Backlot
 |
Backlot adalah area di belakang atau berbatasan dengan studio film yang berisi bangunan eksterior permanen untuk adegan luar ruangan dalam produksi film atau televisi, atau ruang untuk pembangunan set sementara.
Penggunaan
Beberapa studio film membangun berbagai macam set di area belakang studio, yang dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan dan “dibuat” agar menyerupai periode waktu atau tampilan apa pun. Set-set ini mencakup segala hal, mulai dari gunung, hutan, kapal, hingga pemukiman kecil dari berbagai belahan dunia, serta jalan-jalan dari Barat Lama, hingga blok perkotaan modern dari New York City, Paris, Berlin, dan London. Ada jalan-jalan yang terdiri dari berbagai gaya arsitektur, mulai dari rumah-rumah Victorian hingga rumah-rumah pinggiran kota, serta rumah-rumah bergaya abad ke-19 yang mengelilingi taman pusat dengan pohon-pohon. Contohnya adalah (mantan) Warner Bros. Ranch di Burbank, California, yang muncul dalam urutan pembuka serial Friends, atau dalam kasus Universal Studios, rumah Norman Bates dari film Hitchcock Psycho.
Cangkang, atau fasad, pada set belakang studio biasanya dibangun dengan tiga sisi dan atap, seringkali tanpa dinding belakang dan/atau salah satu dinding samping. Bagian dalam merupakan ruang yang belum selesai, tanpa ruangan, dan dari bagian belakang struktur, terlihat kabel listrik, pipa, balok, dan scaffolding yang sepenuhnya terekspos. Tangga biasanya terintegrasi ke dalam struktur, memungkinkan para pemeran untuk naik ke jendela lantai atas atau atap untuk melakukan adegan. Tidak semua bangunan dan rumah adalah cangkang. Beberapa di antaranya ditutup dengan dinding keempat. Saat tidak digunakan, struktur-struktur ini berfungsi sebagai fasilitas penyimpanan untuk peralatan pencahayaan dan produksi lainnya. Saat digunakan, struktur-struktur ini dihias dengan menambahkan pintu, tirai jendela, dan lanskap. Dinding sementara berbentuk L ditempatkan di dalam pintu untuk memberikan ilusi interior. Saat tidak digunakan, struktur-struktur ini biasanya dihilangkan dekorasinya.
Film Blazing Saddles karya Mel Brooks memberikan pandangan langka ke dalam area belakang studio Warner Bros., dengan adegan-adegan yang meluas dari set Laramie Street ke berbagai panggung dan akhirnya keluar melalui Gerbang 3 ke Olive Avenue di Burbank, California. Acara televisi seperti Moonlighting dan It's Garry Shandling's Show juga memecahkan dinding keempat dan memberikan penonton sekilas pandangan tentang kehidupan di balik kamera.
Semua set di area belakang studio dibangun agar terlihat luas, seolah-olah mencakup puluhan mil di layar besar atau kecil, padahal sebenarnya hanya menempati beberapa hektar di area belakang studio.
Pada masa jayanya, beberapa backlot mencakup ratusan hektar di sekitar studio yang sudah ada, dan para pembuat film jarang meninggalkan lokasi tersebut, karena mereka akan menggabungkan adegan backlot dengan beberapa adegan pembuka yang direkam di lokasi oleh tim kedua.
Kematian
Hari ini, banyak studio backlot telah hilang atau hampir hilang.[1] Ada beberapa alasan untuk hal ini. Los Angeles, seperti bagian lain dari Amerika Serikat, mengalami boom ekonomi setelah Perang Dunia II. Hal ini menyebabkan harga properti (dan pajak properti yang terkait dengan nilai pasar wajar) naik secara drastis.
Pada saat yang sama, selama tahun 1950-an, 1960-an, dan 1970-an (periode ketika Hollywood mengalami transisi dari Era Emas ke New Hollywood), penonton film di seluruh dunia semakin merasa terganggu oleh film-film yang konon berlokasi di berbagai belahan dunia, tetapi jelas-jelas direkam di California. Teknologi efek khusus yang primitif pada masa itu membuat sulit untuk menghilangkan tanda-tanda jelas bahwa sebuah film direkam di California, seperti bukit-bukit yang ditutupi semak chaparral di garis horizon. Penonton ingin melihat aktor-aktor di lokasi yang eksotis dan autentik, bukan replika murah Hollywood. Kinerja box office yang buruk dari film Camelot tahun 1967 sebagian disalahkan pada masalah ini, yang pada gilirannya menandai akhir dari produksi backlot berskala besar di Southern California.[2]
Pada awal tahun 1970-an, industri perfilman telah beralih ke syuting di lokasi untuk sebagian besar adegan luar ruangan, dan backlots dianggap sebagai pengeluaran modal yang usang dan tidak diinginkan serta beban pajak bagi studio. Banyak backlots dihancurkan, dan tanahnya dijual kepada pengembang atau diubah fungsi menjadi taman hiburan (misalnya Universal Studios Hollywood) atau gedung perkantoran (misalnya Century City).[1] Sejak akhir 1990-an, penggunaan CGI dan efek layar biru/hijau yang semakin luas dalam film-film beranggaran besar telah mempercepat penurunan penggunaan backlot studio, karena semakin banyak film yang syuting sepenuhnya di dalam ruangan.
Lihat juga
Referensi
- ^ a b Scott, Allen John (2018). On Hollywood: The Place, the Industry. Princeton: Princeton University Press. hlm. 79. ISBN 978-0-691-11683-9. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ Bingen, Steven; Marc Wanamaker (2014). Warner Bros.: Hollywood's Ultimate Backlot. London: Rowman & Littlefield. hlm. 191. ISBN 9781589799622. Diakses tanggal January 1, 2017.