Arca Nandi Colomadu
Arca Nandi Colomadu merupakan artefak bersejarah berbentuk lembu suci yang menjadi simbol perwujudan wahana Dewa Siwa dalam tradisi Hindu. Arca ini terletak di kawasan perempatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, berhadapan dengan Pasar Colomadu dan Polsek Colomadu. Sebagai salah satu peninggalan Hindu di wilayah Solo Raya, arca ini menjadi bukti material penyebaran agama dan kebudayaan Hindu di Jawa Tengah.[1]
Sejarah dan Tradisi Lokal
Arca Nandi Colomadu merupakan artefak bersejarah berbentuk lembu suci, yang berdasarkan catatan masyarakat setempat, sempat dipindahkan ke Dukuh Jaten pada periode 1967-1968 sebagai ornamen gapura dalam suatu perlombaan desa. Proses pemindahan yang melibatkan banyak warga ini diikuti oleh peristiwa tidak biasa berupa kematian sejumlah sapi secara misterius, yang kemudian dihubungkan dengan pemindahan arca tersebut.[2]
Setelah melalui konsultasi dengan pihak yang dianggap memahami persoalan spiritual, arca dikembalikan ke lokasi aslinya di situs Watu Genuk, Boyolali. Terdapat pula versi lain yang menyebutkan upaya pengangkutan arca menggunakan kendaraan yang kemudian mengalami gangguan teknis hingga arca dikembalikan. Saat ini arca berada dalam kondisi yang telah mengalami pelapukan dengan bagian kepala yang sudah hilang, dilindungi oleh pagar kawat di situs Watu Genuk, Desa Kragilan, Mojosongo.[2]
Penemuan arca ini terjadi secara tidak terencana, namun kemudian menjadi objek penelitian sejarah dan bagian dari tradisi lokal. Keberadaannya menjadi bukti material penyebaran agama Hindu di Jawa Tengah sekaligus mencerminkan hubungan budaya dengan tradisi Hindu di Nusantara.[2]
Arca Nandi secara ikonografis merepresentasikan lembu suci sebagai wahana Dewa Siwa dalam kepercayaan Hindu. Secara tipikal, arca ini digambarkan dalam posisi berdiri tegak dengan kepala yang menengadah ke atas, menciptakan kesan visual seolah sedang ditarik oleh arca dewa yang menungganginya.
Bentuk umum arca Nandi menunjukkan tubuh yang berisi dengan ekor melengkung ke bawah, meskipun pada beberapa spesimen bagian ini telah mengalami kerusakan akibat faktor waktu. Elemen dekoratif pada arca mencakup berbagai perhiasan tradisional seperti kalung (patra hara), gelang lengan (keyura) bermotif padma, gelang tangan (kankana) bersusun tiga, ikat pinggang polos, serta kain bawah (antarya) dengan pola persilangan menyerupai belah ketupat.
Karakteristik artistik arca menunjukkan gaya khas periode Bali Madya abad XIII-XIV Masehi, dengan proporsi tubuh yang kurang naturalis dan pose yang kaku serta frontal. Pada beberapa varian, terdapat detail tambahan berupa tali hidung yang dipegang oleh arca penunggangnya, menambah dimensi ritual dalam representasi ini. Penempatan arca Nandi bersama artefak lain seperti arca kambing mengindikasikan konteks pemujaan yang lebih luas dalam tradisi Siwaisme.
Referensi
- ^ XI, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (2018-03-05). "ARCA NANDI | Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI" (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-06-19.
- ^ a b c Ajiyanto, Ragil. "Cerita Arca Nandi, 'Si Lembu' yang Tak Boleh Dipindahkan". detikTravel. Diakses tanggal 2025-06-19.
- ^ "Wayback Machine" (PDF). repositori.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2025-06-19.
- ^ Admin, Web (2020-03-13). "Nilai Penting Tinggalan Arkeologi di Situs Candi Wasan | Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali" (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-06-19.
- ^ Basudewa, Dewa Gede Yadhu (2014). "ARCA BERWAHANA NANDI DI PURA PUSEH BATUBULAN, KECAMATAN SUKAWATI, GIANYAR" (PDF). Forum Arkeologi. 27 (3).