Bedda Lotong
![]() | Artikel ini tidak memiliki pranala ke artikel lain. (Juni 2025) |
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan. (Juni 2025) |
Bedda Lotong, atau dikenal pula sebagai lulur hitam, adalah produk perawatan tubuh tradisional khas masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Perawatan ini telah digunakan secara turun-temurun oleh perempuan Bugis sebagai bagian dari ritual kecantikan, dan diyakini berasal dari kalangan bangsawan atau putri kerajaan pada masa lampau. Dalam bahasa Bugis, bedda lotong berarti "bedak hitam", merujuk pada warna khas lulur yang berasal dari bahan dasarnya, yaitu ketan hitam.[1]
Asal Usul dan Nilai Budaya
Meskipun tidak terdapat dokumentasi tertulis mengenai asal-usul Bedda Lotong, tradisi ini diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi. Bedda Lotong tidak hanya digunakan sebagai produk perawatan kulit, tetapi juga menjadi bagian dari budaya dan identitas perempuan Bugis. Lulur ini dahulu menjadi bagian dari ritual kecantikan pengantin, dan kini telah berkembang menjadi perawatan kulit sehari-hari.
Komposisi dan Bahan Alami
Bedda Lotong dibuat dari campuran bahan-bahan alami yang memiliki khasiat untuk kecantikan dan kesehatan kulit. Beberapa bahan utama yang umum digunakan antara lain:
- Ketan hitam, sebagai bahan dasar lulur yang kaya antioksidan dan berfungsi untuk mencerahkan kulit,
- Temulawak, memiliki sifat antiinflamasi dan membantu meredakan iritasi kulit,
- Kunyit dan kencur, bermanfaat untuk membersihkan kulit dan mengurangi noda atau bekas jerawat,
- Asam jawa, membantu proses eksfoliasi dan memberikan aroma khas,
- Jeruk nipis, mengandung vitamin C yang dapat menyegarkan dan mencerahkan kulit,
- Bengkoang, berfungsi sebagai pelembap alami,
- Minyak zaitun, untuk menjaga kelembapan dan elastisitas kulit.[2]
Proses Pembuatan
Pembuatan Bedda Lotong cukup sederhana dan bisa dilakukan secara mandiri. Ketan hitam disangrai terlebih dahulu, lalu ditumbuk hingga halus. Bahan-bahan seperti temulawak dan rempah lainnya diparut dan dicampur bersama ketan hitam sangrai. Kemudian, campuran ini diberi air secukupnya dan diremas-remas hingga membentuk pasta. Ramuan ini biasanya disimpan dalam wadah dan didiamkan semalaman sebelum digunakan, agar aromanya lebih keluar dan khasiatnya meningkat.
Cara Penggunaan
Untuk menggunakan Bedda Lotong, lulur dibalurkan ke seluruh tubuh dengan pijatan lembut agar kandungan nutrisinya terserap oleh kulit sekaligus merangsang sirkulasi darah. Setelah didiamkan beberapa saat hingga agak mengering, lulur kemudian dibilas dengan air bersih. Untuk hasil optimal, penggunaan secara rutin dianjurkan.
Manfaat
Bedda Lotong dikenal memiliki berbagai manfaat bagi kulit, antara lain:
- Membantu mencerahkan kulit secara alami,
- Mengangkat sel kulit mati dan membersihkan pori-pori,
- Melembapkan dan menghaluskan kulit,
- Mengurangi bekas jerawat berkat kandungan antiinflamasi,
- Memberikan aroma alami yang menenangkan.
Pelestarian Tradisi
Di tengah perkembangan industri kecantikan modern, Bedda Lotong tetap bertahan sebagai salah satu bentuk warisan budaya tak benda masyarakat Bugis. Sejumlah spa dan pusat perawatan tubuh tradisional di Sulawesi Selatan, seperti Chaya Family Spa and Reflexology, masih mempertahankan dan mempromosikan penggunaan Bedda Lotong dalam layanan perawatan kecantikan mereka. Dengan demikian, penggunaan Bedda Lotong tidak hanya merawat kulit, tetapi juga berperan dalam melestarikan tradisi lokal yang sarat nilai budaya.
Referensi
- ^ "Mengenal Bedda Lotong, Lulur Tradisonal Berwarna Hitam yang Terbuat dari Ketan, Apa Manfaatnya?". suara.com. Diakses tanggal 2025-06-19.
- ^ Said, Imran. "Bedda Lotong: Rahasia Kecantikan Tradisional Wanita Bugis - Chanel Sulsel - Halaman 3". Chanel Sulsel. Diakses tanggal 2025-06-19.