More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Sisingamangaraja XII - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sisingamangaraja XII - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sisingamangaraja XII

  • Basa Bali
  • Batak Toba
  • Deutsch
  • English
  • 日本語
  • Jawa
  • Bahasa Melayu
  • Nederlands
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ini adalah nama Batak Toba, marganya adalah Sinambela.
Sisingamangaraja XII
Ilustrasi wajah Sisingamangaraja XII pada lembaran uang 1000 rupiah, berdasarkan lukisan yang dibuat oleh Augustin Sibarani.
Raja Tapanuli
Berkuasa1876 – 1907
PendahuluSisingamangaraja XI
KelahiranPatuan Bosar Sinambela
(1845-02-18)18 Februari 1845
Bangkara, Toba
Kematian17 Juni 1907(1907-06-17) (umur 62)
Si Onom Hudon, Dairi
Pemakaman
Soposurung, Balige, Toba
Pasangan
  • boru Simanjuntak
  • Saillan boru Sagala
  • Nantikal boru Nadeak
  • boru Situmorang
  • boru Siregar
Keturunan
  • Patuan Nagari Sinambela
  • Patuan Anggi Sinambela
  • Lopian br. Sinambela
  • Raja Buntal Sinambela
  • Raja Sabidan Sinambela
  • Raja Barita Sinambela
  • Pangarandang Sinambela
  • Raja Pangkilim Sinambela
  • Rinsan br. Sinambela
  • Purnama Rea br. Sinambela
  • Sunting Mariam br. Sinambela
  • Saulina br. Sinambela
  • Tambok br. Sinambela
  • Mangindang br. Sinambela
  • Sahudat br. Sinambela
  • Nagok br. Sinambela
Nama lengkap
Ginoar: Patuan Bosar Sinambela Ompu Pulo Batu
Wangsa Singa Mangaraja
AyahRaja Sohahuaon Sinambela
Ibuboru Situmorang

Sisingamangaraja XII dengan nama lengkap Patuan Bosar Sinambela ginoar Ompu Pulo Batu (18 Februari 1845 – 17 Juni 1907) adalah seorang Raja / Adipati di Negeri Toba dan pejuang yang berperang melawan Belanda. Ia diangkat oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961.

Semula, ia dimakamkan di Tarutung, Tapanuli Utara, lalu dipindahkan ke Soposurung, Balige, Toba pada tahun 1953.[1]

Nama dan gelar

[sunting | sunting sumber]

Sisingamangaraja XII dilahirkan dengan nama Patuan Bosar Sinambela. Ia naik tahta pada tahun 1876 untuk menggantikan ayahnya, Sisingamangaraja XI yang bernama Raja Sohahuaon Sinambela. Sebagai seorang Singamangaraja, Patuan Bosar Sinambela juga berperan sebagai raja-imam. Dari Patuan Anggi Sinambela, Sisingamangaraja XII mendapatkan pahompu panggoaran bernama Pulo Batu Sinambela sehingga ia digelari sebagai Ompu Pulo Batu Sinambela.[butuh rujukan]

Asal

[sunting | sunting sumber]

Singamangaraja bermula dari salah satu keturunan Siraja Oloan. Si Raja Oloan memiliki enam orang putra yakni Naibaho, Sihotang, Bakkara, Sinambela, Sihite, dan Simanullang.

Kemudian, Sinambela memiliki tiga orang putra, salah satunya adalah Raja Bona Ni Onan. Raja Bona Ni Onan menikah dengan seorang boru Pasaribu. Anak dari Raja Bona Ni Onan adalah Raja Manghuntal yang kemudian mengawali dinasti Singamangaraja sebagai Sisingamangaraja I.[2]

Silsilah

[sunting | sunting sumber]
Raja Oloan
Siganjang Ulu (Naibaho)Sigodang Ulu (Sihotang)Toga Bangkara (Bakkara)Toga SinambelaToga SihiteToga Manullang
Raja ParemeTuan NabolasRaja Bonanionan
Raja Mahuntal (Sisingamangaraja)Ompu Partampuan
Raja Tinaruan (Sisingamangaraja II)Raja Hita
Raja Itubungna (Sisingamangaraja III)
Raja Sorimangaraja (Sisingamangaraja IV)
Raja Ampalongos (Sisingamangaraja V)
Pangulbuk (Sisingamangaraja VI)
Ompu Batu HolingOmpu Tuan Lombut (Sisingamangaraja VII)
Raja UparOmpu Sotaronggal (Sisingamangaraja VIII)Ompu Sungkunan
Ompu Sohalompoan (Sisingamangaraja IX)
Ompu Tuan Nabolon (Sisingamangaraja X)
Raja LambungRaja Itubungna Ompu Sohahuaon (Sisingamangaraja XI)Raja Tinujuan
Raja Nabolon ParlopukSiganiSibagaPatuan GugunPatuan Bosar Ompu Pulo Batu (Sisingamangaraja XII)Ompu TanakSisuanSiumpin
Patuan NagariPatuan AnggiRaja BuntalHendrik BaritaWillden SabidanPangardangDaud Pangkilim

Penobatan

[sunting | sunting sumber]

Penobatan Sisingamangaraja XII sebagai maharaja di Negeri Toba bersamaan dengan dimulainya open door policy (politik pintu terbuka) Belanda dalam mengamankan modal asing yang beroperasi di Hindia Belanda, dan yang tidak mau menandatangani Korte Verklaring (perjanjian pendek) di Sumatra, terutama Kesultanan Aceh dan Toba, di mana kerajaan ini membuka hubungan dagang dengan negara-negara Eropa lainya. Di sisi lain, Belanda sendiri berusaha untuk menanamkan monopolinya atas kerajaan tersebut. Politik yang berbeda ini mendorong situasi selanjutnya untuk melahirkan Perang Tapanuli yang berkepanjangan hingga puluhan tahun.[2]

Perang melawan Belanda

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Perang Batak
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.

Pada tahun 1824, seluruh wilayah koloni Inggris di Sumatra diberikan kepada Belanda melalui Perjanjian Inggris dan Belanda (Anglo-Dutch Treaty of 1824). Hal ini membuka peluang bagi Hindia Belanda untuk menganeksasi seluruh wilayah yang belum dikuasainya di Sumatra.

Pada tahun 1873, Belanda melakukan invasi militer ke Aceh melalui Perang Aceh. Kemudian, Belanda melanjutkan invasi ke Tanah Batak pada 1878. Para raja kampung Batak (huta) yang beragama Kristen menerima masuknya Hindia Belanda ke Tanah Batak, sementara Raja Bangkara, Sisingamangaraja XII, yang memiliki hubungan dekat dengan Kesultanan Aceh, menolak dan menyatakan perang.

Pada tahun 1877, para misionaris di Silindung dan Bahal Batu meminta bantuan kepada Pemerintah Kolonial Belanda dari ancaman diusir oleh Sisingamangaraja XII. Kemudian, Pemerintah Kolonial Belanda dan para misionaris sepakat untuk tidak hanya menyerang markas Sisingamangaraja XII di Bangkara tetapi sekaligus menaklukkan seluruh Toba.

Pada tanggal 6 Februari 1878, pasukan Belanda tiba di Pearaja, tempat kediaman misionaris Ingwer Ludwig Nommensen. Kemudian, beserta misionaris Nommensen dan Simoneit sebagai penerjemah, pasukan Belanda terus menuju ke Bahal Batu untuk menyusun benteng pertahanan. Kehadiran tentara kolonial ini telah memprovokasi Sisingamangaraja XII, yang kemudian mengumumkan pulas (perang) pada tanggal 16 Februari 1878 dan penyerangan ke pos Belanda di Bahal Batu mulai dilakukan.

Pada tanggal 14 Maret 1878, datanglah Residen Boyle bersama tambahan pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Engels sebanyak 250 orang tentara dari Sibolga. Pada 1 Mei 1878, Bangkara yang merupakan pusat pemerintahan Sisingamangaraja XII diserang oleh pasukan kolonial. Pada 3 Mei 1878, seluruh Bangkara telah ditaklukkan, namun Sisingamangaraja XII beserta pengikutnya dapat menyelamatkan diri dan terpaksa keluar mengungsi. Sementara, para raja yang tertinggal di Bangkara dipaksa Belanda untuk bersumpah setia dan kawasan tersebut dinyatakan berada dalam kedaulatan Hindia Belanda.

Walaupun Bangkara telah ditaklukkan, Sisingamangaraja XII terus melakukan perlawanan secara gerilya. Hingga akhir Desember 1878, beberapa kawasan seperti Butar, Lobu Siregar, Naga Saribu, Huta Ginjang, Gurgur juga telah ditaklukkan oleh pasukan Kolonial Belanda.

Di antara tahun 1883-1884, Sisingamangaraja XII berhasil melakukan konsolidasi pasukannya. Kemudian bersama pasukan bantuan dari Aceh, secara ofensif menyerang kedudukan Belanda antaranya Uluan dan Balige pada Mei 1883, serta Tangga Batu pada tahun 1884.

Salah satu pemimpin Aceh yang secara aktif membantu perjuangan ini adalah Teuku Ben Blangpidie (Teuku Ben Mahmud), seorang panglima gerilya dari pantai barat Aceh. Pada awal tahun 1907, Teuku Ben Mahmud mengirim sekitar 150 pejuang dari Tapaktuan menelusuri Sungai Cenendang hingga Simsim, wilayah Pakpak Bharat, untuk mendukung gerakan Sisingamangaraja XII.

Pasukan Aceh membantu dalam pembentukan markas gerilya, pelatihan laskar muda Batak, serta penyerangan terhadap pos, sekolah, dan gereja Belanda di sekitar Dairi. Kolaborasi ini menjadi simbol perlawanan lintas wilayah dan etnis terhadap kolonialisme Belanda di Tanah Batak dan Aceh, serta memperkuat jaringan logistik dan militer di wilayah barat Sumatra hingga perbatasan Tapanuli.[3]


Kematian

[sunting | sunting sumber]

Sisingamangaraja XII gugur pada 17 Juni 1907 saat disergap oleh empat anggota Korps Marsose, pasukan elite kontra-gerilya Belanda. Penyergapan tersebut dipimpin oleh Hans Christoffel di kawasan Sungai Aek Sibulbulon, di suatu desa bernama Si Onom Hudon, di perbatasan Humbang dengan Dairi.[1] Sisingamangaraja XII menghadapi pasukan Korps Marsose sambil memegang senjata Piso Gaja Dompak. Johannes Rotikan, seorang prajurit pasukan Marsose asal Minahasa, mendaratkan tembakan yang menewaskan Si Singamangaraja XII.[4] Menjelang nafas terakhir, ia tetap berucap, "Ahu Sisingamangaraja" (bahasa Indonesia: "Aku Sisingamangaraja"). Turut gugur bersamanya adalah kedua putranya, Patuan Nagari Sinambela dan Patuan Anggi Sinambela, serta putrinya, Lopian br. Sinambela. Sementara keluarganya yang tersisa ditawan di Tarutung. Sisingamangaraja XII kemudian dikebumikan oleh Belanda secara militer pada 22 Juni 1907 di Silindung, setelah sebelumnya mayatnya diarak dan dipertontonkan kepada masyarakat Dairi.[butuh rujukan] Makamnya kemudian dipindahkan ke Makam Pahlawan Nasional di Soposurung, Balige sejak 14 Juni 1953, yang dibangun oleh pemerintah, msyarakat, dan keluarga.[butuh rujukan]

Dinasti Singa Mangaraja

[sunting | sunting sumber]

Patuan Bosar Sinambela adalah Singamangaraja XII sekaligus sebagai Singamangaraja terakhir dari Dinasti Singa Mangaraja. Setelah kematiannya, tidak ada lagi penerus dinasti Singa Mangaraja di Bangkara, sebab seluruh keluarganya telah ditawan oleh Belanda di Pearaja Tarutung. Untuk menghindarkan pengikutnya para parbaringin mencoba menobatkan putranya menjadi Si Singamangaraja penggantinya. Untuk menghindarkan itu Kolonial Belanda mengasingkan lima putranya ke pulau Jawa. Dua putranya; Raja Pangkilim Raja Mangarandang meninggal di Jawa. Raja Buntal menyelesaikan pendidikan tinggi hukum di Batavia, sempat bekerja di pengadilan di Batavia, sebelum kembali ke Balige dan diberi tempat di Soposurung Balige. Saat itu muncul tuntutan agar dia dinobatkan, sehingga tahun 1929 Belanda membentuk komite Goobe-van Lith. Tetapi komite itu merekomendasikan agar penobatan itu diurungkan.

Adapun nama para Singamangaraja yang pernah bertahta di Bangkara adalah sebagai berikut:

  1. Sisingamangaraja I, bernama Raja Manghuntal Sinambela
  2. Sisingamangaraja II, bernama Ompu Raja Tinaruan Sinambela
  3. Sisingamangaraja III, bernama Raja Itubungna Sinambela
  4. Sisingamangaraja IV, bernama Sori Mangaraja Sinambela
  5. Sisingamangaraja V, bernama Pallongos Sinambela
  6. Sisingamangaraja VI, bernama Pangulbuk Sinambela
  7. Sisingamangaraja VII, bernama Ompu Tuan Lumbut Sinambela
  8. Sisingamangaraja VIII, bernama Ompu Sotaronggal Sinambela
  9. Sisingamangaraja IX, bernama Ompu Sohalompoan Sinambela
  10. Sisingamangaraja X, bernama Ompu Tuan Nabolon Sinambela
  11. Sisingamangaraja XI, bernama Raja Ompu Sohahuaon Sinambela
  12. Sisingamangaraja XII, bernama Patuan Bosar Sinambela

Gelar pahlawan

[sunting | sunting sumber]

Sisingamangaraja XII digelari Pahlawan Nasional Indonesia dengan Surat Keputusan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 590 Tahun 1961. Surat ini tertanggal 19 November 1961.[5]

Warisan sejarah

[sunting | sunting sumber]
Sebilah pedang hasil tempaan pandai besi Batak yang diduga oleh Belanda digunakan oleh Sisingamangaraja XII. Foto diambil 1907.

Usai gugurnya Sisingamangaraja XII, Pasukan Kolonial Belanda menemukan sebilah pedang yang diduga digunakan oleh Sisingamangaraja XII. Kini, pedang tersebut disimpan sebagai koleksi milik Nationaal Museum van Wereldculturen, Belanda.

Kegigihan perjuangan Sisingamangaraja XII dalam melawan penjajahan Belanda telah menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia. Selain menganugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia, Pemerintah Indonesia juga mengabadikan nama Sisingamangaraja XII sebagai nama ruas jalan di banyak kawasan di Republik Indonesia.

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Sebagai penghargaan atas jasa Sisingamangaraja XII, beberapa tugu didirikan untuknya di beberapa daerah di Sumatera Utara, di antaranya Markas Sisingamangaraja di Parlilitan, Humbang Hasundutan dan di Monumen Sisingamangaraja XII di Medan.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Sidjabat, Bonar W. Prof. Dr. (2007), Aku Sisingamangaraja, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, ISBN 979-416-896-7.
  2. ^ a b Sejarah Daerah Sumatera Utara, 1978
  3. ^ Nawafil, Rozal (2025-06-27). "Perjuangan Tanpa Batas: Aksi Heroik Teuku Ben Mahmud Membantu Sisingamangaraja XII". Inisiatif. Diakses tanggal 2025-07-12.
  4. ^ Klein-Nagelvoort, J. (2017). "'Hoe stierf de laatste Batakkoning?'. Geschiedenis Magazine Nr. 1, hlm. 52–54". Rozenberg Quarterly (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2024-11-14.
  5. ^ Natalia, S. F., dan Aditya, M. F. (2019). "Dampak Perang Batak pada Tahun 1878 - 1907 Terhadap Penyebaran Agama Kristen di Sumatera Utara". Tsaqofah: Jurnal Agama dan Budaya. 17 (1): 43. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  • l
  • b
  • s
Indonesia Pahlawan Nasional Indonesia
Politik
Abdul Halim Majalengka · Abdoel Kahar Moezakir · Abdurrahman Wahid  · Achmad Soebardjo · Adam Malik · Adnan Kapau Gani · Alexander Andries Maramis · Alimin · Andi Sultan Daeng Radja · Arie Frederik Lasut · Arnold Mononutu · Djoeanda Kartawidjaja · Ernest Douwes Dekker · Fatmawati · Ferdinand Lumban Tobing · Frans Kaisiepo · Gatot Mangkoepradja · Hamengkubuwana IX · Herman Johannes · Idham Chalid · Ida Anak Agung Gde Agung · Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono · I Gusti Ketut Pudja · Iwa Koesoemasoemantri · Izaak Huru Doko · Johannes Leimena · Johannes Abraham Dimara · Kasman Singodimedjo · Kusumah Atmaja · Lambertus Nicodemus Palar · Mahmud Syah III dari Johor · Mangkunegara I · Maskoen Soemadiredja · Mochtar Kusumaatmadja · Mohammad Hatta · Mohammad Husni Thamrin · Moewardi · Teuku Nyak Arif · Nani Wartabone · Oto Iskandar di Nata · Radjiman Wedyodiningrat · Rasuna Said · Saharjo · Samanhudi · Soeharto  · Soekarni · Soekarno · Sukarjo Wiryopranoto · Soepomo · Soeroso · Soerjopranoto · Sutan Mohammad Amin Nasution · Sutan Syahrir · Syafruddin Prawiranegara · Tan Malaka · Tjipto Mangoenkoesoemo · Oemar Said Tjokroaminoto · Zainal Abidin Syah · Zainul Arifin
Militer
Abdul Haris Nasution · Andi Abdullah Bau Massepe · Basuki Rahmat · Tjilik Riwut · Jamin Ginting  · Gatot Soebroto · Harun Thohir · Hasan Basry · John Lie · R.E. Martadinata · Marthen Indey · Mas Isman · Muhammad Yasin · Sarwo Edhie Wibowo · Syam'un · Soedirman · Soekanto Tjokrodiatmodjo · Soeprijadi · Oerip Soemohardjo · Usman Janatin  · Yos Sudarso · Djatikoesoemo · Moestopo
Kemerdekaan
Agustinus Adisoetjipto · Abdulrachman Saleh · Adisumarmo Wiryokusumo · Andi Djemma · Ario Soerjo · Bagindo Azizchan · Bernhard Wilhelm Lapian · Halim Perdanakusuma · Ignatius Slamet Rijadi · Iswahyudi · I Gusti Ngurah Rai · Muhammad Mangundiprojo · Robert Wolter Mongisidi · Sam Ratulangi · Soepeno · Sutomo (Bung Tomo) · Tahi Bonar Simatupang
Revolusi
Ahmad Yani · Karel Satsuit Tubun · Mas Tirtodarmo Harjono · Katamso Darmokusumo · Donald Izaac Panjaitan · Pierre Tendean · Siswondo Parman · Sugiyono Mangunwiyoto · R. Suprapto · Sutoyo Siswomiharjo
Pergerakan
Abdurrahman Baswedan · Maria Walanda Maramis · dr. Soetomo · Wage Rudolf Soepratman · Wahidin Soedirohoesodo
Sastra
Abdoel Moeis · Agus Salim · Amir Hamzah · Mohammad Yamin · Ali Haji bin Raja Haji Ahmad
Seni
Ismail Marzuki · Usmar Ismail
Pendidikan
Dewi Sartika · Kartini · Ki Hadjar Dewantara · Ki Sarmidi Mangunsarkoro · Muhammad Salahuddin · Rahmah El Yunusiyyah  · Rubini Natawisastra · Sardjito · Soeharto Sastrosoeyoso · Syaikhona Muhammad Kholil
Integrasi
Pajonga Daeng Ngalie Karaeng Polongbangkeng · Silas Papare · Syarif Kasim II dari Siak
Pers
M. Tabrani · Roehana Koeddoes · Tirto Adhi Soerjo
Pembangunan
Moestopo · Pangeran Mohammad Noor · Suharso · Siti Hartinah · Teuku Mohammad Hasan · Wilhelmus Zakaria Johannes
Agama
As'ad Samsul Arifin · Abdul Chalim · Abdul Wahab Hasbullah  · Ahmad Dahlan · Ahmad Hanafiah · Ahmad Sanusi · Albertus Soegijapranata · Bagoes Hadikoesoemo · Fakhruddin · Haji Abdul Malik Karim Amrullah · Hasyim Asy'ari · Hazairin · Ilyas Yakoub · Lafran Pane · Mas Mansoer · Masjkur · Mohammad Natsir · Muhammad Zainuddin Abdul Madjid  · Noer Alie · Nyai Ahmad Dahlan · Syech Yusuf Tajul Khalwati · Wahid Hasjim
Perjuangan
Abdul Kadir · Achmad Rifa'i · Andi Depu · Andi Mappanyukki · Aji Muhammad Idris · Aria Wangsakara · Baabullah · Bataha Santiago · Cut Nyak Dhien · Cut Nyak Meutia · Depati Amir · Hamengkubuwana I · I Gusti Ketut Jelantik · I Gusti Ngurah Made Agung · Ida Dewa Agung Jambe · Himayatuddin Muhammad Saidi · Iskandar Muda dari Aceh · Kiras Bangun · La Madukelleng · Machmud Singgirei Rumagesan · Mahmud Badaruddin II dari Palembang · Malahayati · Marsinah · Martha Christina Tiahahu · Nuku Muhammad Amiruddin · Nyai Ageng Serang · Opu Daeng Risadju · Paku Alam VIII · Pakubuwana VI · Pakubuwana X · Pangeran Antasari · Pangeran Diponegoro · Pattimura · Pong Tiku · Raden Mattaher · Radin Inten II · Ranggong Daeng Romo · Raja Haji Fisabilillah · Ratu Kalinyamat · Salahuddin bin Talabuddin · Sisingamangaraja XII · Sultan Agung dari Mataram · Sultan Hasanuddin · Teungku Chik di Tiro · Tuanku Imam Bonjol · Tuanku Tambusai · Teuku Umar · Tirtayasa dari Banten · Thaha Saifuddin dari Jambi · Tombolotutu · Tuan Rondahaim Saragih  · Untung Suropati · Zainal Mustafa
Diusulkan · Perempuan · Islam · Kristen · Hindu · Buddha · Kepercayaan asli · Portal Portal Indonesia
  • l
  • b
  • s
Batak Toba
Pembagian
  • Humbang
  • Samosir
  • Silindung
  • Toba
Tari Tortor
Sistem kekerabatan
  • Marga
    • Humbang
      • daftar
    • Samosir
      • daftar
    • Silindung
      • daftar
    • Toba
      • daftar
  • Partuturan
  • Tarombo Batak
Bahasa dan
kesusastraan
  • Surat Batak
  • Bahasa Batak Toba
  • Umpasa
  • Umpama
  • Turiturian
Kuliner
  • Arsik
  • Dali ni horbo
  • Dengke naniura
  • Itak gurgur
  • Hasang sihobuk
  • Benti
  • Lampet
  • Ombusombus
  • Pohulpohul
  • Manuk napinadar
  • Mi gomak
  • Na nidugu
  • Na tinombur
  • Saksang
  • Sambal tuktuk
  • Sasagun
  • Tanggotanggo
  • Tipatipa
Falsafah
Dalihan Natolu
Upacara adat
  • Mangalua
  • Mangongkal holi
  • Manulangi Natuatua
  • Manulangi Ompung
  • Manulangi Pahompu
  • Manulangi Tulang
  • Martumpol
  • Perkawinan
  • Tonggo Raja
Seni budaya dan
kerajinan
  • Abalabal
  • Gondang Batak
  • Monsak
  • Pustaha
  • Tortor Batak
  • Ulos
  • Tunggal panaluan
Alat musik
tradisional
  • Garantung
  • Gordang
  • Hasapi
  • Hesek
  • Jenggong
  • Mengmung
  • Odap
  • Ogung
  • Sagasaga
  • Sarune
  • Sordam
  • Sulim
  • Taganing
  • Talatoit
  • Tanggetang
Kepercayaan dan
agama
  • Parbaringin
  • Parhudamdam Siraja Batak
  • Parmalim
  • Kekristenan
    • Alkitab
    • Gereja Suku Batak Toba
    • Misi Katolik di Tanah Batak
    • Zending Protestan di Tanah Batak
Mitologi
  • Banua Ginjang
  • Banua Tonga
  • Banua Toru
  • Boraspati Nitano
  • Boru Saniang Naga
  • Debata Idup
  • Djambu Baros
  • Ilik
  • Mangala Bulan
  • Manuk Patiaraja
  • Mulajadi Nabolon
  • Naga Padoha
  • Pane Nabolon
  • Soripada
  • Tapi Donda
Kekayaan budaya
  • Pusuk Buhit
  • Sopo Guru Tatea Bulan
  • Salib Kasih, Siatas Barita
  • Kampung Ulos Huta Raja
  • Huta Siallagan
  • Museum Batak
    • Balige
    • Tomok
Kategori
Basis data pengawasan otoritas Sunting di Wikidata
Internasional
  • ISNI
  • VIAF
  • FAST
  • WorldCat
Nasional
  • Amerika Serikat
  • Belanda
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sisingamangaraja_XII&oldid=28388458"
Kategori:
  • Pages using infobox royalty with unknown parameters
  • Kelahiran 1845
  • Kematian 1907
  • Meninggal usia 62
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan June 2013
  • Pahlawan nasional Indonesia
  • Kelahiran 1849
  • Meninggal usia 58
  • Tokoh Batak
  • Tokoh Batak Toba
  • Marga Sinambela
  • Singamangaraja
  • Tokoh dari Toba
  • Tokoh dari Humbang Hasundutan
  • Tokoh dari Tapanuli Utara
  • Tokoh dari Dairi
  • Sisingamangaraja XII
  • Tokoh Sumatera Utara
  • Kematian akibat perang
  • Tokoh aliran kepercayaan Indonesia
Kategori tersembunyi:
  • Halaman dengan argumen ganda di pemanggilan templat
  • CS1 sumber berbahasa Belanda (nl)
  • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list
  • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN
  • Semua orang yang sudah meninggal
  • Tanggal kelahiran 18 Februari
  • Tanggal kematian 17 Juni
  • Artikel dengan templat lahirmati
  • Semua artikel biografi
  • Artikel biografi November 2025
  • Semua artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Artikel dengan paramater tanggal tidak valid pada templat
  • Artikel yang tidak memiliki referensi November 2025
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan

Best Rank
More Recommended Articles