More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Pangeran Jayakarta - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pangeran Jayakarta - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pangeran Jayakarta

  • Sunda
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk halte Koridor 12, lihat Halte Transjakarta Pangeran Jayakarta.
Pangeran Achmad Jakerta
( Pangeran Jayakarta IV )
Pangeran Jayakarta IV
Makam Pangeran Jayakarta di Jatinegara Kaum, Pulo Gadung, Jakarta Timur
Adipati Jayakarta Ke - 4
Berkuasa1619 - 1619
PendahuluPangeran Wijayakrama
KematianKesultanan Banten
WangsaTubagus
AyahTubagus Sungerasa
AgamaIslam

Pangeran Jayakarta adalah nama seorang penguasa kota pelabuhan Jayakarta, yang menjabat sebagai wakil dari Kesultanan Banten. Kekuasaan Banten atas wilayah ini berhasil direbut oleh Belanda, setelah Pangeran Jayakarta dikalahkan oleh pasukan VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen pada tanggal 30 Mei 1619.

Asal-usul

[sunting | sunting sumber]

Asal-usul Pangeran Jayakarta masih samar. Dalam situs internet Pemerintah Jakarta Timur disebutkan, Pangeran Jayakarta adalah nama lain dari Pangeran Achmad Jakerta, putra Pangeran Sungerasa Jayawikarta dari Kesultanan Banten. Namun ada juga yang menganggap Pangeran Jayakarta adalah Pangeran Jayawikarta. Menurut Hikayat Hasanuddin dan Sajarah Banten Rante-rante yang disusun pada abad ke-17 (yaitu sesudah Sajarah Banten, 1662/3), Pangeran Jayakarta atau Jayawikarta adalah putra Tubagus Angke dan Ratu Pembayun Fatimah. Adapun ratu Pembayun Fatimah adalah kakak perempuan dari Sultan Hasanuddin Banten, anak Sunan Gunung Jati.

Menurut Adolf Heukeun SJ dalam buku Sumber-sumber Asli Sejarah Jakarta Jilid II, silsilah ini tidak sesuai dengan sumber-sumber sekunder lain karena sumber-sumber yang digunakan oleh hikayat mengandung banyak cerita dongeng.[1]

Menariknya, nama ayah Pangeran Jayakarta yaitu Pangeran Wijayakrama mirip dengan nama penguasa Surabaya yaitu Pangeran Wiryakrama yang tidak lain adalah kakek dari Pangeran Pekik. Dari kesamaan tersebut maka bisa jadi Pangeran Wijayakrama dan Pangeran Wiryakrama adalah orang yang sama.

Peran politik di Banten

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1596 Maulana Muhammad, penguasa Banten ketiga, gugur waktu menyerang Palembang. Putera satu-satunya ialah Abul Mafakhir, yang baru berusia lima bulan. Maka dipilihlah seorang mangkubumi bernama Jayanegara yang sekaligus menjadi wali raja untuk Abul Mafakhir. Tetapi mangkubumi ini wafat pada tahun 1602. Maka ibu putra mahkota yaitu Nyimas Ratu Ayu Wanagiri menjadi wali dan menikah dengan mangkubumi yang ketiga. Karena ayah tiri disayang putera mahkota Banten dan dihormati rakyat, maka para pangeran menjadi iri dan memberontak. Pangeran dari Jayakarta datang dengan banyak bawahannya sehingga pemberontak mengalah dan berdamai, sedangkan peran wali Abul Mafakhir diserahkan kepada Ranamanggala sampai tahun 1624.

Baca juga

[sunting | sunting sumber]
  • Kesultanan Banten

Rujukan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Heukeun, Adolf, SJ. Sumber-sumber asli sejarah Jakarta Jilid II: Dokumen-dokumen Sejarah Jakarta dari kedatangan kapal pertama Belanda (1596) sampai dengan tahun 1619, Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2000.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pangeran_Jayakarta&oldid=27572455"
Kategori:
  • Sejarah Jakarta
  • Tokoh Banten
  • Bangsawan Sunda

Best Rank
More Recommended Articles