More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Abdul Kharis Almasyhari - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Abdul Kharis Almasyhari - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Abdul Kharis Almasyhari

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
  • Switch to legacy parser
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Abdul Kharis Almasyhari
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Petahana
Mulai menjabat
1 Oktober 2014
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo
Prabowo Subianto
Daerah pemilihanJawa Tengah V
Informasi pribadi
Lahir25 Agustus 1968 (umur 57)
Purworejo, Indonesia
Partai politik  PKS
Almamater
  • Universitas Sebelas Maret
  • Universitas Diponegoro
Situs websahabatkharis.com
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Abdul Kharis Almasyhari (lahir 25 Agustus 1968) adalah mubalig, pengusaha, dan politikus Indonesia. Ia terpilih sebagai anggota DPR untuk periode 2014–2019. Merintis bisnis percetakan sejak masih kuliah, Kharis tampil sebagai pengusaha lewat penerbitan yang didirikannya, PT Era Adicitra Intra Media. Ia sempat bekerja sebagai dosen untuk Universitas Muhammadiyah Surakarta sebelum memutuskan bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pemilihan umum legislatif 2014 mengantarnya duduk sebagai anggota DPR mewakili daerah pemilihan Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, dan Klaten.

Putra seorang kiai pemilik pondok pesantren di Purworejo, Kharis telah aktif menyemarakkan kegiatan syiar dan dakwah Islam sejak bersekolah di SMA Negeri 1 Kutoarjo. Masuk ke Universitas Negeri Sebelas Maret, ia memilih jurusan akutansi sembari menekuni dunia pers. Usaha percetakan yang dirintisnya berpengaruh pada kemapanan hidupnya, membuatnya menikah saat masih berstatus mahasiswa. Pada 1997, ia mendirikan PT Era Adicitra Intra Media, salah satu penerbit buku-buku Islam utama di Indonesia.

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Abdul Kharis Almasyhari adalah putra pasangan Syaibani dan Muslimah. Ia dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama dengan ayah seorang kiai pemilik pondok pesantren di Purworejo. Sembari ikut mengaji bersama santri-santri di pondok pesantren ayahnya, ia melewatkan pendidikan formal di sekolah negeri. Ia menjadi salah seorang siswa teladan se-Kabupaten Purworejo saat SD dan sering meraih juara kelas hingga SMA.[1]

Latar belakang militer yang dimiki ayahnya memengaruhi kepribadian Kharis. Ia diajarkan bertani, mengolah sawah, hingga ia bisa membajak sawah sendiri saat masih SD. Bersekolah di SMA Negeri 1 Purworejo, ia rutin mengikuti kegiatan kesiswaan di sekolah, sembari membawakan keterampilannya sebagai penceramah. Pada 1987, ia pindah ke Surakarta, kuliah di Jurusan Akuntansi, Fakultas Ilmu Ekonomi, Universitas Negeri Sebelas Maret.

Penerbitan

[sunting | sunting sumber]

Semester kedua kuliah menandai keaktifan Kharis dalam organisasi kemahasiswaan. Ia menjadi reporter untuk Badan Pers Mahasiswa, berlatih bela diri, bergabung dengan mahasiswa pecinta alam, dan menghadiri kajian Islam.[1] Ia mengaku "tidak pernah keteran" jika jadwal antara kuliah dan organisasi berdekatan "atau bahkan satu waktu".[2] Melalui pelatihan di Majalah Tempo yang diikutinya sebagai utusan Badan Pers Mahasiswa, ia mendapati dirinya tertarik dengan bisnis percetakan dan mulai merintis usaha di sekitar kampus. Ia membuka kantor kecil yang melayani permintaan "segala macam cetakan". Ia merancang desain dan bekerja sama dengan perusahaan percatakan untuk mengerjakan desainnya. "Saya katakan, saya baru akan membayar ke rekanan tersebut jika saya sudah dibayar oleh pelanggan saya," ujar Kharis.[3]

Bisnis yang ia rintis berpengaruh pada kemapanan hidupnya, membuatnya bisa "hidup tanpa uang saku dari orang tua". Pada akhir semester tujuh kuliahnya, ia menikahi istrinya, Retno Sintowati. Walau sama-sama belum menamatkan kuliah, ia mengaku tidak ada pertentangan dari orang tua mereka. "Semua berjalan sangat lancar." Pasangan ini kelak memiliki tujuh orang anak sejak menikah pada 24 Februari 1991.[3]

Tamat kuliah dengan gelar akuntan pada 1993, Kharis mendirikan CV Citra Islami Press, melayani pekerjaan setting, sablon, dan percetakan. Pada 3 Oktober 1997, CV Citra Islami Press berubah status menjadi PT Era Adicitra Intermedia, bergerak di bidang penerbitan dan perdagangan buku-buku Islam. Penerbitan ini tercatat sebagai salah satu dari lima penerbit buku bacaan Islam yang masih bertahan. Kharis menjabat sebagai sebagai Direktur Utama PT Era Adicitra Intermedia sejak didirikannya.

Kiprah

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1995, Kharis diangkat sebagai dosen untuk Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Namun, ia mengundurkan diri setelah ia memutuskan maju sebagai calon anggota legislatif melalui Partai Keadilan Sejahtera.[3]

Sejak 1997, bersama sejumlah pengusaha di bidang percetakan dan penerbitan, Kharis aktif dalam kepengurusan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Ia pernah menjabat sebagai Ketua IKAPI Jawa Tengah sejak 2007 hingga 2013.[1][3]

PKS

[sunting | sunting sumber]

Kharis ikut dalam masa awal pembentukan Partai Keadilan Sejahtera di Jawa Tengah, duduk sebagai bendahara ketika partai itu masih bernama Partai Keadilan. Meski telah bergabung dengan partai politik, Kharis semula mengaku belum tertarik untuk menjadi anggota legislatif, memilih mengembangkan bisnis penerbitannya sambil melanjutkan kuliah ke jenjang S-2 dan S-3.[3]

Menjelang pemilihan umum legislatif 2014, Kharis mendaftarkan diri menjadi calon anggota legislatif. Ia terpilih sebagai anggota DPR mewakili daerah pemilihan Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, dan Klaten. Oleh partainya, ia ditempatkan duduk di Komisi XI yang membidangi keuangan dan perbankan.[4] Sejak 26 Mei 2016, ia dipindahkan dan diamanahkan sebagai Ketua Komisi I, menggantikan rekan satu partainya Mahfudz Siddiq.[5]

Sejarah elektoral

[sunting | sunting sumber]
Pemilu Lembaga legislatif Daerah pemilihan Partai politik Perolehan suara Hasil
2014 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Jawa Tengah V Partai Keadilan Sejahtera Tidak diketahui checkY Terpilih
2019 Tidak diketahui checkY Terpilih
2024 Tidak diketahui checkY Terpilih

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]
  • Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
  • Daftar tokoh Partai Keadilan Sejahtera
  • Daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2014–2019
  • Daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2019–2024
  • Daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2024–2029

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. 1 2 3 Ririn Aprilia. "Abdul Kharis Almasyhari, Anak Kyai yang Menaklukan Senayan". VIVA.co.id. Diakses tanggal 6 Juni 2017.
  2. ↑ "Kiprah Alumni UNS: Abdul Kharis Almasyhari, Ketua Komisi I DPR RI". JawaPos.com. Diakses tanggal 6 Juni 2017.[pranala nonaktif permanen]
  3. 1 2 3 4 5 Profil Abdul Kharis di Majalah Parlementaria Diarsipkan 2016-04-18 di Wayback Machine.. hlmn 44−47.
  4. ↑ "Abdul Kharis Almasyhari". tirto.id. Diakses tanggal 6 Juni 2017.
  5. ↑ Budilaksono, Imam (2016-05-26). Suryanto (ed.). "Abdul Kharis gantikan Mahfud pimpin Komisi I DPR". ANTARA News. Diakses tanggal 6 Juni 2017.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Abdul Kharis Almasyhari di X
  • Situs resmi PT Era Adicitra Intra Media
  • l
  • b
  • s
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Jawa Tengah, 2024–2029
Jawa Tengah I
  • Fauqi Hapidekso (PKB, menggantikan Alamuddin Dimyati Rois)
  • Jamal Mirdad (Gerindra, menggantikan Sugiono)
  • Mochamad Herviano Widyatama (PDI-P)
  • Samuel J. D. Wattimena (PDI-P)
  • Firnando Hadityo Ganinduto (Golkar)
  • Fadholi (NasDem)
  • Muhammad Haris (PKS)
  • Raja Faisal Manganju Sitorus (Demokrat)
Lambang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Jawa Tengah II
  • Hindun Anisah (PKB)
  • Abdul Wachid (Gerindra)
  • Musthofa (PDI-P)
  • Gilang Dhielafararez (PDI-P)
  • Andhika Satya Wasistho (Golkar, menggantikan Nusron Wahid)
  • Jamaludin Malik (Golkar)
  • Lestari Moerdijat (NasDem)
Jawa Tengah III
  • Marwan Jafar (PKB)
  • Eva Monalisa (PKB)
  • Danang Wicaksana Sulistya (Gerindra)
  • Haryanto (PDI-P)
  • Evita Nursanty (PDI-P)
  • Edy Wuryanto (PDI-P)
  • Firman Soebagyo (Golkar)
  • Sri Wulan (NasDem)
  • Harmusa Oktaviani (Demokrat)
Jawa Tengah IV
  • Sriyanto Saputro (Gerindra)
  • Bambang Wuryanto (PDI-P)
  • Dolfie O. F. P. (PDI-P)
  • Diah Pikatan O. Putri Haprani (PDI-P)
  • Juliyatmono (Golkar)
  • Hamid Noor Yasin (PKS)
  • Rinto Subekti (Demokrat)
Jawa Tengah V
  • Mohamad Toha (PKB)
  • Adik Sasongko (Gerindra)
  • Puan Maharani (PDI-P)
  • Aria Bima (PDI-P)
  • Didik Haryadi (PDI-P)
  • Singgih Januratmoko (Golkar)
  • Abdul Kharis Almasyhari (PKS)
  • Muhammad Hatta (PAN)
Jawa Tengah VI
  • Abdullah (PKB)
  • Azis Subekti (Gerindra, menggantikan Prasetyo Hadi)
  • Wibowo Prasetyo (PDI-P)
  • Vita Ervina (PDI-P)
  • Sofwan Dedy Ardyanto (PDI-P)
  • Panggah Susanto (Golkar)
  • Nafa Urbach (NasDem)
  • Bramantyo Suwondo (Demokrat)
Jawa Tengah VII
  • Taufiq R. Abdullah (PKB)
  • Darori Wonodipuro (Gerindra)
  • Utut Adianto (PDI-P)
  • Bambang Soesatyo (Golkar)
  • Amelia Anggraini (NasDem)
  • Rofik Hananto (PKS)
  • Aqib Ardiansyah (PAN)
Jawa Tengah VIII
  • Siti Mukaromah (PKB)
  • Novita Wijayanti (Gerindra)
  • Kaisar Kiasa Kasih Said Putra (PDI-P)
  • Adisatrya Suryo Sulisto (PDI-P)
  • Teti Rohatiningsih (Golkar)
  • Sugeng Suparwoto (NasDem)
  • Yanuar Arif Wibowo (PKS)
  • Wastam (Demokrat)
Jawa Tengah IX
  • Eka Widodo (PKB)
  • Mohamad Hekal (Gerindra)
  • Shanty Alda Nathalia (PDI-P)
  • Harris Turino (PDI-P)
  • Shintya Sandra Kusuma (PDI-P)
  • Agung Widiyantoro (Golkar)
  • Abdul Fikri Faqih (PKS)
  • Wahyudin Noor Aly (PAN)
Jawa Tengah X
  • M. Hanif Dhakiri (PKB)
  • Ramson Siagian (Gerindra)
  • Dede Indra Permana Soediro (PDI-P)
  • Ashraff Abu (Golkar)
  • Doni Akbar (Golkar)
  • Yoyok Riyo Sudibyo (NasDem)
  • Rizal Bawazier (PKS)
Lihat pula: Daftar anggota DPR RI 2024–2029
  • l
  • b
  • s
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Jawa Tengah, 2019–2024
Jawa Tengah I
  • Alamuddin Dimyati Rois (PKB)
  • Sugiono (Gerindra)
  • Tuti Nusandari Roosdiono (PDI-P, menggantikan Juliari Batubara)
  • Mochamad Herviano (PDI-P)
  • Mujib Rohmat (Golkar)
  • Fadholi (NasDem)
  • Wisnu Wijaya Adi Putra (PKS, menggantikan Bukhori)
  • A. S. Sukawijaya (Demokrat)
Lambang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Jawa Tengah II
  • Fathan Subchi (PKB)
  • Abdul Wachid (Gerindra)
  • Gilang Dhielafararez (PDI-P)
  • Musthofa (PDI-P)
  • Nusron Wahid (Golkar)
  • Lestari Moerdijat (NasDem)
  • Rojih Ubab Maimoen (PPP)
Jawa Tengah III
  • Marwan Jafar (PKB)
  • Sudewo (Gerindra)
  • Evita Nursanty (PDI-P)
  • Edy Wuryanto (PDI-P)
  • Riyanta (PDI-P, menggantikan Imam Suroso)
  • Firman Soebagyo (Golkar)
  • Sri Wulan (NasDem)
  • Muhamad Arwani Thomafi (PPP)
  • Harmusa Oktaviani (Demokrat)
Jawa Tengah IV
  • Luluk Nur Hamidah (PKB)
  • Bambang Wuryanto (PDI-P)
  • Agustina Wilujeng Pramestuti (PDI-P)
  • Paryono (PDI-P)
  • Dolfie Othniel Frederic Palit (PDI-P)
  • Endang Maria Astuti (Golkar)
  • Hamid Noor Yasin (PKS)
Jawa Tengah V
  • Muhammad Toha (PKB)
  • Puan Maharani (PDI-P)
  • Aria Bima (PDI-P)
  • Rahmad Handoyo (PDI-P)
  • Muchamad Nabil Haroen (PDI-P)
  • Singgih Januratmoko (Golkar)
  • Eva Yuliana (NasDem)
  • Abdul Kharis Almasyhari (PKS)
Jawa Tengah VI
  • Luqman Hakim (PKB)
  • Abdul Kadir Karding (PKB)
  • Prasetyo Hadi (Gerindra, menggantikan Harry Poernomo)
  • Sudjadi (PDI-P)
  • Vita Ervina (PDI-P)
  • Panggah Susanto (Golkar)
  • Muslich Zainal Abidin (PPP)
  • Bramantyo Suwondo (Demokrat)
Jawa Tengah VII
  • Taufiq R. Abdullah (PKB)
  • Darori Wonodipuro (Gerindra)
  • Utut Adianto (PDI-P)
  • Heru Sudjatmoko (PDI-P)
  • Bambang Soesatyo (Golkar)
  • Rofik Hananto (PKS)
  • Lasmi Indaryani (Demokrat)
Jawa Tengah VIII
  • Siti Mukaromah (PKB)
  • Novita Wijayanti (Gerindra)
  • Adisatrya Suryo Sulisto (PDI-P)
  • Sunarna (PDI-P)
  • Teti Rohatiningsih (Golkar)
  • Dito Ganinduto (Golkar)
  • Sugeng Suparwoto (NasDem)
  • Wastam (Demokrat)
Jawa Tengah IX
  • Andi Najmi Fuaidi (PKB), menggantikan Bachrudin Nasori
  • Nur Nadlifah (PKB)
  • Mohamad Hekal (Gerindra)
  • Paramitha Widya Kusuma (PDI-P)
  • Harris Turino (PDI-P, mengggantikan Muhammad Prakosa)
  • Dewi Aryani Hilman (PDI-P)
  • Agung Widiyantoro (Golkar)
  • Abdul Fikri Faqih (PKS)
Jawa Tengah X
  • Muhammad Fauzan Nurhuda Yusro (PKB, menggantikan Yaqut Cholil Qoumas)
  • Bisri Romly (PKB)
  • Ramson Siagian (Gerindra)
  • Hendrawan Supratikno (PDI-P)
  • Dede Indra Permana Soediro (PDI-P)
  • Doni Akbar (Golkar)
  • Munawaroh (PPP, menggantikan Arsul Sani)
Lihat pula: Daftar anggota DPR RI 2019–2024
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abdul_Kharis_Almasyhari&oldid=28009468"
Kategori:
  • Orang hidup berusia 57
  • Kelahiran 1968
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif Mei 2022
  • Wirausahawan penerbitan Indonesia
  • Mubalig Indonesia
  • Alumni Universitas Diponegoro
  • Alumni Universitas Sebelas Maret
  • Tokoh Jawa
  • Tokoh Jawa Tengah
  • Tokoh dari Purworejo
  • Politikus Indonesia
  • Politikus Partai Keadilan Sejahtera
  • Anggota DPR RI 2014–2019
  • Anggota DPR RI 2019–2024
  • Anggota DPR RI 2024–2029
Kategori tersembunyi:
  • Artikel biografi dengan tabel penghargaan
  • Semua orang hidup
  • Tanggal kelahiran 25 Agustus
  • Artikel dengan templat lahirmati
  • Semua artikel biografi
  • Artikel biografi Oktober 2025
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan paramater tanggal tidak valid pada templat
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Nama pengguna Twitter tidak ada di Wikidata

Best Rank
More Recommended Articles