More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Arahitogami - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Arahitogami - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Arahitogami

  • العربية
  • Català
  • Deutsch
  • English
  • Español
  • فارسی
  • Français
  • 日本語
  • 한국어
  • ꯃꯤꯇꯩ ꯂꯣꯟ
  • Português
  • Simple English
  • Tiếng Việt
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bagian Seri Agama di
Shinto
Shinto
Praktik dan keyakinan
  • Kami
  • Tari Ritual
  • Kemurnian Ritual
  • Politeisme
  • Animisme
  • Festival Jepang
  • Mitologi
Kuil Shinto
  • Daftar Kuil Shinto
  • Ichinomiya
  • Twenty-Two Kuil
  • Sistem Modern Peringkat Kuil Shinto
  • Asosiasi Kuil Shinto
  • Arsitektur Shinto
Kami Penting
  • Amaterasu
  • Sarutahiko
  • Ame no Uzume
  • Inari
  • Izanagi
  • Izanami
  • Susanoo
  • Tsukuyomi
Literatur Penting

Kojiki

  • Nihon Shoki
  • Fudoki
  • Rikkokushi
  • Shoku Nihongi
  • Kogo Shūi
  • Jinnō Shōtōki
  • Kujiki
Lihat juga
  • Agama di Jepang
  • Istilah Shinto
  • Daftar Dewa Shinto
  • Benda Suci
  • Buddhisme Jepang
  • makhluk Mitikal
Agama
  • l
  • b
  • s

Arahitogami (現人神code: ja is deprecated ) adalah sebuah istilah dalam bahasa Jepang yang merujuk kepada Kami yang menjadi seorang manusia. Kata arahitogami pertama kali muncul dalam buku Kojiki (sekitar tahun 680) tetapi diyakini telah digunakan sebelum penerbitan Kojiki.

Penggunaan dari kata tersebut dikenal di Amerika Serikat sebelum akhir Perang Dunia Kedua pada 1945; misionaris-misionaris Kristen seperti D. C. Holtom menggunakan kata tersebut untuk mengklaim bahwa Kaisar dipandang sebagai seorang dewa di Jepang. Kata tersebut tidak digunakan di berbagai publikasi pemerintah Jepang.

Pada 1946, atas permintaan GHQ, Kaisar Shōwa (Hirohito) menyatakan dalam Ningen-sengen bahwa ia tidak pernah menganggap dirinya sebagai seorang akitsumikami (現御神code: ja is deprecated ), dewa dalam wujud manusia, dan mengklaim hubungannya dengan rakyat tidak ada hubungannya dengan pemikiran mitologi namun berdasarkan pada hubungan yang sudah seperti keluarga yang telah berkembang sepanjang sejarah.

Namun, beberapa akademisi Barat, seperti John W. Dower dan Herbert Bix, menganggap bahwa Ningen-sengen dapat diinterpretasikan sebagai Kaisar Shōwa, sementara klaimnya sebagai seorang akitsumikami (現御神code: ja is deprecated ), tidak benar-benar diartikan bahwa ia merupakan keturunan ilahi dari Amaterasu Ōmikami.

Beberapa orang Jepang menyamakan keilahian Kaisar dengan kepercayaan Buddha terhadap Dalai Lama dan tokoh-tokoh sejarah.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Avatar
  • Hak Keilahian Raja-Raja
  • Mandat Surga
  • Kultus kekaisaran
  • Inkarnasi (Kekristenan)
  • Kamichu!

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • (Inggris) Fukui Yoshihiko, Arahitogami, Encyclopedia of Shinto, Kokugaku-in, le 13 mars 2007
  • (Inggris) Fukui Yoshihiko, Akitsumikami, Encyclopedia of Shinto, Kokugaku-in, le 13 mars 2007
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Arahitogami&oldid=24241301"
Kategori:
  • Shinto
  • Monarki Jepang
  • Kekaisaran Jepang
  • Nasionalisme Jepang
Kategori tersembunyi:
  • Artikel mengandung teks Jepang
  • Lang and lang-xx using deprecated ISO 639 codes

Best Rank
More Recommended Articles