More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Batik Megamendung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Batik Megamendung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Batik Megamendung

  • English
  • Sunda
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain terkait tempat dengan nama sama, lihat Megamendung, Bogor.
Batik Megamendung berwarna biru

Batik Megamendung (Hanacaraka: ꦩꦺꦒꦩꦼꦤ꧀ꦢꦸꦁ, aksara Sunda: ᮙᮦᮌᮙᮨᮔ᮪ᮓᮥᮀ) merupakan karya seni batik yang identik dan bahkan menjadi ikon batik daerah Cirebon[1] dan daerah Indonesia lainnya. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang tidak ditemui di daerah penghasil batik lain. Bahkan karena hanya ada di Cirebon dan merupakan mahakarya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu warisan dunia.

Motif megamendung sebagai motif dasar batik sudah dikenal luas sampai ke manca negara. Sebagai bukti ketenarannya, motif megamendung pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design, karya seorang berkebangsaan Belanda bernama Pepin van Roojen. Kekhasan motif megamendung tidak saja pada motifnya yang berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam motifnya. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds, Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) menyatakan bahwa:

Motif megamendung merupakan wujud karya yang sangat luhur dan penuh makna, sehingga penggunaan motif megamendung sebaiknya dijaga dengan baik dan ditempatkan sebagaimana mestinya. Pernyataan ini tidak bermaksud membatasi bagaimana motif megamendung diproduksi, tapi lebih kepada ketidaksetujuan penggunaan motif megamendung untuk barang-barang yang sebenarnya kurang pantas, seperti misalnya pelapis sandal di hotel-hotel.

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Sejarah timbulnya motif megamendung berdasarkan buku dan literatur yang ada selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa Tionghoa ke wilayah Cirebon. Hal ini tidak mengherankan karena pelabuhan Muara Jati di Cirebon merupakan tempat persinggahan para pendatang dari dalam dan luar negeri. Tercatat jelas dalam sejarah, bahwa Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama Islam di wilayah Cirebon pada abad ke-16, menikahi Ratu Ong Tien dari China. Beberapa benda seni yang dibawa dari China seperti keramik, piring dan kain berhiaskan bentuk awan.

Dalam paham Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan juga berpengaruh di dunia kesenirupaan Islam pada abad ke-16, yang digunakan kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.

Pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien menjadi pintu gerbang masuknya budaya dan tradisi China ke keraton Cirebon. Para pembatik keraton menuangkan budaya dan tradisi China ke dalam motif batik yang mereka buat, tetapi dengan sentuhan khas Cirebon, jadi ada perbedaan antara motif megamendung dari China dan yang dari Cirebon. Misalnya, pada motif megamendung China, garis awan berupa bulatan atau lingkaran, sedangkan yang dari Cirebon, garis awan, lancip dan segitiga.

Sejarah batik di Cirebon juga terkait dengan perkembangan gerakan tarekat yang konon berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Membatik pada awalnya dikerjakan oleh anggota tarekat yang mengabdi di keraton sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kelompok tarekat tersebut. Para pengikut tarekat tinggal di desa Trusmi dan sekitarnya. Desa ini terletak kira-kira 4 km dari Cirebon menuju ke arah barat daya atau menuju ke arah Bandung. Oleh karena itu, sampai sekarng batik Cirebon identik dengan batik Trusmi.

Unsur rancangan

[sunting | sunting sumber]
Perangko menampilkan batik mega mendung.

Motif megamendung yang pada awalnya selalu berunsurkan warna biru diselingi warna merah menggambarkan maskulinitas dan suasana dinamis, karena dalam proses pembuatannya ada campur tangan laki-laki. Kaum laki-laki anggota tarekatlah yang pada awalnya merintis tradisi batik. Warna biru dan merah tua juga menggambarkan psikologi masyarakat pesisir yang lugas, terbuka dan egaliter.

Selain itu, warna biru juga disebut-sebut melambangkan warna langit yang luas, bersahabat dan tenang serta melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan. Warna biru yang digunakan mulai dari warna biru muda sampai dengan warna biru tua. Biru muda menggambarkan makin cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan dan memberi kehidupan.

Kain batik bercorak megamendung.

Dalam perkembangannya, motif megamendung mengalami banyak perkembangan dan dimodifikasi sesuai permintaan pasar. Motif megamendung dikombinasi dengan motif hewan, bunga atau motif lain. Sesungguhnya penggabungan motif seperti ini sudah dilakukan oleh para pembatik tradisional sejak dulu, namun perkembangannya menjadi sangat pesat dengan adanya campur tangan dari para perancang busana. Selain motif, warna motif megamendung yang awalnya biru dan merah, sekarang berkembang menjadi berbagai macam warna. Ada motif megamendung yang berwarna kuning, hijau, coklat dan lain-lain.

Proses produksi

[sunting | sunting sumber]

Proses produksinya yang dahulu dikerjakan secara batik tulis dan batik cap, dengan pertimbangan ekonomis diproduksi secara besar-besaran dengan cara disablon (printing) di pabrik-pabrik. Walaupun kain bermotif megamendung yang dihasilkan dengan proses seperti ini sebenarnya tidak bisa disebut dengan batik.

Wujud motif megamendungpun yang dulunya hanya dikenal dalam wujud kain batik, sekarang bisa ditemui dalam berbagai macam bentuk barang. Ada yang berupa hiasan dinding lukisan kaca, produk-produk interior seperti ukiran kayu maupun produk-produk peralatan rumah tangga seperti sarung bantal, sprei, taplak meja dan lain-lain.

Galeri

[sunting | sunting sumber]
  • Penari Topeng Cirebon menggunakan kain batik megamendung.
    Penari Topeng Cirebon menggunakan kain batik megamendung.

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Batik, Wirawan. "Sejarah dan Filosofi Motif Batik Mega Mendung". Wirawan Batik (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-07-27.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Batik Cirebon
  • Xiangyun, motif awan dalam kebudayaan Tionghoa
  • Megamendung, kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat
  • Megamendung, kelurahan/desa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat
  • l
  • b
  • s
Topik Cirebon
Kota • Kabupaten
Keraton
  • Keraton Kasepuhan
  • Keraton Kanoman
  • Keraton Kacirebonan
  • Kaprabonan
Wisata belanja dan hiburan
  • Asia Plaza
  • Cirebon Mall
  • Cirebon Mall
  • Cirebon Square
  • Cirebon Super Block
  • Cirebon Town Square
  • Giant Rajawali
  • Grage Mall
    • 2
  • Griya Toserba Plered
  • Gunung Sari Trade Center
  • Kampung Batik Trusmi
  • Manhatan Square
  • Plaza Index (Ace Hardware) Cirebon
  • Plaza Pasar Balong
  • Pusat Grosir Cirebon (PGC)
  • Ramayana Plered
  • Surya Plaza
  • Surya Toserba Ciledug
  • Surya Toserba Sumber
  • The Summit Factory Outlet
  • Tuparev Super Block
  • Transmart Cipto
  • Plaza Yogya
    • Department Store
    • Grand Center
    • Siliwangi
Wisata alam
  • Pantai Ade Irma Suryani
  • Pantai Kejawanan
  • Hutan kera Plangon
  • Setu Patok
  • Lapangan Golf Ciperna
  • Taman Reptil Belawa
Wisata sejarah
dan religi
  • Balong Tuk
  • Keraton Gebang
  • Kompleks Buyut Trusmi
  • Kramat Plangon
  • Pemakaman
    • Nyi Mas Ratu Gandasari
    • Astana Gunung Sembung
    • Sunan Gunung Jati
    • Syekh Magelung
  • Gua Sunyaragi
  • Petilasan
    • Pangeran Drajat
    • Sunan Kalijaga
  • Prasasti Huludayeuh
Bangunan modern
bersejarah
  • Balai Kota
  • Dalem Agung Pakungwati
  • Gedung BAT
  • Gedung Keresidenan Cirebon
  • Gedung Bank Indonesia Cirebon
  • Pendopo Kabupaten
Tempat ibadah
  • Masjid
    • At-Taqwa
    • Panjunan
    • Sumber
    • Sang Cipta Rasa
    • Sir Budhi Rahsa
  • Gereja Katolik Santo Yusuf
  • Gereja Kristen Pasundan, Cirebon
  • Gereja Kristen Immanuel Jemaat Saron
  • Klenteng
    • Hok Keng Tong
    • Talang
    • Welas Asih
  • Vihara Budidharma
Kebudayaan
  • Bahasa
    • Cirebon
    • Sunda
  • Batik Megamendung
  • Gamelan Sekati
  • Kerajinan
    • Kerajinan lukis kaca
    • Kerang
    • Rotan
  • Sandiwara Masres
  • Sandiwara Cirebon
  • Sempyong
  • Singa barong
  • Tarling
  • Topeng Cirebon
  • Topeng barangan
  • Wayang babad
  • Wayang cepak
  • Wayang wong
Kuliner
  • Bubur ayam cirebon
  • Docang
  • Empal
    • Asem
    • Gentong
  • Emping
  • Kerupuk
    • Melarat
    • Udang
  • Ketoprak cirebon
  • Mendoan
  • Mi koclok
  • Nasi
    • Goreng
    • Jamblang
    • Lengko
  • Sate beber
  • Sirop Tjampolay
  • Tahu gejrot
Acara dan festival
Festival Budaya Cirebon
Transportasi
  • Stasiun
    • Kejaksan
    • Parujakan
  • Bandar Udara Cakrabhuwana
  • Pelabuhan Cirebon
  • Terminal
    • Harjamukti
    • Sumber
  • Category Kategori
  • Commons page Commons
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batik_Megamendung&oldid=26875305"
Kategori:
  • Batik
  • Motif batik
  • Warisan budaya takbenda Indonesia
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Artikel mengandung aksara Jawa

Best Rank
More Recommended Articles