More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Narsisisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Narsisisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Narsisisme

  • Afrikaans
  • Alemannisch
  • العربية
  • مصرى
  • Asturianu
  • Azərbaycanca
  • Беларуская
  • Български
  • বাংলা
  • Bosanski
  • Català
  • کوردی
  • Čeština
  • Dansk
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Gaeilge
  • Galego
  • עברית
  • हिन्दी
  • Hrvatski
  • Magyar
  • Հայերեն
  • Italiano
  • 日本語
  • ქართული
  • Қазақша
  • ಕನ್ನಡ
  • 한국어
  • Kurdî
  • Latina
  • Lëtzebuergesch
  • Lietuvių
  • Latviešu
  • Македонски
  • Монгол
  • Bahasa Melayu
  • မြန်မာဘာသာ
  • مازِرونی
  • Nederlands
  • Norsk bokmål
  • Português
  • Română
  • Русский
  • Scots
  • سنڌي
  • Srpskohrvatski / српскохрватски
  • Simple English
  • Slovenčina
  • Slovenščina
  • Shqip
  • Српски / srpski
  • Svenska
  • தமிழ்
  • Тоҷикӣ
  • ไทย
  • Türkçe
  • Українська
  • اردو
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
  • Tiếng Việt
  • 吴语
  • ייִדיש
  • 中文
  • 粵語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Narsisme)
Untuk kelainan psikis, lihat Gangguan kepribadian narsistik.
Narkissos atau Narsisus jatuh cinta terhadap dirinya sendiri. Lukisan karya Michelangelo Caravaggio.

Narsisisme (dari bahasa Inggris) atau narsisme (dari bahasa Belanda) adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis (narcissist). Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narkissos (versi bahasa Latin: Narcissus), yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Ia sangat terpengaruh oleh rasa cinta akan dirinya sendiri dan tanpa sengaja menjulurkan tangannya hingga tenggelam dan akhirnya tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.[1]

Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir,[2] bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain.[3] Narsisisme memiliki sebuah peranan yang sehat dalam artian membiasakan seseorang untuk berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain demi membuat dirinya bahagia.[4] Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis. Kelainan kepribadian atau bisa disebut juga penyimpangan kepribadian merupakan istilah umum untuk jenis penyakit mental seseorang, di mana pada kondisi tersebut cara berpikir, cara memahami situasi dan kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi normal. Kondisi itu membuat seseorang memiliki sifat yang menyebabkannya merasa dan berperilaku dengan cara-cara yang menyedihkan, membatasi kemampuannya untuk dapat berperan dalam suatu hubungan. Seseorang yang narsis biasanya terlihat memiliki rasa percaya diri yang sangat kuat, tetapi apabila narsisme yang dimilikinya sudah mengarah pada kelainan yang bersifat patologis, maka rasa percaya diri yang kuat tersebut dapat digolongkan sebagai bentuk rasa percaya diri yang tidak sehat, karena hanya memandang dirinya sebagai yang paling hebat dari orang lain tanpa bisa menghargai orang lain.[5] Selain itu, seseorang dengan sifat narsis yang berlebihan memiliki kecenderungan untuk meninggikan dirinya di hadapan orang lain, menjaga harga dirinya dengan merendahkan orang lain saat orang lain memiliki kemampuan atau hal yang lebih baik darinya, bahkan tidak segan untuk mengasingkan orang lain untuk memperoleh kemenangan.[1]

Narsisme yang tinggi dicirikan dengan mengeksploitasi hak, harga diri yang meningkat, dan kebutuhan yang tidak proporsional akan kekuasaan.[6] Sementara narsisme yang rentan, membahas hipersensitivitas, harga diri rendah, kebencian dan kemarahan. Contohnya, hanya narsisme yang cenderung terkait dengan ekstraversi dan openness, serta nilai pengarahan diri dan stimulasi, sedangkan psikopati dan makiaveli tidak. Ketika narsisme dan harga diri bertemu satu sama lain dalam memprediksi agresi, narsisme biasanya akan lebih unggul. Tetapi, ketika domain dark tetrad lainnya dikendalikan, narsisme memiliki sedikit hubungan dengan agresi dalam keadaan dan di antaradan di antara penyakit mental yang ditemukan pada populasi. Meskipun sifatnya yang tidak berperasaan dan tidak menyenangkan mungkin menandakan kekerasan, orang narsisis yang tinggi terus percaya bahwa orang lain mengagumi mereka dan oleh karena itu hanya menyerang ketika kepercayaan semacam itu terancam.[7]

Beberapa teori yang berlaku saat ini menyatakan bahwa penyebab narsisme dipengaruhi beberapa hal seperti faktor biologis dan genetik, faktor sosial, dan faktor psikologis seseorang. dan kerusakan pada korteks prefrontal korteks cingulate anterior dan insula kanan otak laki-laki, faktanya pada subjek dengan spektrum kepribadian narsisisme mereka membahayakan orang lain terutama pada mayoritas perempuan yang dibunuh oleh laki-laki narsisisme seperti femisida.[8]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]
  • Narsisisme kolektif
  • Efek Dunning–Kruger
  • Kesombongan
  • Gangguan kepribadian narsisistik
  • Bunga narsis

Rujukan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Ann M. King, Sheri L. Johnson, Gerald C. Davison, John M. Neale . 2010 . Abnormal Psychology, 11th Edition . John Wiley & Sons, Inc. ISBN 978-0-470-43314-0
  2. ^ Freud, Sigmund. 1914. On Narcissism: An Introduction.
  3. ^ Morrison, Andrew. 1997. Shame: The Underside of Narcissism. The Analytic Press. ISBN 0-88163-280-5
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2009-12-31. Diakses tanggal 2009-12-28.
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2019-09-17. Diakses tanggal 2010-04-19.
  6. ^ Krizan, Zlatan; Herlache, Anne D. (2018-02-01). "The Narcissism Spectrum Model: A Synthetic View of Narcissistic Personality". Personality and Social Psychology Review (dalam bahasa Inggris). 22 (1): 3–31. doi:10.1177/1088868316685018. ISSN 1088-8683.
  7. ^ Paulhus, Delroy L.; Robins, Richard W.; Trzesniewski, Kali H.; Tracy, Jessica L. (2004-04-01). "Two Replicable Suppressor Situations in Personality Research". Multivariate Behavioral Research. 39 (2): 303–328. doi:10.1207/s15327906mbr3902_7. ISSN 0027-3171. PMID 26804578.
  8. ^ http://psychcentral.com/disorders/narcissistic-personality-disorder-symptoms/
Ikon rintisan

Artikel bertopik psikologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Narsisisme&oldid=27441832"
Kategori:
  • Psikologi
  • Cinta
  • Hambatan untuk berpikir kritis
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN
  • Semua artikel rintisan
  • Semua artikel rintisan selain dari biografi
  • Rintisan bertopik psikologi
  • Semua artikel rintisan Juni 2025

Best Rank
More Recommended Articles