More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Sejarah Gereja-Gereja Ortodoks Oriental - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sejarah Gereja-Gereja Ortodoks Oriental - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sejarah Gereja-Gereja Ortodoks Oriental

  • العربية
  • English
  • Português
  • Українська
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
  • Switch to legacy parser
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Sejarah Ortodoks Oriental)
Bagian dari seri
Kristen Ortodoks Oriental
Ikon Yesus Kristus ragam Koptik
Gereja-Gereja Ortodoks Oriental
  • Koptik
  • Tewahedo
    • Etiopia
    • Eritrea
  • Armenia
  • Suryani
  • India
Gereja Otonom
  • Gereja-Gereja otonom menurut tradisi:
  • Armenia: Konstantinopel, Yerusalem
  • Suryani: Yakubi Malangkara
Gereja Independen
  • Gereja-Gereja independen menurut tradisi:
  • Koptik: Inggris
  • Suryani: Independen Malabar
Sejarah & Teologi
  • Sejarah Ortodoks Oriental
  • Sejarah Koptik
  • Sejarah Tewahedo
  • Sejarah Suryani
  • Umat Kristen Santo Tomas
  • Konsili Ekumene:
  • Pertama
  • Kedua
  • Ketiga
  • Topik & Peristiwa Bersejarah:
  • Pesyita
  • Tur Abdin
  • Miafisitisme
  • Konsili Efesus Ke-2
  • Konsili Efesus Ke-3
  • Konsili Dvin Ke-1
  • Konsili Dvin Ke-2
  • Konsili Dvin Ke-3
  • Konsili Manzikert
  • Konsili Kafartut
  • Prasetya Salib Kunan
Liturgi dan amalan
  • Debtera
  • Kidung Etiopia
  • Monastisisme Koptik
  • Para kudus Koptik
  • Penanggalan Armenia
  • Penanggalan Etiopia
  • Penanggalan Koptik
  • Puasa Koptik
  • Puasa Niniwe
  • Puasa Tewahedo
  • Qurbana Kudus
  • Tabot
  • Tata Tertib Gereja Apostolik
  • Timkat
Tokoh Penting
  • Abgar V
  • Sembilan Santo Etiopia
  • Gregorius Sang Pencerah
  • Tiridates III
  • Mar Awgin
  • Atanasius dari Aleksandria
  • Efrem orang Suriah
  • Ezana dari Aksum
  • Frumentius
  • Syenute
  • Mesrop Masytots
  • Sirilus dari Aleksandria
  • Dioskorus dari Aleksandria
  • Severus dari Antiokhia
  • Abraham dari Farsyut
  • Yared
  • Simon Penyamak Kulit
  • Gregorius dari Narek
  • Nerses IV
  • Mikhael orang Suriah
  • Bar Ebroyo
  • Tekle Haymanot
  • Giyorgis dari Segla
  • Mar Toma I
  • Gregorios Abdul Jalil
  • Jiwargis Gregorios
Topik Terkait
  • Abuna
  • Katolikos
  • Salib Koptik
  • Salib Santo Tomas
  • Salib Etiopia
  • Gelar Etiopia
  • Mafiryan
  • Kanon Alkitab Tewahedo
 Portal Kristen
  • l
  • b
  • s

Ortodoks Oriental adalah persekutuan Gereja-Gereja Timur yang hanya mengamini ajaran-ajaran ketiga konsili oikumene yang pertama, yaitu Konsili Nikea I, Konsili Konstantinopel I, dan Konsili Efesus. Gereja-Gereja ini menolak dogma-dogma yang diajarkan Konsili Kalsedon. Itulah sebabnya Gereja-Gereja tersebut juga disebut Gereja-Gereja Timur Lama atau Gereja-Gereja Nonkalsedon.

Pendirian

[sunting | sunting sumber]

Sejarah Ortodoks Oriental bermula semenjak lahirnya Kekristenan.[1]

Peran misioner

[sunting | sunting sumber]

Gereja-Gereja Ortodoks Oriental memiliki peran misioner yang besar pada tahap-tahap awal pertumbuhan Kekristenan, dan berperan besar dalam sejarah Mesir.[2]

Skisma Kalsedon

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Konsili Kalsedon dan Miafisitisme
Ikon Kubti Santo Antonius dan Santo Paulus

Menurut hukum kanon Gereja-Gereja Ortodoks Oriental, Konsili Nikea I (mendahului skisma) memberikan status batrik kepada Uskup Roma, Uskup Aleksandria, Uskup Efesus (kemudian hari dipindahkan ke Konstantinopel), dan Uskup Antiokhia, yakni uskup di keempat pusat rasuli purba Kekristenan. Tiap-tiap batrik bertanggung jawab atas uskup-uskup dan gereja-gereja di wilayah kewenangannya masing-masing di dalam ruang lingkup Gereja katolik sejagat (kecuali Batrik Yerusalem yang berdiri sendiri, lepas dari yang lain), dengan Uskup Roma sebagai "orang yang dituakan di antara rekan-rekan yang sederajat" selaku pengganti Petrus dan pengemban jabatan pelayanan Petrus di ranah persatuan dan kewenangan.

Skisma yang memisahkan Gereja-Gereja Ortodoks Oriental dari Gereja yang selebihnya terjadi pada abad ke-5. Salah satu sebabnya adalah penolakan Dioskorus, Batrik Aleksandria, untuk menerima dogma kristologis Konsili Kalsedon tentang dwikodrat Yesus (ilahi dan insani). Gereja-Gereja Oriental mengamini ajaran tentang dwikodrat Kristus, tetapi mati-matian menegaskan bahwa kedua kodrat tersebut manunggal tak terpisahkan. Batrik Dioskorus hanya bersedia menerima frasa "dari dua kodrat" dan menentang frasa "dalam dua kodrat." Bagi para petinggi Gereja yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin Ortodoks Oriental, maklumat Kalsedon tersebut pada hakikatnya setali tiga uang dengan Nestorianisme, paham yang mereka tolak. Di lingkungan Perguruan Teologi Aleksandria, muncul paham Miafisitisme yang menganjurkan suatu rumusan yang mengutamakan kemanunggalan inkarnasi di atas segala-galanya.

Itulah sebabnya Gereja-Gereja Ortodoks Oriental kerap disebut monofisit, kendati mereka menolak disebut demikian, lantaran sebutan itu berkaitan erat dengan paham Monofisitisme yang diajarkan Etikes. Mereka lebih suka disebut Gereja-Gereja "Nonkalsedon" atau "Miafisit". Gereja-Gereja Ortodoks Oriental menolak apa yang mereka anggap sebagai ajaran-ajaran bidat Monofisit dari Etikes dan Nestorius, maupun takrif Diofisit dari Konsili Kalsedon. Akibatnya, batrik-batrik Oriental diekskomunikasi oleh Uskup Roma dan Uskup Konstantinopel pada tahun 451, sehingga skisma tersebut menjadi resmi sifatnya.

Sekalipun penting, kristologi bukanlah satu-satunya alasan yang mendorong para rohaniwan Koptik dan Suryani untuk menolak Konsili Kalsedon. Pelbagai isu politik, gerejawi, kekaisaran sedang hangat diperdebatkan pada masa itu.[3]

Upaya islah yang kandas

[sunting | sunting sumber]
Severus dari Antiokhia
Artikel utama: Henotikon, Severus dari Antiokhia, dan Yakub Baradaeus

Pada tahun 482, Kaisar Zeno berusaha merukunkan silang pendapat Kristologis di antara pihak pendukung dan pihak penentang Takrif Kalsedon dengan mengeluarkan maklumat kaisar yang dikenal dengan nama Henotikon, tetapi ikhtiar tersebut lebih dilandasi kepentingan politik dan pada akhirnya gagal mewujudkan islah yang sejati dan sesungguhnya.[4]

Pada tahun-tahun sesudah terbitnya Henotikon, Batrik Konstantinopel secara resmi masih bersekutu dengan batrik-batrik Nonkalsedon di Aleksandria, Antiokhia, dan Yerusalem, sementara Batrik Roma tidak bersekutu dengan batrik-batrik Nonkalsedon dan merenggang dalam persekutuannya dengan Batrik Konstantinopel (lih. skisma Akasian). Baru pada tahun 518, Yustinus I, Kaisar Romawi Timur yang baru (yang menerima Takrif Kalsedon), mewajibkan segenap Gereja di Kekaisaran Romawi untuk menerima keputusan-keputusan Konsili Kalsedon. Kaisar Yustinus memerintahkan supaya semua uskup Nonkalsedon diganti, termasuk Batrik Antiokhia dan Batrik Aleksandria.[3]

Pada masa pemerintahan Kaisar Yustinianus I (tahun 527–565), muncul ikhtiar-ikhtiar islah yang baru, antara lain Konsili Konstantinopel II. Salah seorang teolog Ortodoks Oriental yang terkemuka pada masa itu adalah Severus dari Antiokhia. Meskipun kaisar sudah berulang kali mempertemukan para pemuka Ortodoks Oriental dan Ortodoks Timur, mufakat tak kunjung tercapai. Perpecahan terbukti sudah paripurna, dan pada masa itu pula dibentuk struktur-struktur gerejawi paralel di seluruh kawasan Timur Dekat. Pemuka Ortodoks Oriental yang terkemuka pada pertengahan abad ke-6 adalah Yakub Baradaeus, tokoh yang dihormati sebagai pemimpin teologis segolongan umat Kristen yang sejak saat itu dikenal dengan sebutan umat Kristen "Yakubi".[3]

Di antara Romawi Timur dan Persia

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Perang Romawi Timur-Sasani dan Penaklukan Sasani atas Mesir

Pada abad ke-6 dan ke-7, perang yang kerap berkecamuk antara Kekaisaran Romawi Timur dan Kekaisaran Sasani (Persia) di seantero Timur Tengah sangat berdampak terhadap peri kehidupan semua orang Kristen di kawasan itu, termasuk orang-orang Kristen Ortodoks Oriental, khususnya di Armenia, Suriah, dan Mesir. Keberdaulatan singkat Persia atas seantero kawasan itu semasa [[|Perang Romawi–Persia#Perang Bizantium–Sassaniyah|Perang Romawi Timur–Sasani tahun 602–628]] kian memperlebar jarak yang memisahkan komunitas-komunitas Ortodoks Oriental di kawasan itu dari pemerintah Kekaisaran Romawi Timur di Konstantinopel. Keterpisahan tersebut tidak kunjung membaik sesudah Romawi Timur mendaulat kembali kawasan itu, sekalipun Kaisar Heraklius sudah berusaha menguatkan kendali politik atas kawasan itu lewat upaya penyatuan kembali komunitas-komunitas Kristen yang terbelah. Demi mencapai suatu kompromi kristologis antara pihak Ortodoks Oriental dan pihak Ortodoks Timur, ia mendukung paham monoenergisme dan monotelitisme, tetapi islah yang dicita-citakannya tak kunjung sampai.[3]

Penaklukan dan pascapenaklukan Arab

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Penaklukan Muslim atas Negeri Syam dan Penaklukan Muslim atas Mesir

Tantangan Islamisasi

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Islamisasi Negeri Syam dan Islamisasi Mesir

Menyusul Penaklukan Muslim atas Timur Tengah pada abad ke-7, dimulailah suatu proses Islamisasi berangsur yang memengaruhi semua orang Kristen di kawasan itu, termasuk umat Ortodoks Oriental. Komunitas-komunitas Ortodoks Oriental, terutama komunitas-komunitas Suryani dan Kubti, sedikit demi sedikit tergantikan oleh komunitas-komunitas Muslim. Meskipun demikian, masih tersisa kelompok-kelompok kecil yang terus melestarikan iman dan budaya Kristen mereka.[5]

Penaklukan dan sistem milet Usmani

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Perang Usmani-Mamluk tahun 1516-1517 dan sistem milet

Pada paruh pertama abad ke-16, seantero Timur Dekat berkhidmat kepada Kemaharajaan Usmani. Syam dan Mesir ditaklukkan dalam Perang Usmani-Mamluk tahun 1516-1517, sehingga komunitas-komunitas Ortodoks Oriental di kedua negeri itu harus menghadapi kenyataan politik baru yang kelak menentukan jalan sejarah mereka sampai awal abad ke-20. Pemerintah Usmani memperkenalkan sistem milet yang memberi otonomi sampai taraf tertentu kepada komunitas-komunitas umat beragama non-Islam, termasuk umat Kristen Ortodoks Oriental.

Aniaya terhadap umat Ortodoks Oriental

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Aniaya terhadap umat Kubti, Genosida Armeni, dan Genosida Asyuri
Kebebasan Beragama
Konsep
  • Laisisme
  • Diskriminasi agama
  • Sensor agama
  • Kebebasan beragama
  • Pluralisme agama
  • Sekularisme
  • Pemisahan agama dan negara]
  • Antirohaniwan
  • Doa sekolah
  • Imam Katolik di jawatan publik
  • Konfesionalisme
  • Teokrasi

  • Agama negara
  • Negara sekuler
  • Negara agama
  • Negara Ateis
Status menurut negara
Afrika
  • Aljazair
  • Angola
  • Benin
  • Botswana
  • Burkina Faso
  • Burundi
  • Kamerun
  • Tanjung Verde
  • Republik Afrika Tengah
  • Chad
  • Komoro
  • RD Kongo
  • Mesir
  • Mauritania
  • Afrika Selatan
  • Sudan
Amerika
  • Brasil
  • Kanada
  • Kolombia
  • Ekuador
  • Panama
  • Paraguay
  • Amerika Serikat
Asia
  • Afganistan
  • Armenia
  • Azerbaijan
  • Bangladesh
  • Bhutan
  • Brunei
  • Kamboja
  • Tiongkok
  • Siprus
  • Siprus Utara
  • Georgia
  • India
  • Indonesia
  • Jepang
  • Kazakhstan
  • Laos
  • Malaysia
  • Maladewa
  • Mongolia
  • Myanmar
  • Nepal
  • Korea Utara
  • Pakistan
  • Filipina
  • Rusia
  • Singapura
  • Korea Selatan
  • Sri Lanka
  • Taiwan
  • Tajikistan
  • Thailand
  • Turki
  • Turkmenistan
  • Uzbekistan
  • Vietnam
Eropa
  • Albania
  • Andorra
  • Armenia
  • Austria
  • Azerbaijan
  • Belarus
  • Belgia
  • Bulgaria
  • Kroasia
  • Siprus
  • Siprus Utara
  • Prancis
  • Georgia
  • Jerman
  • Italia
  • Rusia
  • Turki
  • Britania Raya
Timur Tengah
  • Bahrain
  • Mesir
  • Iran
  • Irak
  • Israel
  • Yordania
  • Kuwait
  • Lebanon
  • Oman
  • Palestina
  • Qatar
  • Arab Saudi
  • Suriah
  • UEA
  • Yaman
Aniaya terhadap umat beragama
  • Agama tradisional Afrika
  • Ateisme
  • Bahá'í
  • Buddha
  • Kristen
    • Kristofobia
      • Pasca Perang Dingin
    • Anti-Katolik
    • Anti-Mormon
    • Anti-Saksi Yehuwa
    • Sentimen anti-Ortodoks Timur
    • Kristen Ortodoks Oriental
    • Anti-Protestantisme
  • Falun Gong
  • Hindu (Hindufobia)
  • Islam
    • Sunni
    • Syiah
    • Ahmadiyah
    • Alawisme
    • Sufi
    • Islamofobia
  • Yahudi
    • Antisemitisme agama
    • Antisemitisme
    • Anti-Yahudi
  • Aliran agama baru
    • Aliran kontrakultus Kristen
  • Neopaganisme
  • Rastafari
  • Mazdayasna
Portal agama
  • l
  • b
  • s

Salah satu ciri khas yang paling menonjol dari Ortodoks Oriental adalah aniaya dan pembataian yang tak henti-hentinya menimpa umat Ortodoks Oriental sepanjang sejarah, mula-mula ketika berada di bawah pemerintahan Romawi Timur dan Sasani, tetapi juga kemudian hari ketika berada di bawah pemerintahan kulawangsa-kulawangsa Muslim yang silih berganti berkuasa.[6] Sentimen-sentimen anti-Ortodoks Oriental di Kekaisaran Romawi Timur dilatarbelakangi perpecahan umat Kristen selepas Konsili Kalsedon tahun 451. Aniaya-aniaya lebih banyak timbul di Mesir dan beberapa provinsi timur lainnya di Kekaisaran Romawi Timur pada masa pemerintahan Kaisar Marsianus (tahun 450–457) dan Kaisar Leo I (tahun 457–474).[7] Aniaya pernah pula terjadi pada zaman Kesultanan Adal dan Kerajaan Simien.

Peristiwa penaklukan Muslim atas Mesir terjadi pada tahun 639 tarikh Masehi, ketika Mesir menjadi salah satu provinsi Kekaisaran Romawi Timur. Sekalipun timbul gejolak perubahan politik, Mesir tetap mayoritas Kristen, sayangnya umat Kubti kehilangan status mayoritasnya selepas abad ke-14,[8] sebagai akibat dari aniaya dan penghancuran gereja yang terjadi dari waktu ke waktu,[9] berbarengan dengan pengenaan pajak-pajak yang memberatkan ke atas orang-orang yang enggan masuk Islam.[10] Semenjak Mesir takluk kepada kaum Muslim, umat Kristen Kubti dianiaya oleh berbagai rezim Muslim yang silih berganti berkuasa,[11] seperti Khilafah Bani Umayah,[12] Khilafah Bani Abas,[13][14][15] Khilafah Bani Fatimah,[16][17][18] Kesultanan Mamluk,[19][20] dan Kekaisaran Usmani. Aniaya terhadap umat Kristen Kubti mencakup penutupan dan pembongkaran gereja serta paksaan untuk masuk Islam.[21][22][23] Aniaya terhadap umat Kubti masih berlangsung sampai hari ini. Jumlah Umat Kristen mencapai 10% dari populasi Mesir dan mayoritas adalah umat Ortodoks Oriental.[24] Serangan-serangan signifikan termutakhir terhadap umat Kristen Koptik mencakup pengeboman dua gereja pada Hari Paskah tahun 2017, yang merenggut 49 korban jiwa, dan pembunuhan 29 orang peziarah dalam perjalanan ke sebuah biara pada bulan Mei tahun yang sama.[24]

Aniaya terhadap umat Kristen Ortodoks pada zaman modern mencapai puncaknya dalam tindakan aniaya sistematis oleh pemerintah Usmani terhadap umat Kristen Armeni dan umat Kristen Asyuri yang berbuntut petaka Genosida Armeni dan Genosida Asyuri semasa Perang Dunia I.[25][26]

Pada tanggal 23 April 2015, Gereja Apostolik Armenia menganonisasi semua korban Genosida Armeni. Kanonisasi tersebut diyakini sebagai kanonisasi terbesar sepanjang sejarah.[27][28][29] Meskipun 1,5 juta adalah jumlah korban jiwa yang paling sering dipublikasikan, angka-angka yang dihasilkan bermacam-macam perkiraan berkisar dari 700.000 sampai 1.800.000. Kanonisasi korban Genosida Armeni adalah kanonisasi pertama yang di lakukan Gereja Apostolik Armenia selepas empat ratus tahun.[30]

Zaman modern

[sunting | sunting sumber]

Persekutuan Ortodoks Oriental terdiri atas enam kelompok, yaitu Gereja Ortodoks Kubti, Gereja Ortodoks Suryani, Gereja Ortodoks Habasyi, Gereja Ortodoks Eritrea, Gereja Ortodoks Suryani Malangkara, dan Gereja Apostolik Armenia.[31] Sekalipun bersekutu satu sama lain, enam Gereja tersebut sepenuhnya mandiri secara hierarkis dam tidak memiliki batrik bersama.[32]

Pada abad ke-20, Skisma Kalsedon tidak dilihat dengan relevansi yang sama, dan beberapa pertemuan antara pihak Katolik dan pihak Ortodoks Oriental telah menghasilkan pernyataan-pernyataan islah yang ditandatangani oleh Batrik Oriental (Mar Ignasius Zaka I) dan Sri Paus (Yohanes Paulus II) pada tahun 1984.

Kekalutan dan skisma yang timbul di antara Gereja-Gereja mereka pada abad-abad kemudian, dewasa ini mereka mafhumi, sama sekali tidak berdampak maupun menyentuh inti sari iman mereka, lantaran kekalutan dan skisma tersebut timbul semata-mata lantaran perbedaan-perbedaan dalam peristilahan serta budaya dan dalam beragam rumusan yang diadopsi perguruan-perguruan teologi yang berlainan guna mengungkapkan perkara yang sama. Oleh sebab itu, dewasa ini tidak kami dapati dasar yang nyata bagi perpecahan dan skisma memilukan yang sudah timbul di antara kami terkait doktrin Inkarnasi. Baik dalam perkataan maupun dalam kehidupan, kami mengamini doktrin sejati tentang Kristus Tuhan kita, sekalipun ada perbedaan-perbedaan dalam menafsirkan doktrin yang muncul pada zaman Konsili Kalsedon itu.[33]

Hubungan oikumene

[sunting | sunting sumber]

Selepas penyelenggaraan Konferensi Addis Ababa tahun 1965 yang bersejarah itu, Gereja-Gereja Ortodoks Oriental mulai menumbuhkembangkan amalan saling konsultasi dalam perkara-perkara teologis dan saling kerjasama dalam urusan-urusan pembinaan hubungan oikumene dengan Gereja-Gereja dan denominasi-denominasi lain, khususnya dengan Gereja-Gereja Ortodoks Timur dan persekutuan Anglikan. Diskusi-diskusi yang kembali dilangsungkan para teolog Ortodoks Oriental dengan para teolog Ortodoks Timur lebih banyak menyoroti pokok-pokok permasalahan kristologis mengenai pelbagai perbedaan antara Monofisitisme dan Miafisitisme.[34][35] Di lain pihak, dialog para teolog Ortodoks Oriental dengan para teolog Anglikan juga secara khusus menyoroti beberapa pokok permasalahan pneumatologis tambahan. Pada tahun 2001, dibentuk "Komisi Internasional Anglikan-Ortodoks Oriental".[36] Pada tahun-tahun berikutnya, komisi tersebut menghasilkan beberapa pernyataan teologis penting. Yang terakhir, pada tahun 2017, para teolog Ortodoks Oriental dan Anglikan menggelar pertemuan di Dublin dan menandatangani sebuah kesepakatan mengenai pelbagai pokok permasalahan teologis yang berkaitan dengan Roh Kudus. Pernyataan kesepakatan tersebut mengukuhkan kesediaan pihak Anglikan untuk menghilangkan sisipan Filioque dari syahadat.[37]

Baca juga

[sunting | sunting sumber]
  • Konferensi Addis Ababa
  • Sejarah Kekristenan
  • Sejarah Kubti

Rujukan

[sunting | sunting sumber]
  1. ↑ "FindArticles.com – CBSi". findarticles.com. Diakses tanggal 20 Mei 2018.
  2. ↑ "Oriental Orthodox church – Christianity". Diakses tanggal 20 Mei 2018.
  3. 1 2 3 4 Meyendorff 1989.
  4. ↑ Meyendorff 1989, hlm. 194–202.
  5. ↑ Betts 1978.
  6. ↑ "The Christian Coptic Orthodox Church Of Egypt". Encyclopedia Coptica. Diakses tanggal 20 Mei 2018.
  7. ↑ Meyendorff 1989, hlm. 187–194.
  8. ↑ Shea, Nina (June 2017). "Do Copts have a future in Egypt". Foreign Affairs. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2017-06-20.
  9. ↑ Etheredge, Laura S. (2011). Middle East, Region in Transition: Egypt. Britannica Educational Publishing. hlm. 161. ISBN 9789774160936.
  10. ↑ Conversion, Exemption, and Manipulation: Social Benefits and Conversion to Islam in Late Antiquity and the Middle Ages: Forcing taxes on those who refuse to convert (PDF), ʿUmar digambarkan sebagai tokoh yang memerintahkan supaya "pajak perkapita diwajibkan ke atas semua orang yang tidak bersedia menjadi Muslim"
  11. ↑ Refugees, United Nations High Commissioner for. "Refworld | World Directory of Minorities and Indigenous Peoples – Egypt : Copts of Egypt". Refworld (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-15.
  12. ↑ H. Patrick Glenn, Legal Traditions of the World. Oxford University Press, 2007, hlm. 219.
  13. ↑ Goddard, Hugh (2000). A History of Christian–Muslim Relations. Rowman & Littlefield. hlm. 71. ISBN 1566633400. Diakses tanggal 20 Januari 2016.
  14. ↑ Feder, Frank (2017). "The Bashmurite Revolts in the Delta and the 'Bashmuric Dialect'". Dalam Gabra, Gawdat; Takla, Hany N. (ed.). Christianity and Monasticism in Northern Egypt: Beni Suef, Giza, Cairo, and the Nile Delta. American University in Cairo Press. hlm. 33–35.
  15. ↑ Lapidus, Ira M. (1972). "The Conversion of Egypt to Islam". Israel Oriental Studies. 2: 257.
  16. ↑ Robert Ousterhout, "Rebuilding the Temple: Constantine Monomachus and the Holy Sepulchre" dalam The Journal of the Society of Architectural Historians, Jld. 48, No. 1 (Maret 1989), hlmn. 66–78
  17. ↑ John Joseph Saunders (11 March 2002). A History of Medieval Islam. Routledge. hlm. 109–. ISBN 978-1-134-93005-0.
  18. ↑ Marina Rustow (3 October 2014). Heresy and the Politics of Community: The Jews of the Fatimid Caliphate. Cornell University Press. hlm. 219–. ISBN 978-0-8014-5529-2.
  19. ↑ Teule, Herman G. B. (2013). "Introduction: Constantinople and Granada, Christian–Muslim Interaction 1350–1516". Dalam Thomas, David; Mallett, Alex (ed.). Christian-Muslim Relations. A Bibliographical History, Jilid 5 (tahun 1350–1500). Brill. hlm. 10. ISBN 9789004252783.
  20. ↑ Werthmuller, Kurt J. (2010). Coptic Identity and Ayyubid Politics in Egypt, 1218–1250. American Univ in Cairo Press. hlm. 76. ISBN 9780805440737.
  21. ↑ Lyster, William (2013). The Cave Church of Paul the Hermit at the Monastery of St. Pau. Yale University Press. ISBN 9789774160936. Kendati demikian, Alhakim Biamrillah (memerintah tahun 996—1021), tokoh yang menjadi penganiaya terbesar umat Kubti.... di dalam gereja tersebut yang juga tampak bersamaan waktunya dengan suatu kurun waktu pemaksaan untuk lekas-lekas masuk Islam
  22. ↑ N. Swanson, Mark (2010). The Coptic Papacy in Islamic Egypt (641–1517). American Univ in Cairo Press. hlm. 54. ISBN 9789774160936. Jelang penghujung tahun 1012, aniaya sudah meningkat ke tahap penghancuran gereja-gereja dan pemaksaan orang Kristen untuk pindah agama ...
  23. ↑ ha-Mizraḥit ha-Yiśreʼelit, Ḥevrah (1988). Asian and African Studies, Jilid 22. Jerusalem Academic Press. Sejarawan-sejarawan Muslim mencatat penghancuran lusinan gereja dan pemaksaan lusinan orang untuk masuk Islam pada masa pemerintahan Alhakim Biamrillah di Mesir ...Kejadian-kejadian ini juga mencerminkan sikap Muslim terhadap paksaan pindah agama dan terhadap para mualaf.
  24. 1 2 Sherwood, Harriet (10 January 2018). "Christians in Egypt face unprecedented persecution, report says". The Guardian.
  25. ↑ International Association of Genocide Scholars (13 June 2005). "Letter to Prime Minister Erdogan". Genocide Watch. Diarsipkan dari asli tanggal 4 Juni 2007.
  26. ↑ "Nobel Laureates call for tolerance, contact and cooperation between Turks and Armenians" (PDF). Elie Wiesel Foundation. 9 April 2007. Diarsipkan dari Asiriandation.org/PressReleases/TurkishArmenianReconciliation.pdf asli (PDF) tanggal 10 Juli 2007.
  27. ↑ Davlashyan, Naira. "Armenian Church makes saints of 1.5 million genocide victims – Yahoo News". News.yahoo.com. Diakses tanggal 23 April 2015.
  28. ↑ "Armenian Genocide victims canonized in Holy Etchmiadzin". Panarmenian.Net. Diakses tanggal 23 April 2015.
  29. ↑ "Canonized: Armenian Church proclaims collective martyrdom of Genocide victims – Genocide". ArmeniaNow.com. Diarsipkan dari asli tanggal 29 Juli 2020. Diakses tanggal 23 April 2015.
  30. ↑ "After 400 years, new saints for the Armenian Church". Risu.org.ua. Diakses tanggal 23 April 2015.
  31. ↑ WCC-COE.org Diarsipkan 2010-04-06 di Wayback Machine.
  32. ↑ "Michael Allen – The Pluralism Project". www.pluralism.org. Diarsipkan dari asli tanggal 8 Juli 2012. Diakses tanggal 20 Mei 2018.
  33. ↑ Dari deklarasi bersama Paus Yohanes Paulus II dan Yang Mulia Mar Ignasius Zaka I tanggal 23 Juni 1984
  34. ↑ "Orthodox Unity (Orthodox Joint Commission)". Orthodox Unity (Orthodox Joint Commission). Diakses tanggal 20 Mei 2018.
  35. ↑ Christine Chaillot (penyunting), The Dialogue between Eastern Orthodox and Oriental Orthodox Churches, International Edition 2016.
  36. ↑ Office, Anglican Communion. "Anglican Communion: Oriental Orthodox". Anglican Communion Website. Diakses tanggal 20 May 2018.
  37. ↑ "Historic Anglican – Oriental Orthodox agreement on the Holy Spirit signed in Dublin". www.anglicannews.org. Diakses tanggal 20 Mei 2018.

Kepustakaan

[sunting | sunting sumber]
  • Betts, Robert B. (1978). Christians in the Arab East: A Political Study (Edisi 2 (terevisi)). Atena: Lycabettus Press. ISBN 9780804207966.
  • Charles, Robert H. (2007) [1916]. The Chronicle of John, Bishop of Nikiu: Translated from Zotenberg's Ethiopic Text. Merchantville, NJ: Evolution Publishing. ISBN 9781889758879.
  • Krikorian, Mesrob K. (2010). Christology of the Oriental Orthodox Churches: Christology in the Tradition of the Armenian Apostolic Church. Peter Lang. ISBN 9783631581216.
  • Meyendorff, John (1989). Imperial unity and Christian divisions: The Church 450–680 A.D. The Church in history. Vol. 2. Crestwood, NY: St. Vladimir's Seminary Press. ISBN 9780881410563.
  • Ostrogorsky, George (1956). History of the Byzantine State. Oxford: Basil Blackwell.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Aniaya terhadap Umat Kristen Oriental, Jawaban Apa dari Eropa? Pusat Hukum dan Keadilan Eropa (Tahun 2011)
  • l
  • b
  • s
Sejarah Kekristenan
  • Penyebaran
  • Sejarah teologi
  • Historisitas Alkitab
  • Daftar martir Kekristenan
Abad
  • ke-1
  • ke-2
  • ke-3
  • ke-4
  • ke-5
  • ke-6
  • ke-7
  • ke-8
  • ke-9
  • ke-10
  • ke-11
  • ke-12
  • ke-13
  • ke-14
  • ke-15
  • ke-16
  • ke-17
  • ke-18
  • ke-19
  • ke-20
  • ke-21
The Nicene Creed at the First Council of Nicaea
Gereja perdana
Awal mula
dan Zaman Apostolik
  • Latar belakang
  • Kronologi kehidupan Yesus
    • Kelahiran
    • Kehidupan
    • Pembaptisan
    • Pelayanan
    • Penyaliban
    • Kebangkitan
    • Amanat Agung
    • Kenaikan
    • Kesejarahan
  • Roh Kudus
  • Para rasul dalam Perjanjian Baru
  • Umat Kristen Yahudi
    • Perpecahan
  • Rasul Paulus
  • Konsili Yerusalem
    • Injil
    • Kisah Para Rasul
    • Surat-surat Paulus
    • Surat-surat umum
    • Wahyu
Periode pra-Nikea
  • Keragaman teologi
    • Adopsionisme
    • Arianisme
    • Doketisme
    • Donatisme
    • Gnostisisme
    • Marsionisme
    • Montanisme
  • Perkembangan Kanon
  • Penganiayaan
  • Bapa Apostolik dan Bapa Gereja
    • Klemens
    • Polikarpus
    • Ignatius
    • Ireneus
    • Yustinus Martir
    • Tertulianus
    • Origenes
  • Gereja Raya
  • Afrika
  • Pengikut Tomas
Kuno akhir
  • Konstantinus I
    • dan Kekristenan
    • Pergeseran
  • Gereja negara Kekaisaran Romawi
  • Monastisisme
  • Konsili
  • Nikea
    • Kredo
    • Kekristenan
  • Athanasius
  • Hieronimus
  • Augustinus
  • Konstantinopel I
  • Efesus
  • Kalsedon
  • Kalsedonisme
  • Non-Kalsedonisme
  • Kanon Alkitab
Kristen Katolik
(Garis waktu)
  • Kepausan
    • Perkembangan keutamaan
    • Penentangan Ortodoks Timur
  • Damai Tuhan
  • Gerakan perang salib
  • Lateran IV
  • Leo X
  • Kontra-Reformasi
    • Trento
    • Seni Rupa
    • Yesuit
      • Fransiskus Xaverius
  • Thomas More
  • Pembubaran Biara
  • Perang
  • Batu misa dan lubang imam
  • Guadalupe
  • Jansenisme
  • Molinisme
  • Neo-skolastisisme
  • Teresa
  • Modernisme
  • Gereja Katolik Bebas
  • Vatikan I dan Vatikan II
    • Komunitas gerejawi
Kekristenan
Timur
  • Ortodoks Timur
    • Sejarah
  • Ortodoks Oriental
    • Sejarah
  • Gereja di Timur
  • Krisostomus
  • Nestorianisme
  • Ikon
    • Ikonodul
    • Ikonoklasme
  • Skisma Timur-Barat
  • Kejatuhan Konstantinopel
  • Armenia
  • Georgia
  • Yunani
  • Koptik
  • Suriah
  • Etiopia
  • Utsmaniyah
  • Bulgaria
  • Rusia
  • Serbia
Abad
Pertengahan
  • Pelagianisme
  • Gregorius I
  • Keltik
  • Jermanik
    • Anglo-Saxon
    • Franka
    • Goth
    • Skandinavia
      • Islandia
  • Slav
    • Bohemia
    • Bulgaria
    • Rus' Kiev
    • Moravia
    • Polandia
    • Pomerania
  • Kontroversi Penobatan
  • Anselmus
  • Abelardus
  • Bernardus
  • Bogomilisme
  • Bosnia
  • Katarisme
  • Saudara-Saudara Apostolik
  • Dulcinianisme
  • Perang Salib
  • Waldensianisme
  • Inkuisisi
  • Skolastisisme
  • Mistisisme Kristen
  • Dominikus
  • Fransiskus
  • Bonaventura
  • Aquinas
    • Quinque viae
  • Wycliffe
  • Kepausan Avignon
  • Skisma Barat
  • Reformasi Bohemia
  • Hus
  • Konsiliarisme
    • Sinode
Reformasi
dan
Protestanisme
  • Erasmus
  • Perjamuan Kudus
  • Lima Solae
  • Debat Calvinis–Arminian
  • Arminianisme
  • Kontra
  • Perang agama Eropa
  • Nikodemit
  • Hukum dan Injil
  • Etika kerja Protestan
Lutheranisme
  • Luther
    • 95 Dalil
    • Dewan Worms
    • Teologi
    • Alkitab
  • Melanchthon
  • Buku Konkord
  • Skolatisisme
  • Perjamuan Kudus
  • Seni rupa
Calvinisme
  • Zwingli
  • Kalvin
  • Huguenot
  • Presbiterianisme
  • Skotlandia
  • Knox
  • TULIP
  • Baptisan
  • Dordrecht
  • Tiga Formula Kesatuan
  • Westminster
  • Skolatisisme
  • Mazmur metrik
Anglikan
  • Henry VIII
  • Cranmer
  • Elizabeth I
  • 39 Pasal
  • Puritan
  • Perang Saudara
  • Buku Doa Umum
  • Alkitab
Anabaptis
  • Teologi
  • Reformasi Radikal
  • Grebel
  • Saudara-Saudara Anabaptis Swiss
  • Müntzer
  • Sinode Para Martir
  • Menno Simons
  • Smyth
  • Cermin Para Martir
  • Ausbund
1640–1789
  • Kebangkitan
  • Misi
    • garis waktu
  • Baptis
  • Maklumat toleransi
  • Kongregasional
  • Kebangunan Rohani Pertama
  • Metodisme
  • Millerisme
  • Pietisme
    • Tesis Merton
  • Lutheranisme Lama dan Baru
1789–sekarang
  • Pertemuan kemah
  • Gerakan Kekudusan
  • Kebangunan Rohani Kedua
  • Gerakan Restorasionisme
  • Saksi-Saksi Yehuwa
    • Sejarah
  • Gerakan OSZA
    • Sejarah
  • Advent
    • Sejarah
  • Adventisme
  • Gerakan Oxford
  • Laestadianisme
  • Kebangunan Rohani Finlandia
  • Eksistensialisme Kristen
  • Kebangunan Rohani Ketiga
  • Kebangunan Rohani Azusa
  • Musik gospel
  • Kontroversi fundamentalis-modernis
  • Pasifisme Kristen
  • Oikumenisme
  • Gerakan Yesus
  • Pentakostalisme
  • Karismatik
  • Teologi pembebasan
  • Epistemologi Calvinisme
  • Kebangunan Rohani Keempat
  • Evangelikalisme
  • Protestan arus utama
  • Kristen sayap kiri dan sayap kanan
  • l
  • b
  • s
Diskriminasi
Bentuk umum
  • Usia
  • Kasta
  • Kelas
  • Warna
  • Disabilitas
  • Genotip
  • Tekstur rambut
  • Tinggi
  • Bahasa
  • Rupa
  • Kondisi mental
  • Ras / Etnis / Kebangsaan
  • Peringkat
  • Agama
  • Seks
  • Orientasi seksual
  • Ukuran
  • Spesies
Sosial
  • Acefobia
  • Stigma AIDS
  • Adultisme
  • Amatonormativitas
  • Antialbinisme
  • Antiautisme
  • Antitunawisma
  • Antiintelektualisme
  • Antiinterseks
  • Antikidal
  • Anti-Masonry
  • Antisemitisme
  • Aporofobia
  • Audisme
  • Bifobia
  • Klanisme
  • Kronisme
  • Penggunaan narkoba
  • Elitisme
  • Efebifobia
  • Fatisme
  • Gerontofobia
  • Heteronormativitas
  • Heteroseksisme
  • Homofobia
  • Stigma kusta
  • Lesbofobia
  • Misandri
  • Misogini
  • Nepotisme
  • Pedofobia
  • Kehamilan
  • Terbalik
  • Sektarianisme
  • Seksisme
  • Shadeisme
  • Supremasisme
    • Kulit hitam
    • Kulit putih
  • Transfobia
    • Nonbiner
    • Transmisogini
  • Vegafobia
  • Xenofobia
Agama
  • Ahmadiyah
  • Ateisme
  • Kepercayaan Baha'i
  • Buddhisme
  • Katolik
  • Kekristenan
    • Modern
  • Hindu
    • Persekusi
  • Falun Gong
  • Islam
    • Persekusi
  • Yudaisme
    • Persekusi
  • Saksi-Saksi Yehuwa
  • LDS atau Mormon
  • Neopaganisme
  • Ortodoks Timur
  • Ortodoks Oriental
  • Rastafarianisme
  • Protestan
  • Syiah
  • Sufisme
  • Zoroastrianisme
Etnis/Nasional
  • Albania
  • Afrika
  • Amerika
  • Arab
  • Armenia
  • Australia
  • Austria
  • Inggris
  • Kanada
  • Katalan
  • Chili
  • Kroasia
  • Mandarin
  • Belanda
  • Bahasa Inggris
  • Estonia
  • Eropa
  • Filipina
  • Finlandia
  • Prancis
  • Jerman
  • Georgia
  • Yunani
  • Haiti
  • Hazara
  • Hindu
  • Hispanik
  • Hungaria
  • Igbo
  • India
  • Iran atau Persia
  • Irlandia
  • Israel
  • Italia
  • Jepang
  • Yahudi
  • Khmer
  • Korea
  • Kurdi
  • Melayu
  • Meksiko
  • Timur Tengah
  • Mongolia
  • Pakistan
  • Pashtun
  • Polandia
  • Portugis
  • Quebec
  • Romani
  • Rumania
  • Rusia
  • Skotlandia
  • Serbia
  • Slav
  • Soviet
  • Thailand
  • Turki
  • Ukraina
  • Vietnam
  • Barat
Manifestasi
  • Kekejaman terhadap hewan
  • Kompleks industri hewan
  • Percobaan hewan
  • Fitnah darah
  • Olahraga berdarah
  • Bullying
  • Karnisme
  • Sterilisasi wajib
  • Kontrajihad
  • Genosida budaya
  • Demosida
  • Kejahatan kebencian disabilitas
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Eliminasisme
  • Ketenagakerjaan
  • Musuh rakyat
  • Pembersihan etnis
  • Kebencian etnis
  • Lelucon etnis
  • Etnosida
  • Konversi paksa
  • Pertunjukan aneh
  • persekusi gay
  • Gendersida
  • Mutilasi genital
  • Genosida
    • contoh
  • Langit-langit kaca
  • Fitnah
  • Kejahatan kebencian
  • Kelompok kebencian
  • Ucapan kebencian
  • Pembuangan tunawisma
  • Perumahan
  • Indian rolling
  • Kejahatan kebencian LGBT
  • Ketakutan Lavender
  • Penghakiman massa
  • makan daging
  • Hipotek
  • Murder music
  • Segregasi pekerjaan
  • Persekusi
  • Pogrom
  • Pembersihan
  • Perang ras
  • Ketakutan Merah
  • Persekusi agama
  • Mengkambinghitamkan
  • Akademi segregasi
  • Aborsi selektif jenis kelamin
  • Perbudakan
  • Slut-shaming
  • Terorisme agama
  • Kekerasan agama
  • Perang agama
  • Trans bashing
  • Viktimisasi
  • Kekerasan terhadap perempuan
  • White filght
  • White power music
  • Penjualan istri
  • Perburuan penyihir
Kebijakan
diskriminatif
  • Segregasi
    • usia
    • ras
    • agama
    • Seks
  • Usia pencalonan
  • Darah murni
  • Derajat darah
  • Kejahatan apartheid
  • Disabilitas
    • Yahudi
    • Katolik
  • Etnokrasi
  • Etnopluralisme
  • Kesenjangan upah antargender
  • Peran gender
  • Gerontokrasi
  • Gerrymandering
  • Bangku ghetto
  • Interniran
  • Kuota Yahudi
  • Hukum Jim Crow
  • Hukum Perlindungan Bangsa
  • McCarthyisme
  • Kontroversi donor darah LSL
  • Nonperson
  • Numerus clausus (sebagai kuota agama atau ras)
  • Hukum Nuremberg
  • Aturan satu tetes
  • Kuota ras
  • Kemudi ras
  • Redlining
  • Pernikahan sesama jenis (hukum dan isu yang melarang)
  • Ateisme negara
  • Agama negara
  • Hukum sodomi
  • Hukum kejelekan
  • Penindasan pemilih
Penanggulangan
  • Tindakan afirmatif
  • Hak asasi hewan
  • Hukum antidiskriminasi
  • Asimilasi budaya
  • Pluralisme budaya
  • Pelatihan keragaman
  • Pemberdayaan
  • Feminisme
  • Memerangi Diskriminasi
  • Hak asasi manusia
  • Hak interseks
  • Hak LGBT
  • Maskulisme
  • Multikulturalisme
  • Tanpa kekerasan
  • Integrasi ras
  • Penentuan nasib sendiri
  • Integrasi sosial
  • Toleransi
  • Vegetarianisme
  • Veganisme
Topik terkait
  • Allofilia
  • Antroposentrisme
  • Sentimen antibudaya
  • Asimilasi
  • Bias
  • Hak istimewa Kristen
  • Diskriminasi data
  • Dehumanisasi
  • Keragaman
  • Penalti etnis
  • Eugenika
  • Penindasan terinternalisasi
  • Interseksionalistas
  • Kompleks Madonna-pelacur
  • Hak istimewa laki-laki
  • Model medis disabilitas
    • autisme
  • Multikulturalisme
  • Keragaman saraf
  • Oikofobia
  • Penindasan
  • Kebrutalan polisi
  • Kebenaran politik
  • Polikulturalisme
  • Jarak kekuasaan
  • Prasangka
  • Bias rasial dalam berita kriminal
  • Rasisme menurut negara
  • Intoleransi agama
  • Bias jender generasi kedua
  • Keangkuhan
  • Pengasingan sosial
  • Model sosial disabilitas
  • Stigma sosial
  • Stereotip
    • ancaman
  • Hak istimewa kulit putih
  • Category Kategori
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sejarah_Gereja-Gereja_Ortodoks_Oriental&oldid=27944747"
Kategori:
  • Sejarah Ortodoks Oriental
  • Aniaya terhadap umat Kristen Ortodoks Oriental
Kategori tersembunyi:
  • Articles with hatnote templates targeting a nonexistent page
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Galat CS1: URL
  • Templat webarchive tautan wayback

Best Rank
More Recommended Articles