Asosiasi Blockchain Indonesia
Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada 18 Januari 2018 untuk mempercepat adopsi teknologi blockchain di Indonesia. ABI bertujuan untuk menjadi wadah bagi pelaku industri blockchain dalam menciptakan lingkungan bisnis yang berkualitas, serta meningkatkan pemahaman, pemanfaatan, dan daya saing teknologi blockchain di Indonesia dan internasional.[1] Asosiasi ini diresmikan secara langsung oleh Ketua KADIN Indonesia, Rosan P. Roeslani dengan Steven Suhadi sebagai Ketua. Keberadan asosiasi ini kemudian diakusi melalui Surat OJK Nomor S-335/IK.01/2025 tertanggal 25 Juni 2025.[2]
Aktivitas
ABI aktif dalam menyelenggarakan berbagai acara edukasi dan sosialisasi mengenai teknologi blockchain, seperti X-Blockchain Summit, Peruri Digital Business Transformation, Blockchain for Supply Chain & Logistics, Women in Blockchain, Peluncuran Indonesia Blockchain Hub, Blockchain Applications and Economics Indonesia Forum, BlockJakarta Summit, BlockBali Summit, Forum Diskusi Penerapan Blockchain Kemkominfo, dan Bekraf Blockchain Forum[2]
Pada 3 November 2023, ABI menjalin kerja sama strategis dengan Tiger Research, perusahaan terkemuka yang mengkhususkan diri dalam pengembangan bisnis dan riset Web3 di Asia. Kerja sama ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan riset pasar blockchain dan Web3 di Indonesia melalui inisiatif riset bersama yang fokus pada teknologi blockchain dan pasar Web3.[3]
Lihat pula
Asosiasi Blockchain Syariah Indonesia
Referensi
- ^ Coinvestasi. "coinvestasi". Mengenal Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I). Diakses tanggal 2025-09-07.
- ^ a b "Profil Asosiasi Blockchain Indonesia yang Ditunjuk OJK Jadi Penyelenggara Keuangan Digital". Tempo. 8 Juli 2025 | 16.01 WIB. Diakses tanggal 2025-09-07.
- ^ "Asosiasi Blockchain Indonesia and Tiger Research Collaborate to Propel Web3 Advancements". PR Wires News.