More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Orang utan sumatra - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Orang utan sumatra - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Orang utan sumatra

  • Aragonés
  • العربية
  • مصرى
  • Kotava
  • Basa Bali
  • Български
  • Català
  • Cebuano
  • Čeština
  • Dansk
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Galego
  • עברית
  • Hrvatski
  • Magyar
  • Հայերեն
  • Italiano
  • 한국어
  • Lietuvių
  • മലയാളം
  • Bahasa Melayu
  • नेपाली
  • Nederlands
  • Norsk bokmål
  • Polski
  • پنجابی
  • Português
  • Русский
  • Simple English
  • Slovenčina
  • Svenska
  • தமிழ்
  • ไทย
  • Türkçe
  • Українська
  • Tiếng Việt
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Wikispesies
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Orang utan Sumatra)

Orang utan Sumatra
Status konservasi

Kritis  (IUCN 3.1)[1]
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primata
Subordo: Haplorhini
Infraordo: Simiiformes
Famili: Hominidae
Genus: Pongo
Spesies:
P. abelli
Nama binomial
Pongo abelli
Lesson, 1827

Orang utan sumatra (Pongo abelii) adalah spesies orang utan terlangka. Orang utan sumatra hidup dan endemik di Sumatra, sebuah pulau yang terletak di Indonesia. Tubuh mereka lebih kecil daripada orang utan kalimantan. Berat bayi orangutan mencapai sekitar 0,5 kilogram pada saat lahir. Betina dewasa mampu memiliki tinggi badan hingga 1,3 meter, dengan berat tubuh sampai 45 kg. Sedangkan orangutan jantan mampu mencapai tinggi sampai 1,8 meter dan berat badan 120 kg.[2]

Perilaku

[sunting | sunting sumber]
Orang utan sumatra di Bukit Lawang

Dibandingkan orang utan kalimantan, orang utan sumatra lebih suka makan buah-buahan dan terutama juga serangga.[3] Buah yang disukai termasuk buah beringin dan nangka. Mereka juga makan telur burung dan vertebrata kecil.[4] Orang utan sumatra lebih singkat dalam makan di batang dalam suatu pohon.

Orang utan sumatra liar di rawa Suaq Balimbing diamati menggunakan alat.[5] Seekor orang utan mematahkan cabang pohon yang panjangnya sekitar satu kaki, menyingkirkan ranting-rantingnya dan mengasah ujungnya. Lalu ia menggunakan batang itu untuk mencungkil lubang pohon untuk mencari rayap. Mereka juga menggunakan batang itu untuk memukul-mukul dinding sarang lebah. Selain itu, orang utan juga menggunakan alat untuk makan buah. Saat buah pohon Neesia matang, buah itu keras, kulit yang bergerigi melunak hingga ia jatuh terbuka. Di dalamnya ada sebuah biji yang disukai orang utan, namun mereka diselimuti rambut yang mirip serat kaca yang sakit bila termakan. Orang utan pemakan Neesia akan memilih batang lima inci, mengulitinya dan kemudian menghilangkan bulu-bulu itu dengannya. Bila buah itu sudah bersih, kera itu akan makan bijinya menggunakan batang itu atau jemarinya. Meskipun rawa yang serupa ada di Kalimantan, orang utan kalimantan liar belum dilihat menggunakan alat sejenis ini.

NHNZ membuat film orang utan sumatra untuk acaranya Wild Asia: In the Realm of the Red Ape; acara itu mempertunjukkan salah satu orang utan menggunakan peralatan sederhana, ranting, untuk menjangkau makanan dari tempat yang sulit. Ada juga serangkaian gambar seekor binatang menggunakan daun besar sebagai payung saat terjadi hujan badai tropis

Orang utan sumatra juga lebih suka diam di pohon daripada sepupunya dari Kalimantan; hal ini mungkin karena adanya pemangsa seperti harimau Sumatra. Mereka bergerak dari pohon ke pohon bergelantungan menggunakan lengannya.

Daur hidup

[sunting | sunting sumber]

Orang utan sumatra lebih sosial daripada orang utan kalimantan. Sekumpulan orang utan ini berkumpul untuk makan sejumlah besar buah di pohon beringin. Akan tetapi, orang utan jantan dewasa umumnya menghindari kontak dengan jantan dewasa lain. Pemerkosaan umum terjadi di antara orang utan. Jantan sub-dewasa akan mencoba kawin dengan betina manapun, meskipun mungkin mereka gagal menghamilinya karena betina dewasa dengan mudah menolaknya. Orang utan betina dewasa lebih memilih kawin dengan jantan dewasa

Rerata jangka waktu kelahiran orang utan sumatra lebih lama daripada orang utan kalimantan dan merupakan rerata jangka waktu terlama di antara kera besar. Orang utan sumatra melahirkan saat mereka berumur sekitar 15 tahun. Bayi orang utan akan dekat dengan induknya hingga tiga tahun. Bahkan setelah itu, anaknya masih akan berhubungan dengan induknya. Kedua spesies orang utan mungkin hidup beberapa dekade; perkiraan panjang umurnya dapat melebihi 50 tahun. Rata-rata perkembangbiakan pertama P. abelii adalah sekitar 12,3 tahun tanpa ada tanda menopause.[3]

Status

[sunting | sunting sumber]
Seekor orang utan sumatra sedang dirawat di Bukit Lawang.

Orang utan sumatra endemik dari pulau Sumatra dan hidupnya terbatas di bagian utara pulau itu. Di alam, orang utan sumatra bertahan di provinsi Aceh (NAD), ujung paling utara Sumatra.[6] Primata ini dulu tersebar lebih luas, saat mereka ditemukan lebih ke Selatan tahun 1800-an seperti di Jambi dan Padang.[7] Ada populasi kecil di provinsi Sumatera Utara sepanjang perbatasan dengan NAD, terutama di hutan-hutan danau Toba. Survei di danau Toba hanya menemukan dua areal habitat, Bukit Lawang (didefinisikan sebagai suaka margasatwa) dan Taman Nasional Gunung Leuser.[8] Tahun 2002, World Conservation Union menempatkan spesies ini dalam IUCN Red List dengan status kritis.

Survei baru-baru ini tahun 2004 memperkirakan ada sekitar 7.300 ekor orang utan sumatra yang masih hidup di alam liar.[6] Beberapa di antaranya dilindungi di lima daerah di Taman Nasional Gunung Leuser dan lainnya hidup di daerah yang tidak terlindungi: blok Aceh barat laut dan timur laut, sungai Batang Toru Barat, Sarulla Timur dan Sidiangkat. Program pembiakan telah dibuat di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di provinsi Jambi dan Riau dan menghasilkan populasi orang utan sumatra yang baru.

Di kurungan, ada lebih banyak kebun binatang dan taman satwa di luar habitat alami yang tertarik pada orang utan secara umum. Orang utan sumatra tertua adalah Ah Meng yang lahir pada tahun 1960.[9] Nonja, yang dianggap yang tertua di kandang atau di alam saat kematiannya, mati di Miami MetroZoo pada umur 55.[10]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • flagPortal Indonesia
  • Fauna Indonesia

Rujukan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ IUCN Detail 121097935
  2. ^ "Orangutan, Kerabat Dekat Manusia yang Kerap Dianiaya". Liputan6. 24 November 2011. Diakses tanggal 14 April 2025.
  3. ^ a b S. A. Wich; S. S. Utami-Atmoko; T. M. Setia; H. D. Rijksen; C. Schürmann, J.A.R.A.M. van Hooff and C. P. van Schaik (2004). "Life history of wild Sumatran orangutans (Pongo abelii)". Journal of Human Evolution. 47 (6): 385–398. doi:10.1016/j.jhevol.2004.08.006.{{cite journal}}: Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  4. ^ BBC - Science & Nature - Wildfacts - Sumatran orangutan
  5. ^ Zimmer, Carl. "Tooling through the trees - tool use by wild orangutans" Discover Magazine, November 1995.
  6. ^ a b Singleton, I., S. Wich, S. Husson, S. Stephens, S. Utami Atmoko, M. Leighton, N. Rosen, K. Traylor-Holzer, R. Lacy, O. Byers (2004). "Orangutan Population and Habitat Viability Assessment". Final Report. IUCN/SSC Conservation Breeding Specialist Group (CSG). IUCN. {{cite conference}}: ( )Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  7. ^ Rijksen, H. D. (1978). "A Field Study on Sumatran Orang utans (Pongo pygmaeus abelli, Lesson 1827)". Ecology, Behavior and Conservation. Wageningen: Veenaman and Zonen.
  8. ^ S. A. Wich; I. Singleton; S. S. Utami-Atmoko; M. L. Geurts; H. D. Rijksen; and C. P. van Schaik (2003). "The status of the Sumatran orang-utan Pongo abelii: an update". Flora & Fauna International. 37 (1): 49. doi:10.1017/S0030605303000115.{{cite journal}}: Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  9. ^ "Singapore's most famous ape celebrates 46th birthday". Khaleej Times. 18 June 2006. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-04-22. Diakses tanggal 2009-04-15. {{cite news}}: ( )
  10. ^ "'World's oldest' orang-utan dies". BBC News. 31 December 2007.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Sumatran Orangutan Society
  • Sumatran Orangutan Conservation Programme[pranala nonaktif permanen]
  • The Orangutan Conservancy
  • ARKive - images and movies of the Sumatran orang-utan (Pongo abelii) Diarsipkan 2006-04-14 di Wayback Machine.
Pengidentifikasi takson
  • Wikidata: Q543424
  • Wikispecies: Pongo abelii
  • ADW: Pongo_abelii
  • BOLD: 151926
  • EoL: 2925671
  • Fossilworks: 232339
  • GBIF: 5707420
  • iNaturalist: 67982
  • ITIS: 944294
  • IUCN: 121097935
  • MSW: 12100804
  • NCBI: 9601
  • Species+: 8203
  • Xeno-canto: Pongo-abelii
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Orang_utan_sumatra&oldid=27144154"
Kategori:
  • Spesies kritis
  • Primata Indonesia
  • Orang utan
  • Pongo
  • Primata Asia
  • Satwa liar dilindungi di Indonesia
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Halaman dengan pemanggilan butir status konservasi dari Wikidata
  • Pemeliharaan speciesbox – Distribusi
  • Artikel dengan format mikro 'spesies'
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen
  • Templat webarchive tautan wayback

Best Rank
More Recommended Articles