Adaptasi perubahan iklim pesisir
Adaptasi perubahan iklim pesisir merupakan sebuah upaya yang terstruktur dalam mengurangi kerentanan wilayah pesisir terhadap dampak perubahan iklim. Di Indonesia, masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir menghadapi tantangan signifikan terkait ketahanan sosial dan ekonomi akibat kenaikan permukaan laut serta erosi pantai. Fenomena ini menyebabkan perubahan kondisi fisik pesisir yang memengaruhi aktivitas ekonomi, termasuk perikanan, pertanian lahan gambut, dan pariwisata. Selain itu, dampak ekologis dari abrasi pantai dapat mengurangi luas lahan yang dapat dimanfaatkan, memaksa relokasi penduduk, dan menuntut penyesuaian dalam perencanaan tata ruang serta kebijakan pembangunan pesisir. Kondisi ini menekankan perlunya strategi adaptasi yang terintegrasi untuk menjaga kesejahteraan masyarakat sekaligus melindungi ekosistem pesisir.[1]
Dampak
Dampak yang ditimbulkan akibat perubahan iklim adalah suhu air yang mengalami peningkatan. Intensitas badai semakin besar sehingga berdampak juga terhadap spesies ikan dan terumbu karang. Hal ini mengakibatkan pergeseran ekosistem pesisir perikanan.[2] Data menyebutkan kehidupan masyarakat sekitar 60 persen bergantung pada wilayah pesisir, sementara 1.800 kilometer area pesisir di Indonesia terklasifikasi sangat beresiko bencana.[1]
Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam upaya ini adalah jumlah investasi yang cukup besar. Alokasi dana yang tidak transparan memicu pelaksanaan strategi di kawasan lokal menjadi terhambat. Selain itu, ketidakpastian dalam proyeksi perubahan iklim menjadi salah satu tantangan utama bagi perencanaan adaptasi di wilayah pesisir. Variasi prediksi mengenai kenaikan suhu, dan perubahan curah hujan membuat pihak berwenang sulit menentukan strategi yang tepat. Kondisi ini diperparah oleh keterbatasan data yang tersedia, baik dari segi kualitas maupun cakupan wilayah, sehingga upaya adaptasi yang dirancang bisa menjadi kurang efektif atau tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ekosistem setempat.[3]
Strategi adaptasi
Strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat dengan cara memperbanyak sumber penghasilan dari kerajinan tangan dan sektor pariwisata. Upaya ini dapat mengurangi kerentanannya terhadap perubahan iklim. Pembangunan rumah panggung bisa menghindari banjir dan mencegah erosi pantai, melakukan pelestarian terhadap ekosistem mangrove dan terumbu karang merupakan strategi adaptasi perubahan iklim di wilayah pesisir. Keterlibatan masyarakat dan kerjasama antar sektor menjadi kunci keberhasilan implementasi strategi tersebut.[4]
Referensi
- ^ a b kupang.tribunnews.com. "Adaptasi Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana". Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Diakses tanggal 2025-09-27.
- ^ "Hot Water Rising: The Impact of Climate Change on Indonesia's Fisheries and Coastal Communities". World Bank (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-09-27.
- ^ Nurhidayah, Laely; Davies, Peter; Alam, Shawkat; Saintilan, Neil; Triyanti, Annisa (2022-09). "Responding to sea level rise: challenges and opportunities to govern coastal adaptation strategies in Indonesia". Maritime Studies (dalam bahasa Inggris). 21 (3): 339–352. doi:10.1007/s40152-022-00274-1.
- ^ Salmah, Nida (2023-08-21). "Strategi Adaptasi untuk Masyarakat Pesisir Menghadapi Perubahan Iklim". Sustainable Risk Solutions Indonesia (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-09-27.