More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Albumin - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Albumin - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Albumin

  • Alemannisch
  • العربية
  • Azərbaycanca
  • Беларуская
  • Български
  • বাংলা
  • Bosanski
  • Català
  • Čeština
  • Dansk
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Gaeilge
  • Galego
  • עברית
  • हिन्दी
  • Magyar
  • Հայերեն
  • Ido
  • Italiano
  • 日本語
  • Jawa
  • Қазақша
  • 한국어
  • Кыргызча
  • Lietuvių
  • Македонски
  • മലയാളം
  • Bahasa Melayu
  • Plattdüütsch
  • Nederlands
  • Norsk nynorsk
  • Norsk bokmål
  • Occitan
  • Oromoo
  • Polski
  • Português
  • Română
  • Русский
  • Srpskohrvatski / српскохрватски
  • Simple English
  • Slovenščina
  • Shqip
  • Српски / srpski
  • Sunda
  • Svenska
  • தமிழ்
  • తెలుగు
  • Тоҷикӣ
  • Tagalog
  • Tolışi
  • Türkçe
  • Українська
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
  • Tiếng Việt
  • 吴语
  • 中文
  • 粵語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Serum albumin)

Albumin (bahasa Latin: albus, artinya "putih") adalah istilah yang digunakan untuk merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air atau garam dan mengalami koagulasi ketika terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur, disebut albuminoid.[1]

Pada manusia, albumin diproduksi oleh retikulum endoplasma di dalam hati dalam bentuk proalbumin, kemudian diiris oleh badan Golgi untuk disekresi memenuhi sekitar 60% jumlah serum darah dengan konsentrasi antara 30 hingga 50 g/L[1] dengan waktu paruh sekitar 20 hari. Albumin memiliki berat molekul sekitar 65 kD dan terdiri dari 584 asam amino tanpa karbohidrat. Gen untuk albumin terletak pada kromosom 4, dengan panjang sekitar 16.961 nukleotida dengan 15 ekson yang terbagi ke dalam 3 domain simetris, sehingga diperkirakan merupakan triplikasi dari domain primordial yang tunggal. Tiap domain terbagi lagi menjadi masing-masing 2 sub-domain.

Mutasi pada gen ini dapat mengakibatkan berbagai macam protein dengan fungsi yang tidak beraturan (bahasa Inggris: anomalous protein) oleh karena perubahan sifat pada domain pencerapnya. Oleh karena itu, Spesi reaktif oksigen, Spesi reaktif nitrogen dan produk dari hasil reaksi dengan biomolekul lain seperti produk peroksidasi lipid, terjadi secara fisiologi dan patofisiologi dengan adanya albumin.[2]

Fungsi albumin

[sunting | sunting sumber]
  • Memelihara tekanan osmotik. Tekanan osmotik yang ditimbulkan oleh albumin akan memelihara fungsi ginjal dan mengurangi edema pada saluran pencernaan,[3] dan dimanfaatkan dengan metode hemodilusi untuk menangani penderita serangan stroke akut.
  • Mengusung hormon tiroid
  • Mengusung hormon lain, khususnya yang dapat larut dalam lemak
  • Mengusung asam lemak menuju hati
  • Mengusung obat-obatan dan memperpendek waktu paruh obat tersebut
  • Mengusung bilirubin
  • Mengikat ion Ca2+
  • Sebagai larutan penyangga
  • Sebagai protein radang fase-akut negatif. Konsentrasi albumin akan menurun sebagai pertanda fase akut respon kekebalan tubuh setelah terjadi infeksi, namun bukan berarti bahwa tubuh sedang dalam keadaan kekurangan nutrisi

Rujukan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ M.Si, Dr La Ode Sumarlin (2023-02-14). BIOKIMIA: Dasar-Dasar Biomolekul dan Konsep Metabolisme. PT. RajaGrafindo Persada - Rajawali Pers. ISBN 978-623-231-171-8.
  2. ^ (Inggris) "Physiological and pathological changes in the redox state of human serum albumin critically influence its binding properties". Institute of Physiological Chemistry, Center of Physiological Medicine, Division of Gastroenterology and Hepatology, Department of Internal Medicine, Medical University of Graz; K Oettl dan R E Stauber. Diakses tanggal 2011-08-22.
  3. ^ (Inggris) "Small-volume resuscitation with hyperoncotic albumin: a systematic review of randomized clinical trials". Klinik für Anästhesiologie, Ludwig-Maximilians-Universität, Klinikum Grosshadern, Hygeia Associates, Physiologisches Institut – Vegetative Physiologie, Ludwig-Maximilians-Universität; Matthias Jacob, Daniel Chappell, Peter Conzen, Mahlon M Wilkes, Bernhard F Becker, dan Markus Rehm. Diakses tanggal 2011-08-21. hyperoncotic albumin preserved renal function and reduced intestinal edema
Ikon rintisan

Artikel bertopik biokimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Albumin&oldid=25766690"
Kategori:
  • Protein
  • Protein darah
  • Protein monomer
Kategori tersembunyi:
  • Artikel mengandung aksara Latin
  • Semua artikel rintisan
  • Semua artikel rintisan selain dari biografi
  • Rintisan bertopik biokimia
  • Semua artikel rintisan Mei 2024

Best Rank
More Recommended Articles