More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Evolusi Jangka Panjang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Evolusi Jangka Panjang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Evolusi Jangka Panjang

  • العربية
  • Azərbaycanca
  • Български
  • বাংলা
  • Català
  • Čeština
  • Dansk
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Galego
  • עברית
  • Magyar
  • Íslenska
  • Italiano
  • 日本語
  • Қазақша
  • ಕನ್ನಡ
  • 한국어
  • Kurdî
  • Latviešu
  • Монгол
  • Bahasa Melayu
  • Nederlands
  • Norsk bokmål
  • Polski
  • Português
  • Română
  • Русский
  • Саха тыла
  • Simple English
  • Slovenčina
  • Slovenščina
  • Soomaaliga
  • Shqip
  • Svenska
  • Kiswahili
  • தமிழ்
  • Тоҷикӣ
  • ไทย
  • Türkçe
  • Українська
  • اردو
  • Tiếng Việt
  • 吴语
  • მარგალური
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari LTE (telekomunikasi))
Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.
Cari sumber: "Evolusi Jangka Panjang" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR

3GPP Long Term Evolution atau yang biasa disingkat LTE adalah sebuah standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA. Jaringan antarmukanya tidak cocok dengan jaringan 2G dan 3G, sehingga harus dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang terpisah. Teknologi ini mampu mengunduh sampai dengan kecepatan 300 mbps dan upload 75 mbps. Layanan LTE pertama kali dibuka oleh perusahaan TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada tanggal 14 desember 2009.

3GPP Long Term Evolution, atau lebih dikenal dengan sebutan LTE dan dipasarkan dengan nama 4G LTE adalah sebuah standard komunikasi nirkabel berbasis jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA untuk aksess data kecepatan tinggi menggunakan telepon seluler mau pun perangkat mobile lainnya.

LTE pertama kali diluncurkan oleh TeliaSonera di Oslo dan Srockholm pada 14 Desember 2009. LTE adalah teknologi yang didaulat akan menggantikan UMTS/HSDPA. LTE diperkirakan akan menjadi standardisasi telepon seluler secara global yang pertama.

Walaupun dipasarkan sebagai teknologi 4G, LTE yang dipasarkan sekarang belum dapat disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di tetapkan 3GPP pada release 8 dan 9 belum memenuhi standardisasi organisasi ITU-R. Teknologi LTE Advanced yang dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai teknologi 4G.

Sekilas tentang LTE

[sunting | sunting sumber]

LTE sudah mulai dikembangkan oleh 3GPP sejak tahun 2004. Faktor-faktor yang menyebabkan 3GPP mengembangakan teknologi LTE antara lain adalah permintaan dari para pengguna untuk peningkatan kecepatan akses data dan kualitas servis serta memastikan berlanjutnya daya saing sistem 3G pada masa depan.

3GPP LTE mewakili kemajuan besar di dalam teknologi seluler. LTE di rancang untuk memenuhi kebutuhan operator akan akses data dan media angkut yang berkecepatan tinggi serta menyokong kapasitas teknologi suara untuk beberapa dekade mendatang. LTE meliputi data berkecepatan tinggi, multimedia unicast dan servis penyiaraan multimedia. Selain itu LTE diperkirakan dapat membawa komunikas pada tahap yang lebih tinggi, tidak hanya menghubungkan manusia saja tetapi dapat juga menyambungkan mesin.

Teknologi LTE dan layanannya

[sunting | sunting sumber]
  • Teknologi LTE secara teoretis menawarka kecepatan downlink hingga 300 Mbps dan Uplink 75 Mbps.
  • LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Mutiplexing (OFDM) yang mentransmisikan data melaului banyak operator spektrum radio yang masing-masing nya sebesar 180 kHz. OFDM melakukan transmisi dengan cara membagi aliran data menjadi banyak aliran-aliran yang lebih lambat yang ditransmisikan secra serentak. Dengan menggunakan OFDM memperekecil kemungkinan terjadinya efek multi path.
  • Meningkatakan kecepatan transmisi secara keseluruhan, channel transmisi yang digunakan LTE diperbesar dengan cara meningkatan kuantitas jumlah operator spectrum radio tanpa mengganti parameter channel spectrum radio itu sendiri. LTE harus bisa beradaptasi sesuai jumlah bandwith yang tersedia.
  • LTE mengadopsi pendekatan all-IP. Menggunakan arsitektur jaringan all-IP ini menyederhanakan rancangan dan implementasi dari antar muka LTE, jaringan radio dan jaringan inti, hingga memungkinkan industri wireless untuk beroprasi layaknya fixed-line network.
  • Agar menjadi universal, perangkat mobile yang berbasis LTE harus juga mampu menyokong GSM, GPRS, EDGE dan UMTS. Jika dilihat dari sisi jaringan, antar muka dan protocol ditempatkan di tempat yang memungkinkan terjadinya perpindahan data selancar mungkin jika pengguna berpindah tempat ke daerah yang memiliki teknologi antar muka yang berbeda.

Arsitektur Jaringan dan Antarmuka dari Teknologi LTE

[sunting | sunting sumber]

Secara keseluruhan jaringan arsitektur LTE sama dengan teknologi GSM dan UMTS. Ada 3 komponen utama dalam arsitektur LTE yaitu User Equipment (UE), Evolved Universal Terrestrial Radio (E-UTRAN) dan Evolved Packet Core (EPC)[1]

Pengaturan teknologi LTE

[sunting | sunting sumber]

Transmisi data dalam LTE baik dalam arah uplink maupun downlink dikontrol oleh jaringan. Proses ini sama seperti teknologi GSM maupun UMTS. Di dalam sistem LTE, pengaturan sepenuhnya dikontrol oleh eNode-B.

Pita Frekuensi

[sunting | sunting sumber]

Standar LTE mencakup berbagai pita, yang masing-masing ditandai dengan frekuensi dan nomor pita:

  • Amerika Utara – 600, 700, 850, 1700, 1900, 2300, 2500, 2600, 3500, 5000 MHz (pita 2, 4, 5, 7, 12, 13, 14, 17, 25, 26, 28, 29, 30, 38, 40, 41, 42, 43, 46, 48, 66, 71)
  • Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Karibia – 600, 700, 800, 850, 900, 1700, 1800, 1900, 2100, 2300, 2500, 2600, 3500, 5000 MHz (pita 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 13, 14, 17, 20, 25, 26, 28, 29, 38, 40, 41, 42, 43, 46, 48, 66, 71)
  • Eropa – 450, 700, 800, 900, 1500, 1800, 2100, 2300, 2600, 3500, 3700 MHz (pita 1, 3, 7, 8, 20, 22, 28, 31, 32, 38, 40, 42, 43)[115][116]
  • Asia – 450, 700, 800, 850, 900, 1500, 1800, 1900, 2100, 2300, 2500, 2600, 3500 MHz (pita 1, 3, 5, 7, 8, 11, 18, 19, 20, 21, 26, 28, 31, 38, 39, 40, 41, 42)[117]
  • Afrika – 700, 800, 850, 900, 1800, 2100, 2300, 2500, 2600 MHz (pita 1, 3, 5, 7, 8, 20, 28, 40, 41)[rujukan diperlukan]
  • Oseania (termasuk Australia[118][119] dan Selandia Baru[120]) – 700, 850, 900, 1800, 2100, 2300, 2600 MHz (pita 1, 3, 5, 7, 8, 28, 40)

Akibatnya, ponsel dari satu negara mungkin tidak berfungsi di negara lain. Pengguna memerlukan ponsel yang mendukung multi-band untuk roaming internasional.

Pengaturan Downlink

[sunting | sunting sumber]

Pada arah downlink, eNode-B bertanggung jawab untuk menyampaikan data yang diterima dari jaringan kepada para pengguna, melalui antar muka udara.

Pengaturan Uplink

[sunting | sunting sumber]

Untuk mendapatkan informasi, perangkat mobil harus mengirimkan permintaan penugasaan kepada eNode-B.

Prosedur Dasar

[sunting | sunting sumber]

Perangkat LTE yang cenderung lebih data sentris akan memulai pencarian jaringan yang sesuai terdahulu. Jika perangkat tidak menemukan cell LTE maka perangkat akan menggunakan teknologi cell UMTS dan GSM.

Setelah perangkat mobile informasi untuk untuk bisa mengakses jaringan terpenuhi, maka perangkat akan melakukan prosedur attach. Prosedur attach memberikan alamat IP dan perangkat mobile mulai bisa mengirim dan menerima data dari jaringan.

Pada teknologi GSM dan UMTS perangkat bisa tersambung dengan jaringan tanpa alamat IP ( internet protocol ), namun pada teknologi LTE ( long term evolution ) perangkat harus memiliki alamat IP agar tersambung dengan jaringan.

Jaringan telepon

[sunting | sunting sumber]

Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya LTE menggunakan jaringan all-IP. Sedangkan telepon pada GSM dan UMTS menggunakan circuit switching. Dengan pengadopsian teknologi LTE, maka para operator harus merencanakan ulang jaringan telepon mereka. Muncullah empat pendekatan yang dapat digunakan:

  • CSFB (Circuit Switched Fallback): Pada pendekatan ini, LTE hanya menyediakan servis data dan ketika telepon dilakukan atau diterima maka akan kembali menggunakan circuit switching. Kerugian yang didapatkan adalah pengaturan telepon mengambil waktu yang lebih lama. Solusi ini digunakan untuk ponsel yang belum mendukung VoLTE.
  • SVLTE (Simultaneous Voice and LTE): Pada pendekatan ini ponsel bekerja sebagai LTE dan circuit switching secara bersamaan. Kekurangan pada pendekatan ini adalah ponsel cenderung memiliki harga mahal dan menggunakan konsumsi tenaga yang tinggi.
  • VoLTE (Voice over LTE): Pendekatan ini berbasis pada IP multimedia subsistem, yang bertujuan menyokong akses telepon dan multimedia melalui terminal nirkabel.
  • SRVCC (Single Radio Voice Call Continuity): Pendekatan ini mengambil kelebihan dari CSFB dan VoLTE, dimana fungsi handover yang memungkinkan panggilan telepon LTE secara terus menerus dengan menggunakan jaringan 2G/3G tanpa gangguan. kelebihannya operator hanya menghubungkan MSC pada jaringan 2G/3G ke IMS.

Selain keempat pendekatan di atas, terdapat alternatif lain yang tidak diinisiasikan oleh operator yaitu , Over-the-top-content servis , menggunakan aplikasi seperti skype dan google talk untuk menyediakan servis telepon bagi LTE. Walupun begitu sekarang dan beberapa masa kedapan, servis telepon masih menjadi pemasukan utama bagi operator mobile. Maka menggantungkan servis telepon LTE sepenuhnya pada OTT, merupakan suatu tindakan yang tidak akan menerima banyak dukungan dari industri telekomunikasi.

Pita Frekuensi

[sunting | sunting sumber]

Tabel berikut mencantumkan pita frekuensi LTE yang ditentukan dan lebar kanal yang didukung masing-masing pita. Nomor pita dapat ditulis dengan awalan "b" seperti pada "b66" untuk pita 66.[2]

Band Duplex
mode[A 1]
ƒ
(MHz)
Common
name
Subset
of band
Uplink[A 2]
(MHz)
Downlink[A 3]
(MHz)
Duplex
spacing
(MHz)
Channel bandwidths
(MHz)
Notes
1 FDD 2100 IMT 65 1920 – 1980 2110 – 2170 190 5, 10, 15, 20
2 FDD 1900 PCS 25 1850 – 1910 1930 – 1990 80 1.4, 3, 5, 10, 15, 20
3 FDD 1800 DCS 1710 – 1785 1805 – 1880 95 1.4, 3, 5, 10, 15, 20
4 FDD 1700 AWS‑1 10, 66 1710 – 1755 2110 – 2155 400 1.4, 3, 5, 10, 15, 20
5 FDD 850 Cellular 26 824 – 849 869 – 894 45 1.4, 3, 5, 10
7 FDD 2600 IMT-E 2500 – 2570 2620 – 2690 120 5, 10, 15, 20
8 FDD 900 Extended GSM 880 – 915 925 – 960 45 1.4, 3, 5, 10
11 FDD 1500 Lower PDC 74 1427.9 – 1447.9 1475.9 – 1495.9 48 5, 10 Japan
12 FDD 700 Lower SMH 85 699 – 716 729 – 746 30 1.4, 3, 5, 10
13 FDD 700 Upper SMH 777 – 787 746 – 756 −31 5, 10
14 FDD 700 Upper SMH 788 – 798 758 – 768 −30 5, 10
17 FDD 700 Lower SMH 12, 85 704 – 716 734 – 746 30 5, 10
18 FDD 850 Lower 800 26 815 – 830 860 – 875 45 5, 10, 15 Japan
19 FDD 850 Upper 800 5, 26 830 – 845 875 – 890 45 5, 10, 15 Japan
20 FDD 800 Digital Dividend 832 – 862 791 – 821 −41 5, 10, 15, 20 EU
21 FDD 1500 Upper PDC 74 1447.9 – 1462.9 1495.9 – 1510.9 48 5, 10, 15 Japan
24 FDD 1600 Upper L‑Band 1626.5 – 1660.5[B 1] 1525 – 1559[B 2] −101.5 or −120.5 5, 10 US
25 FDD 1900 Extended PCS 1850 – 1915 1930 – 1995 80 1.4, 3, 5, 10, 15, 20
26 FDD 850 Extended Cellular 814 – 849 859 – 894 45 1.4, 3, 5, 10, 15
28 FDD 700 APT 703 – 748 758 – 803 55 3, 5, 10, 15, 20
29 SDL 700 Lower SMH 44 — 717 – 728 — 3, 5, 10
30 FDD 2300 WCS 2305 – 2315 2350 – 2360 45 5, 10
31 FDD 450 NMT 452.5 – 457.5 462.5 – 467.5 10 1.4, 3, 5
32 SDL 1500 L‑Band 75 — 1452 – 1496 — 5, 10, 15, 20 EU
34 TDD 2000 IMT 2010 – 2025 — 5, 10, 15
37 TDD 1900 PCS 1910 – 1930 — 5, 10, 15, 20 PCS Duplex Spacing
38 TDD 2600 IMT-E 41 2570 – 2620 — 5, 10, 15, 20 IMT-E Duplex Spacing
39 TDD 1900 DCS–IMT Gap 1880 – 1920 — 5, 10, 15, 20
40 TDD 2300 S-Band 2300 – 2400 — 5, 10, 15, 20
41 TDD 2500 BRS 2496 – 2690 — 5, 10, 15, 20 US
42 TDD 3500 CBRS 3400 – 3600 — 5, 10, 15, 20 EU, Japan
43 TDD 3700 C-Band 3600 – 3800 — 5, 10, 15, 20
46 TDD 5200 U-NII-1–4 5150 – 5925 — 10, 20 LAA
47 TDD 5900 U-NII-4 46 5855 – 5925 — 10, 20 V2X
48 TDD 3500 CBRS 3550 – 3700 — 5, 10, 15, 20 US
50 TDD 1500 L‑Band 45 1432 – 1517 — 3, 5, 10, 15, 20 EU
51 TDD 1500 L‑Band Extension 1427 – 1432 — 3, 5 EU
53 TDD 2400 S-Band 2483.5 – 2495 — 1.4, 3, 5, 10
54 TDD 1600 L-Band 1670 – 1675 — 1.4, 3, 5
65 FDD 2100 Extended IMT 1920 – 2010 2110 – 2200 190 1.4, 3, 5, 10, 15, 20
66 FDD 1700 Extended AWS 1710 – 1780 2110 – 2200[B 3] 400 1.4, 3, 5, 10, 15, 20 AWS‑1–3
67 SDL 700 EU 700 — 738 – 758 — 5, 10, 15, 20
69 SDL 2600 IMT-E — 2570 – 2620 — 5, 10, 15, 20 IMT-E Duplex Spacing
70 FDD 1700 Supplementary AWS 1695 – 1710 1995 – 2020 300 or 295[B 4] 5, 10, 15, 20[B 5] AWS‑2–4[3]
71 FDD 600 Digital Dividend 663 – 698 617 – 652 −46 5, 10, 15, 20 US
72 FDD 450 PMR 451 – 456 461 – 466 10 1.4, 3, 5 EU
73 FDD 450 PMR 450 – 455 460 – 465 10 1.4, 3, 5 APT
74 FDD 1500 Lower L‑Band 1427 – 1470 1475 – 1518 48 1.4, 3, 5, 10, 15, 20 US
75 SDL 1500 L‑Band — 1432 – 1517 — 5, 10, 15, 20 EU
76 SDL 1500 L‑Band Extension — 1427 – 1432 — 5 EU
85 FDD 700 Extended Lower SMH 12 698 – 716 728 – 746 30 5, 10
87 FDD 410 PMR 410 – 415 420 – 425 10 1.4, 3, 5 APT
88 FDD 410 PMR 412 – 417 422 – 427 10 1.4, 3, 5 EU
103 FDD 700 Upper SMH 787 – 788 757 – 758 -30 [4]
106 FDD 900 LMR 896 – 901 935 – 940 39 1.4, 3 US
107 SDO 600 UHF 108 — 612 – 652 — 6, 7, 8 [5]
108 SDO 500 UHF — 470 – 698 — 6, 7, 8 [5]
  1. ^ Frequency-division duplexing (FDD); time-division duplexing (TDD); FDD supplemental downlink (SDL); standalone downlink only (SDO)
  2. ^ User Equipment transmit; Base Station receive
  3. ^ User Equipment receive; Base Station transmit
  1. ^ Uplink restricted to 1627.5–1637.5 MHz and 1646.5–1656.5 MHz
  2. ^ Downlink restricted to 1526–1536 MHz
  3. ^ Downlink between 2180–2200 MHz restricted to intra-band Supplemental Downlink
  4. ^ Duplex spacing depends on whether the Uplink is paired with the lower or the upper part of the Downlink, with the remainder of the Downlink available for use as intra-band Supplemental Downlink
  5. ^ Carrier aggregation only

Pita frekuensi usang

[sunting | sunting sumber]

Pita-pita ini ditetapkan oleh 3GPP, tetapi tidak pernah digunakan secara komersial, tidak didukung oleh perangkat komersial, atau tidak lagi digunakan.[2][2]

Band Duplex
mode[C 1]
ƒ
(MHz)
Common
name
Subset
of band
Uplink[C 2]
(MHz)
Downlink[C 3]
(MHz)
Duplex
spacing
(MHz)
Channel bandwidths
(MHz)
Notes
6 FDD 800 UMTS 800 5, 19, 26 830 – 840 875 – 885 45 5, 10
9 FDD 1800 UMTS 1700 3 1749.9 – 1784.9 1844.9 – 1879.9 95 5, 10
10 FDD 1700 Extended AWS 66 1710 – 1770 2110 – 2170 400 5, 10, 15, 20
22 FDD 3500 C-Band 3410 – 3500 3510 – 3600 100 5, 10, 15, 20
23 FDD 2000 AWS-4 2000 – 2020 2180 – 2200 180 1.4, 3, 5, 10, 15, 20
27 FDD 800 SMR 807 – 824 852 – 869 45 1.4, 3, 5, 10 US
33 TDD 1900 IMT 39 1900 – 1920 — 5, 10, 15, 20
35 TDD 1900 PCS 1850 – 1910 — 1.4, 3, 5, 10, 15, 20 PCS Uplink
36 TDD 1900 PCS 1930 – 1990 — 1.4, 3, 5, 10, 15, 20 PCS Downlink
44 TDD 700 APT 703 – 803 — 3, 5, 10, 15, 20
45 TDD 1500 L-Band 50 1447 – 1467 — 5, 10, 15, 20
49 TDD 3500 C-Band 48 3550 – 3700 — 10, 20
52 TDD 3300 C-Band 3300 – 3400 — 5, 10, 15, 20
68 FDD 700 ME 700 698 – 728 753 – 783 55 5, 10, 15 MEA
252 SDL 5200 U-NII-1 — 5150 – 5250 — 5, 10, 15, 20 LTE-U
255 SDL 5800 U-NII-3 — 5725 – 5850 — 5, 10, 15, 20 LTE-U
  1. ^ Frequency-division duplexing (FDD); time-division duplexing (TDD); FDD supplemental downlink (SDL)
  2. ^ User Equipment transmit; Base Station receive
  3. ^ User Equipment receive; Base Station transmit

Wireless network protocols

[sunting | sunting sumber]

Frekuensi

[sunting | sunting sumber]
Allocated frequencies
Standard Frequencies Spectrum Type
UMTS FDD 850 MHz, 900 MHz, 2.0, 1.9/2.1, 2.1, and 1.7/2.1 GHz Licensed
UMTS-TDD 450, 850 MHz, 1.9, 2, 2.5, and 3.5 GHz[6]
2 GHz
Licensed (Cellular, 3G TDD, BRS/IMT-ext, FWA)
Unlicensed (see note)
CDMA2000 (inc. EV-DO, 1xRTT) 450, 850, 900 MHz 1.7, 1.8, 1.9, and 2.1 GHz Licensed (Cellular/PCS/3G/AWS)
EDGE/GPRS 850 MHz, 900 MHz, 1.8 GHz, and 1.9 GHz Licensed (Cellular/PCS/PCN)
iBurst 1.8, 1.9, and 2.1 GHz Licensed
Flash-OFDM 450 and 870 MHz Licensed
Bluetooth/BLE 2.4 GHz Unlicensed ISM
Low Rate WPAN (802.15.4) 868 MHz, 915 MHz, 2.4 GHz Unlicensed ISM
802.11 2.4, 3.6, 4.9, 5.0, 5.2, 5.6, 5.8, 5.9 and 60 GHz[7] Unlicensed ISM
WiMax (802.16e) 2.3, 2.5, 3.5, 3.7, and 5.8 GHz Licensed
Wireless USB, UWB 3.1 to 10.6 GHz Unlicensed Ultrawideband
VEmesh* 868 MHz, 915 MHz, and 953 MHz Unlicensed ISM
EnOcean* 868.3 MHz Unlicensed ISM

Hak Cipta LTE

[sunting | sunting sumber]

Menurut database milik European Telecommunications Standart Institute (ETSI), terdapat 50 perusahaan yang memiliki hak paten dari LTE.

Kekurangan Teknologi LTE

[sunting | sunting sumber]

Kekurangan yang dimiliki oleh teknologi LTE antara lain adalah biaya untuk infrastruktur jaringan baru relatif mahal. Selain itu jika jaringan harus diperbaharui maka peralatan baru harus diinstal.

Selain itu teknologi LTE menggunakan MIMO (Multiple Input Multiple Output), teknologi yang memerlukan antena tambahan pada pancaran pangakalan jaringan untuk transmisi data. Sebagai akibatnya jika terjadi pembaruan jaringan maka pengguna perlu membeli perangkat baru agar dapat menggunakan infrastruktur jaringan yang baru.

LTE di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Teknologi LTE yang telah diuji coba oleh beberapa operator di Indonesia bukanlah merupakan teknologi 4G yang sebenarnya. Teknologi yang telah diuji coba di Indonesia merupakan LTE release – 8 yang baru memenuhi spesifikasi 3GPP tetapi belum memenuhi spesifikasi IMT-advanced.

Percobaan jaringan LTE ini sudah diupayakan oleh operator, tercatat Telkomsel dan Indosat sudah menguji coba jaringan ini pada tahun 2013, dan kemudian disusul oleh XL. Peluncuran jaringan LTE kepada publik dilakukan oleh operator internet BOLT pada awal 2014 dengan meng-cover daerah ibu kota Jakarta, pada akhir 2014 Telkomsel sudah meluncurkan layanan internet 4G LTE dengan mencakup wilayah Jakarta dan Bali. Tercatat hingga akhir 2015, ada lima operator yang sudah menyelenggarakan 4G LTE, yakni Telkomsel dengan layanan 4G LTE, XL dengan HotRod 4G LTE, Indosat Ooredoo dengan 4GPlus, BOLT 4G LTE, dan Smartfren dengan layanan 4G LTE Advanced dengan jangkauan Pulau Jawa, Madura, Bali dan beberapa kota besar di luar Jawa.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Melenia, Usman dan Satrya (Desember, 2022). "Analisis Perbandingan Throughput Open RAN 4G LTE Arah Downlink Secara Real Dan Berdasarkan 3GPP". e-Proceeding of Engineering, Universitas Telkom. 8 (6): 2716–2722.
  2. ^ a b "TS 36.101: Evolved Universal Terrestrial Radio Access (E-UTRA); User Equipment (UE) radio transmission and reception". 3GPP (Edisi 18.5.0). 2024-04-05. Diakses tanggal 2024-04-16.
  3. ^ Downlink is made up of the PCS-H downlink block and the AWS-4 uplink blocks. The uplink is made up of the AWS-3 unpaired blocks.
  4. ^ Restricted to NB-IoT only
  5. ^ a b LTE based 5G terrestrial broadcast
  6. ^ "UMTS-TDD developer's frequency notes". Diarsipkan dari asli tanggal 2006-11-27. Diakses tanggal 2006-12-30.
  7. ^ IEEE 802.11, List of WLAN channels
  • Sauter, Martin (24 Maret 2012). From GSM to LTE: an introduction to mobile networks and mobile broadband. A John Wiley and Sons.hlm.205-274.ISBN 978-0-470-97824-5
  • Dahlman, Erik; Parkvall, Stefan; Skold, Johan (24 Maret 2012). 4G LTE/LTE-Advance for Mobile Broadband. Elsevier.ISBN 978-0-12-385489-6
  • Dwi Cahyadi, Agung (Maret 2012). “Saatnya Beralih ke LTE?”, CHIP 3: 48-49.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Who Owns LTE Patents?
  • What is LTE - Long Term Evolution
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Evolusi_Jangka_Panjang&oldid=27521464"
Kategori:
  • Telekomunikasi seluler
  • Standar telekomunikasi bergerak
  • Reka cipta Jepang
  • Telekomunikasi
  • Standar jaringan nirkabel
  • LTE (telekomunikasi)
Kategori tersembunyi:
  • Galat CS1: tanggal
  • Artikel yang tidak memiliki referensi Juli 2025
  • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN

Best Rank
More Recommended Articles