simple English
  • Slovenčina
  • Српски / srpski
  • Svenska
  • தமிழ்
  • Türkçe
  • Українська
  • اردو
  • Tiếng Việt
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikiwisata
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Jet lag)
Mabuk pascaterbang
Informasi umum
SpesialisasiNeurologi Sunting ini di Wikidata

Mabuk pascaterbang atau Penat terbang (bahasa Inggris: Jet lag), secara medis disebut desinkronosis atau disritmia sirkadian, adalah sebuah kondisi fisiologis yang terjadi akibat gangguan terhadap ritme sirkadian tubuh; hal ini dikelompokkan sebagai salah satu gangguan tidur ritme sirkadian. Mabuk pascaterbang muncul akibat perjalanan cepat lintas meridian (timur-barat atau barat-timur) jarak jauh, sebagaimana yang dilakukan menggunakan pesawat jet.

Kondisi mabuk pascaterbang mungkin berlangsung selama beberapa hari, dan tingkat kesembuhan satu hari per zona waktu yang dilintasi adalah pedoman yang diketahui umum.[1]

Penyebab

[sunting | sunting sumber]

Mabuk pascaterbang adalah masalah kronobiologis,[2] sama seperti masalah yang muncul akibat kerja giliran. Ketika bepergian melintasi beberapa zona waktu, jam tubuh mulai tidak mengalami sinkronisasi dengan waktu kota tujuan, karena tubuh mengalami terang dan gelap yang berbeda dengan ritme yang ditetapkan secara alamiah: pola alamiah tubuh terganggu, karena ritme yang menentukan waktu makan, tidur, pengaturan hormon dan variasi suhu tubuh tidak lagi sesuai dengan lingkungan satu sama lain. Sampai ketika tubuh tidak dapat menyesuaikan kembali ritme ini, tubuh mengalami mabuk pascaterbang.

Kecepatan yang disesuaikan tubuh dengan jadwal baru tergantung masing-masing orang; beberapa orang membutuhkan beberapa hari untuk menyesuaikan dengan zona waktu baru, sementara beberapa lainnya mengalami sedikit gangguan saja. Melintasi satu atau dua zona waktu tidak selalu mengakibatkan mabuk pascaterbang.

Kondisi ini tidak berhubungan dengan panjang penerbangan, tetapi berhubungan dengan jarak lintas meridian (barat-timur) yang ditempuh. Penerbangan sepuluh jam dari Eropa ke Afrika Selatan tidak mengakibatkan mabuk pascaterbang, karena penerbangan dilakukan utara-selatan. Penerbangan lima jam dari pesisir timur ke pesisir barat Amerika Serikat akan mengakibatkan mabuk pascaterbang.

Melintasi Garis Tanggal Internasional tidak mendorong terjadinya mabuk pascaterbang, karena panduan menghitung mabuk pascaterbang adalah jumlah zona waktu yang dilintasi, dan kemungkinan gangguan maksimumnya adalah ditambah atau dikurangi 12 jam. Jika perbedaan waktu antara dua lokasi lebih besar dari 12 jam, kurangi jumlah tersebut dari 24. Misalnya, zona waktu GMT+14 akan menghasilkan GMT-10, meski GMT+14 satu hari lebih maju dari GMT-10.

Gejala

[sunting | sunting sumber]

Gejala mabuk pascaterbang bermacam-macam, tergantung jumlah zona waktu yang dilintasi, masa pada hari (pagi-malam) dan perbedaan pribadi. Gejala-gejalanya meliputi:[3]

  • Sakit kepala
  • Kelelahan, pola tidur tidak biasa, insomnia
  • Disorientasi, kepeningan, iritabilitas
  • Depresi kecil
  • Sembelit atau diare

Jet lag telah diukur menggunakan skala analog sederhana, tetapi sebuah studi menunjukkan bahwa hal ini sama sekali tidak diperlukan untuk menilai semua masalah berkaitan dengan mabuk pascaterbang. Liverpool Jet Lag Questionnaire dibuat untuk menilai semua gejala mabuk pascaterbang yang berbeda beberapa kali sehari, dan alat pengukuran khusus ini telah digunakan untuk menilai mabuk pascaterbang pada atlet.Waterhous et al., 2002

Perawatan

[sunting | sunting sumber]

Sangat mungkin untuk mengurangi dampak mabuk pascaterbang dengan mengikuti beberapa tahap dasar sebelum, ketika, dan setelah penerbangan. Detail penuh mengenai tahap-tahap ini dapat dibaca di dua tinjauan yang diterbitkan Lancet.[4] Ada pula pernyataan positif dari European College of Sports Science mengenai perawatan mabuk pascaterbang untuk atlet.[5]

Sebelum terbang

[sunting | sunting sumber]

Dianjurkan untuk mengunjungi dokter untuk merencanakan strategi penguasaan kondisi medis yang memerlukan pengawasan, termasuk ketika meminum obat atau hal lain yang diperlukan.

Satu taktik adalah berusaha sedikit beradaptasi duluan dengan zona waktu kota tujuan. Ini meliputi memulai rutinitas harian satu jam sebelum atau sesudah waktu normal seseorang selama satu minggu sebelum keberangkatan. Pemakaian kotak cahaya akan membantu mempercepat penyesuaian jam tubuh secara signifikan.[6]

Jika anda terbiasa terbang ke pesisir timur, tidur lah yang cukup dan tidur lebih malam dan terbiasa terbang ke pesisir barat, tidur lah yang cukup dan tidur lebih larut malam atau diluar larut malam. Sebelum 90 menit keberangkatan pesawat atau mau ke bandara tsb.

Dalam penerbangan

[sunting | sunting sumber]

Untuk menghindari dehidrasi, penumpang dianjurkan untuk tidak meminum minuman beralkohol dan kafeina, karena kafeina mengganggu jadwal tidur. Sangat dianjurkan meminum banyak air untuk membantu melawan efek udara kering di dalam pesawat.

Satu pilihan untuk melawan mabuk pascaterbang yaitu memisah-misah perjalanan menjadi beberapa bagian jika terlalu panjang dan menginap di beberapa kota. Selain itu, disarankan agar menyesuaikan jam-jam tidur di pesawat untuk menyamai waktu di kota tujuan.

Kedatangan

[sunting | sunting sumber]

Cara yang membantu mengurangi mabuk pascaterbang adalah mengadaptasikan waktu lokal dan makan sesuai waktu tersebut. Selain itu, terpapar cahaya matahari pada siang hari turut membantu.[7]

Arah perjalanan

[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa bukti bahwa bagi sebagian orang bepergian dari barat ke timur sangat mengganggu. Hal ini bisa jadi disebabkan karena sebagian orang memiliki periode sirkadian lebih lama daripada 24 jam, sehingga lebih mudah untuk bangun lama daripada bangun cepat.[8]

Selain itu, bisa jadi bahwa penerbangan ke timur memaksa penumpang bangun lebih dari satu malam penuh untuk menyesuaikan dengan zona waktu setempat. Misalnya, membandingkan jadwal biasa seorang pelancong yang terbang ke barat dengan pelancong yang terbang ke timur:

  • Ke barat dari Jakarta ke Amsterdam. Perbedaan zona waktu: 5 jam.
Ke barat Jam biologis
Waktu Jakarta
Waktu Amsterdam
Keberangkatan 5 JUN – 23:10 5 JUN – 18:10
Kedatangan 6 JUN – 13:30 6 JUN – 08:30
Jam tidur 6 JUN – 03:00 5 JUN – 22:00
  • Ke timur dari Amsterdam ke Jakarta.
Ke timur Jam biologis
Waktu Amsterdam
Waktu Jakarta
Keberangkatan 5 JUN – 16:45 5 JUN – 21:45
Kedatangan 6 JUN – 06:50 6 JUN – 11:50
Jam tidur 5 JUN – 17:00 5 JUN – 22:00

Skenario pertama sama seperti bangun sepanjang malam dan tidur pukul 6 pagi keesokan harinya-8 jam lebih lambat dari biasanya. Namun skenario kedua (ke timur) sama seperti bangun sepanjang malam dan tidur pukul 2 siang keesokan harinya-14 jam setelah waktu seseorang seharusnya tidur. Beberapa kali tidur di pesawat bisa membantu situasi ini.

Penerbangan mata merah adalah skenario ke timur lainnya, misalnya penerbangan yang meninggalkan pesisir barat Indonesia pada tengah malam (WIB) dan tiba di pesisir timur pagi hari (WIT). Relatif terhadap waktu penerbangan yang lebih pendek dan zona waktu yang dilalui, tubuh mengalami istirahat yang kurang dari optimal untuk memulai aktivitas harian.

Penyembuhan

[sunting | sunting sumber]

Karena pengalaman mabuk pascaterbang beragam pada setiap orang, sulit untuk menilai kemanjuran cara penyembuhan tertentu. Penyesuaian bertahap selama beberapa hari tidur dengan mempertahankan panjang regulernya yaitu 7-8 jam dapat mengurangi kelelahan dan mencegah depresi. Jika tujuannya adalah menyesuaikan dengan waktu setempat, ini dapat dibantu dengan menghindari tidur sore hari dan melakukan makan malam kaya karbohidrat rendah protein lebih awal.[butuh rujukan]

Sebagian besar obat kimia dan herbal, termasuk hormon melatonin, belum diuji maupun disetujui oleh lembaga resmi seperti United States Food and Drug Administration. Beberapa studi telah menguji pemakaian melatonin untuk mabuk pascaterbang dan memberi hasil yang beragam, mungkin dikarenakan pengaturan waktu penyesuaian harus tepat dan tergantung masing-masing orang.[butuh rujukan]

Melatonin

[sunting | sunting sumber]

Melatonin ada di aliran darah secara alami dengan jumlah yang berbeda-beda tergantung masa pada hari. Melatonin diproduksi oleh kelenjar pineal pada malam hari; sekresi berhenti ketika tidak ada cahaya memasuki mata. Hormon ini memainkan peran penting dalam ritme sirkadian yang mengatur berbagai fungsi penting tubuh.[9]

Studi tahun 2005 memperlihatkan bahwa melatonin efektif membantu orang-orang tidur dengan dosis 0,3 miligram (mg). Kemudian, untuk mengobati mabuk pascaterbang, dosis melatonin yang disarankan adalah 0,3–0,5 mg dan diminum pada hari pertama bepergian. Pengobatan dengan dosis tinggi dapat mengakibatkan ketiduran, kelesuan, kebingungan, dan berkurangnya ketajaman ingatan.[7]

Pernyataan positif mengenai pemakaian melatonin untuk mengurangi mabuk pascaterbang pada atlet diterbitkan di British Journal of Sports Medicine.[10] Melatonin tidak disarankan untuk orang-orang dengan gejala sakit jiwa berat, alergi berat, penyakit otoimun, kanker sistem imun, atau wanita hamil.[11]

Terapi cahaya

[sunting | sunting sumber]

Tubuh membutuhkan sekitar satu hari per zona waktu untuk menyesuaikan ritme sirkadiannya. Pembuat lampu terapi cahaya mengklaim bahwa penggunaan terapi cahaya dapat mempercepat proses hingga satu jam per zona waktu jika dipakai pada waktu yang tepat, bersama dengan penghindaran cahaya pada masa-masa tertentu.[12]

Penelitian pada hewan

[sunting | sunting sumber]

Penelitian terkini terhadap hamster memperlihatkan bahwa sildenafil sitrat (secara komersial dikenal sebagai Viagra) membantu penyembuhan 50% lebih cepat dibandingkan dengan perjalanan ke timur yang dijalani manusia dan lebih efektif jika dimulai pada dosis rendah.[13] Namun, pemakaian ini belum diuji pada manusia dan dianggap penggunaan luar label oleh para pembuat obat-obatan.

Keberadaan sedikit cahaya pada malam hari mempercepat tingkat penyembuhan pada hamster yang bepergian ke timur dan barat dengan semua usia sebesar 50%; hal ini diduga berkaitan dengan simulasi cahaya bulan.[14]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Kronobiologi
  • Terapi ringan
  • Penerbangan mata merah, penerbangan ke timur sepanjang malam tanpa waktu yang cukup untuk istirahat penuh.

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Jet lag". Medic8. Diakses tanggal 2010-26-9.
  2. ^ Waterhouse, 1999
  3. ^ Cunha, John P.; Stöppler, Melissa Conrad. "Jet Lag". Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  4. ^ Waterhouse et al., 1997; 2007
  5. ^ Reilly et al., 2007[pranala nonaktif permanen]
  6. ^ How to prevent and treat jet lag with light therapy Diarsipkan 2011-07-13 di Wayback Machine., although this needs to be confirmed with more filed-based research. Currently, a major project on the effects of bright light on human circadian rhythms and jet lag is being undertaken by the Chronobiology Research group Diarsipkan 2012-02-08 di Wayback Machine. at Liverpool John Moores University. Retrieved 29/10/2010
  7. ^ a b "Jet Lag". Diakses tanggal 2010-05-10.
  8. ^ Rozell, Ned (1995). "Fly East for Bad Jet Lag". Diarsipkan dari asli tanggal 2009-07-24. Diakses tanggal 2011-07-05. ;
  9. ^ "Melatonin Treatment for Jet Lag". Diarsipkan dari asli tanggal 2010-05-15. Diakses tanggal 2010-05-10.
  10. ^ Waterhouse et al., 1998
  11. ^ "Conclusions on Melatonin". Diarsipkan dari asli tanggal 2007-12-12. Diakses tanggal 2010-05-10.
  12. ^ Research into light therapy and jet lag Diarsipkan 2011-11-02 di Wayback Machine.. Retrieved 29/10/2010
  13. ^ "Viagra could aid jetlag recovery". BBC News. 2007-05-22. Diakses tanggal 2007-05-22.
  14. ^ DOI:10.1016/j.cub.2009.01.023
    Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda dapat melewati antrian atau membuat secara manual

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • British Airways Jet Lag calculator
  • Body Clock Jet Lag calculator
  • JetLag Genie iPhone app
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mabuk_pascaterbang&oldid=26726485"
Kategori:
  • Galat CS1: periode hilang
  • Gangguan tidur
  • Zona waktu
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: tanggal
  • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Halaman dengan referensi DOI tidak lengkap
  • Halaman yang menggunakan infobox kondisi medis dengan parameter yang tidak diketahui
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan Januari 2025

Best Rank
More Recommended Articles