Batu koral

Batu koral adalah jenis batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa karang dan organisme laut lainnya yang telah mengalami proses litifikasi atau pemadatan dalam jangka waktu geologis. Batu ini merupakan hasil dari akumulasi dan sementasi kalsium karbonat (CaCO₃), terutama dari kerangka hewan laut seperti karang dan moluska.
Asal dan Proses Pembentukan
Batu koral terbentuk di lingkungan laut dangkal yang kaya akan kehidupan biota laut. Ketika organisme seperti koral, moluska, dan foraminifera mati, kerangka mereka yang terdiri dari kalsium karbonat mengendap di dasar laut. Seiring waktu, endapan ini terkompaksi dan menjadi batuan sedimen.
Batu koral sering ditemukan di kawasan tropis dan subtropis, terutama di sekitar terumbu karang. Wilayah-wilayah pesisir seperti Karibia, Pasifik Selatan, dan Asia Tenggara menjadi lokasi utama ditemukannya batu ini dalam jumlah besar.
Ciri dan Komposisi
Secara umum, batu koral memiliki warna terang seperti putih hingga krem. Teksturnya bisa berpori dan ringan, tergantung dari tingkat sementasi dan ukuran butirnya. Komponen utama dari batu koral adalah aragonit dan kalsit, dua bentuk kristalin dari kalsium karbonat.
Kegunaan
Batu koral banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, antara lain:
- Sebagai bahan bangunan tradisional di wilayah pesisir[1]
- Untuk hiasan taman dan lanskap
- Dalam bidang konservasi lingkungan sebagai substrat buatan untuk restorasi terumbu karang
- Dalam bentuk batu kecil (kerikil) untuk dekorasi akuarium dan media filter air
Dampak Lingkungan
Eksploitasi batu koral secara berlebihan dapat merusak ekosistem laut, terutama terumbu karang yang menjadi habitat bagi berbagai spesies laut. Aktivitas penambangan dapat menyebabkan erosi, hilangnya habitat, serta menurunnya keanekaragaman hayati pesisir.[2]
Lihat pula
Referensi
- ^ Blanchon, Paul (2012). Reef Limestone and Coral Rock in Construction. Geological Society.
- ^ Birkeland, Charles, ed. (2015). "Human-induced stress on coral reefs". Coral Reefs in the Anthropocene. Springer. hlm. 1–19.