More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Al-Harits bin al-Hakam - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Al-Harits bin al-Hakam - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Al-Harits bin al-Hakam

  • العربية
  • English
  • اردو
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Al-Harits bin al-Hakam bin Abi al-Ash bin Umayyah (bahasa Arab: الحارث بن الحكم بن أبي العاص بن أمية) adalah seorang penasihat senior dan sepupu Khalifah Utsman bin Affan (berkuasa 644—656 M). Ia ikut serta dalam pertempuran melawan pasukan Bizantium di Afrika Utara pada tahun 647 dan kemudian diangkat menjadi pengawas pasar di Madinah, ibukota khalifah saat itu. Sejumlah keturunannya aktif sebagai pemilik tanah dan menjadi gubernur di bawah para khalifah Umayyah yang termasuk dalam kerabat mereka dari keluarga Marwaniyah, keturunan Marwan bin al-Hakam saudara al-Harits, yang memerintah dari tahun 684 hingga 750.

Biografi

[sunting | sunting sumber]

Al-Harits adalah putra dari al-Hakam bin Abi al-Ash dan saudara dari Marwan bin al-Hakam, salah satu khalifah Umayyah. Dia adalah sepupu pertama dari pihak ayah Khalifah Utsman bin Affan (berkuasa 644—656 M).[1] Ibu al-Harits adalah Aminah binti Alqamah bin Shafwan al-Kinaniyah,[2] yang merupakan ibu dari Marwan.[3] Ketika Utsman menjadi khalifah, al-Harits dan Marwan memainkan peran berpengaruh sebagai penasihat utama khalifah.[4]

Menurut Ahmad al-Baladzuri, pada tahun 647 (atau 648 atau 649) khalifah mengangkat al-Harits sebagai komandan pasukan yang dikirim untuk memperkuat pasukan Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh, gubernurnya di Mesir. Setelah bala bantuan datang, Abdullah bin Sa'ad mengambil alih komando dari al-Harits dan memimpin pasukan muslim dalam pertempuran untuk menaklukkan Eksarkat Afrika (wilayah Afrika Utara yang berada di bawah kekuasaan Bizantium).[5]

Utsman menunjuk al-Harits sebagai pengawas pasar Madinah, yang saat itu menjadi ibu kota khalifah. Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan kaum Anshar (penduduk asli Madinah) yang menganggapnya sebagai pelanggaran kendali atas kota mereka.[4] Riwayat-riwayat muslim menyebutkan suatu kejadian tertentu yang membangkitkan kemarahan kaum Anshar, yaitu al-Harits menggunakan jabatannya untuk membeli barang dan menjualnya di pasar dengan keuntungan yang cukup besar. Protes yang diajukan kepada khalifah sebagai tanggapan dibubarkan dan kaum Anshar semakin marah ketika Utsman menghadiahkan al-Harits hadiah unta yang dikumpulkan sebagai sadaqah.[6] Utsman sebelumnya telah membuat marah anggota masyarakat, khususnya Abu Dzar al-Ghifari, ketika ia memberi al-Harits sejumlah besar uang dari upeti yang dikumpulkan selama ekspedisi militer di Afrika Utara Bizantium.[7] Al-Harits juga diberi tanah oleh Utsman di al-Manzur, di sekitar Madinah.[8]

Keturunan

[sunting | sunting sumber]

Al-Harits menikah dengan al-Mifdar binti az-Zabarqan, putri az-Zabarqan bin Badr dari Bani Tamim dan memiliki anak-anak yang bernama Abdul Malik, Abdul Aziz, Abdul Wahid, dan Abdu Rabbuh.[9] Dari pernikahannya dengan Aisyah binti Utsman putri Khalifah Utsman, ia memiliki anak-anak yang bernama Abu Bakar dan Utsman.[9] Al-Harits juga memiliki istri yang tidak disebutkan namanya putri Dzu'aib bin Halhalah dari Bani Khuza'ah. Ia dikaruniai putri yang bernama Ummu Kultsum yang merupakan istri Amr bin Utsman bin Affan.[10]

Selama pemerintahan Marwaniyah, keturunan al-Harits banyak yang disukai.[11] Abu Bakar putra al-Harits menikah dengan Ramlah putri Marwan. Marwan di kemudian hari menjadi khalifah pada tahun 684 dan menjadi leluhur dari khalifah Umayyah cabang Marwaniyah yang berkuasa sampai tahun 750.[11] Putra al-Harits lainnya, Abdul Wahid, mempunyai sebuah perkebunan bernama Marj Abdul Wahid di Syam. Abdul Wahid berinvestasi di perkebunannya, dan semula ia menjadikannya sebagai milik pribadi sebelum dijadikan untuk dimanfaatkan kaum muslim. Penyair al-Qathami [ar] memujinya dalam syairnya.[12] Putra al-Harits lainnya, Abdul Malik, adalah komandan ekspedisi yang diangkat sepupunya, Khalifah Abdul Malik bin Marwan, untuk menjaga wilayah antara Syam dan Madinah. Selama menjaga, Abdul Malik bin al-Harits sempat bentrok dengan Abdullah bin az-Zubair lewat gubernurnya yang bernama Sulaiman bin Khalid dengan cara mengirimkan pasukan lalu membunuhnya.[13] Abdul Malik bin al-Harits menikah dengan putri Marwan yang lain dan namanya adalah Ummu Utsman binti Marwan.[14]

Cucu al-Harits, Sa'id bin Abdul Aziz bin al-Harits, yang dijuluki Sa'id Khudzainah (khudzainah adalah julukan yang digunakan oleh orang Arab untuk menyebut istri bangsawan Iran dan pada dasarnya berarti 'putri kecil') adalah gubernur Khurasan pada tahun 720 di bawah ayah mertuanya, Maslamah bin Abdul Malik, cucu dari Marwan.[15] Maslamah saat itu menjabat sebagai gubernur Irak dan Khurasan di bawah saudaranya, Khalifah Yazid bin Abdul Malik.[16] Cucu al-Harits lainnya, Khalid bin Abdul Malik bin al-Harits, adalah gubernur Madinah untuk Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, yang juga cucu Marwan.[17] Ismail bin Abdul Malik saudara Khalid menikah dengan Hammadah, putri Hasan bin Hasan, cucu Khalifah Ali, dan memiliki dua putra dari hasil pernikahannya dengan Ismail.[18]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Madelung 1997, hlm. xiv.
  2. ^ Marsham 2022, hlm. 23–24.
  3. ^ Donner 2014, hlm. 106.
  4. ^ a b Kennedy 2004, hlm. 75.
  5. ^ Hitti 1916, hlm. 356.
  6. ^ Madelung 1997, hlm. 90.
  7. ^ Madelung 1997, hlm. 84, catatan 22.
  8. ^ Madelung 1997, hlm. 82.
  9. ^ a b Ibnu Hazm. Jamharah Ansab al-Arab (dalam bahasa Arab). hlm. 109. Diarsipkan dari asli tanggal 2024-01-31. Diakses tanggal 2024-12-13. ;
  10. ^ Mush'ab az-Zubairi. "Nasab Quraisy". islamport.com (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari asli tanggal 2022-06-06. Diakses tanggal 2022-06-04.
  11. ^ a b Ahmed 2011, hlm. 114.
  12. ^ Hitti 1916, hlm. 282-283.
  13. ^ Manshur Abdul Hakim. Hajjaj bin Yusuf: Algojo Bani Umayyah (Bukel). Pustaka Al-Kautsar. hlm. 93. ISBN 9789795929444, 9795929445.
  14. ^ (Arab) Nasab Quraisy, Mush'ab az-Zubairi
  15. ^ Powers 1989, hlm. 21,149.
  16. ^ Syaikh Al-Baladzuri (2015). Futuhul Buldan: Penaklukan Negeri-negeri dari Fathu Makkah Sampai Negeri Sind. Pustaka Al-Kautsar. hlm. 583. Diarsipkan dari asli (Bukel) tanggal 2023-04-17. Diakses tanggal 2023-04-17.
  17. ^ McMillan 2011, hlm. 128-129.
  18. ^ Ahmed 2011, hlm. 152.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Ahmed, Asad Q. (2011). The Religious Elite of the Early Islamic Ḥijāz: Five Prosopographical Case Studies. Oxford: University of Oxford Linacre College Unit for Prosopographical Research. ISBN 978-1-900934-13-8.
  • Donner, Fred (2014). "Was Marwan ibn al-Hakam the First "Real" Muslim". Dalam Savant, Sarah Bowen; de Felipe, Helena (ed.). Genealogy and Knowledge in Muslim Societies: Understanding the Past. Edinburgh University Press. ISBN 978-0-7486-4497-1.
  • Hitti, Philip Khuri (1916). The Origins of the Islamic State, Being a Translation from the Arabic, Accompanied with Annotations, Geographic and Historic Notes of the Kitâb Fitûh al-Buldân of al-Imâm Abu-l Abbâs Ahmad Ibn-Jâbir al-Balâdhuri, Volume 1. New York and London: Columbia University & Longman, Green & Co.
  • Kennedy, Hugh (2023). The Prophet and the Age of the Caliphates: The Islamic Near East from the 6th to the 11th Century (Edisi 2). Abingdon, Oxon and New York: Routledge. ISBN 978-0-367-36690-2.
  • Madelung, Wilferd (1997). The Succession to Muhammad: A Study of the Early Caliphate. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-56181-7.
  • Marsham, Andrew (2022). "Kinship, Dynasty, and the Umayyads". The Historian of Islam at Work: Essays in Honor of Hugh N. Kennedy. Leiden: Brill. hlm. 12–45. ISBN 978-90-04-52523-8.
  • McMillan, M.E. (2011). The Meaning of Mecca: The Politics of Pilgrimage in Early Islam. London: Saqi. ISBN 978-0-86356-437-6.
  • Powers, Stephan, ed. (1989). The History of al-Ṭabarī, Volume XXIV: The Empire in Transition: The Caliphates of Sulaymān, ʿUmar, and Yazīd, A.D. 715–724/A.H. 96–105. Seri SUNY dalam Studi Timur Dekat. Albany, New York: State University of New York Press. ISBN 978-0-7914-0072-2.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al-Harits_bin_al-Hakam&oldid=27599106"
Kategori:
  • Umayyah
  • Orang Arab abad ke-7
  • Orang-orang dari Kekhalifahan Rasyidin
  • Orang-orang Arab pada perang Arab-Bizantium
  • Eksarkat Afrika
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Galat CS1: periode diabaikan
  • CS1 sumber berbahasa Arab (ar)
  • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN
  • Artikel mengandung aksara Arab
  • Galat CS1: nilai parameter tidak valid

Best Rank
More Recommended Articles