More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Benteng Otanaha - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Benteng Otanaha - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Benteng Otanaha

  • مصرى
  • English
  • Bahasa Hulontalo
  • Jawa
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Benteng Otanaha
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Bagian depan Benteng Otanaha.
Cagar budaya Indonesia
KategoriKawasan
No. RegnasCB.927
Lokasi
keberadaan
Dembe I, Kota Barat, Gorontalo, Gorontalo
No. SKSK Menteri No.PM.30/PW.007/MKP/2008
Tanggal SK23 Mei 2008
PemilikPemerintah Kota Gorontalo
PengelolaPemerintah Kota Gorontalo dan BPCB Gorontalo
Koordinat0°24′17″N 123°01′17″E / 0.4046718°N 123.0213467°E / 0.4046718; 123.0213467
Benteng Otanaha di Gorontalo
Benteng Otanaha
Lokasi Benteng Otanaha di Dembe I, Kota Barat, Gorontalo, Gorontalo

Benteng Otanaha terletak di atas perbukitan Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Lokasi benteng merupakan salah satu cagar budaya di Provinsi Gorontalo.[1]

Benteng memiliki 4 buah tempat persinggahan dan 348 buah anak tangga ke puncak sampai ke lokasi benteng. Masing-masing jumlah anak tangga tidak sama untuk setiap persinggahan. Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat 52 anak tangga, ke persinggahan II terdapat 83 anak tangga, ke persinggahan III terdapat 53 anak tangga, dan ke persinggahan IV memiliki 89 anak tangga. Sementara ke area benteng terdapat 71 anak tangga, sehingga jumlah keseluruhan yaitu 348 anak tangga.[2]

Peristiwa

[sunting | sunting sumber]

Pelayaran Portugis yang melintasi Teluk Tomini dalam kondisi kehabisan bahan makanan, pengaruh cuaca buruk, dan gangguan bajak laut memilih singgah dan masuk ke Pelabuhan Gorontalo. Nahkoda kapal menggunakan kesempatan untuk bertemu dengan Raja Ilato yang merupakan penguasa Kerajaan Gorontalo.

Pertemuan tersebut membuat Raja Ilato dan Nahkoda mengambil kesepakatan untuk memperkuat pertahanan dan keamanan melalui pembangunan benteng di atas perbukitan Kelurahan Dembe, Kecamatan Kota Barat yang sekarang ini yakni pada tahun 1525 [3]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Menurut sejarah Gorontalo, abad 15 berdiri Kerajaan Pinohu (Pinogu) yang diperintah seorang Raja bernama Wadipalapa berasal dari Langit, yang oleh orang Bugis-Makassar dikenal dengan nama "Remmang Ri Langi". Ketika raja ini mangkat, kerajaan Pinohu berubah nama menjadi Tuwawa (Suwawa).

Pada tahun 1481 berubah lagi dengan nama kerajaan Bune (Bone). Sekitar tahun 1585, muncul salah seorang keturunan raja yang digelari rakyatnya dengan Wadipalapa II, di tangan Wadipalapa II kemudian muncul gagasan untuk memperluas kerajaan Bune dengan cara damai. Maka diperintahkanlah rakyatnya mencari lahan baru dengan membagi warganya menjadi dua rombongan. Jalur utara dari Suwawa, Wonggaditi terus ke Huntu Lo Bohu dipimpin Hemeto. Sedang jalur selatan mulai dari Potanga, Dembe, terus ke Panipi diserahkan kepada Naha. Jalur Utara yang dinakhodai Naha, akhirnya tiba di Dembe dan menemukan benteng tersebut berada di atas bukit.

Literatur lainnya berbeda dalam menceritakan sosok Naha. Kononnya tokoh ini adalah anak dari Raja Ilato dan Permaisuri Tilangohula yang memerintah Kerajaan Gorontalo pada abad 15. Naha memiliki dua saudara, Ndoba dan Tiliaya. Ketika dirinya remaja, ia memilih merantau negeri seberang. Sampai suatu masa, Ndoba dan Tiliaya memimpin perlawanan mengusir Portugis yang dianggap memperalat mereka dalam mengusir para bajak laut. Padahal, sebelumnya Portugis meminta bantuan dan sepakat dengan pihak kerajaan Gorontalo, setelah pelayaran mereka terganggu oleh cuaca buruk dan bajak laut serta kehabisan makanan. Kesepakatan dengan kerajaan Gorontalo adalah guna memperkuat pertahanan dan keamanan negeri, maka dibuatlah 3 benteng di Kelurahan Dembe sekarang. Pertempuran mengusir Portugis, Ndoba dan Tiliaya dibantu oleh angkatan laut yang dipimpin 4 orang, yakni, Apitalao Lakoro, Apitalao Lagona, Apitalao Lakadjo, dan Apitalao Djailani. Sekitar 1585, Akhirnya, Naha kembali dan menemukan benteng tersebut, dan kemudian memperisteri seorang perempuan bernama Ohihiya. Dari pasangan lahirlah dua putera, Paha (Pahu) dan Limonu.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Liputan6.com (2018-11-04). "Berakhir Pekan Menelusuri Benteng Otanaha di Gorontalo". liputan6.com. Diakses tanggal 2023-04-17. Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)
  2. ^ Gorontalo, BPCB (2014-06-24). "BENTENG OTANAHA_GORONTALO". Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo. Diakses tanggal 2023-04-17.
  3. ^ Gorontalo, BPCB (2014-06-24). "BENTENG OTANAHA_GORONTALO". Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo. Diakses tanggal 2023-04-17.
Ikon rintisan

Artikel bertopik bangunan dan struktur ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Benteng_Otanaha&oldid=27786797"
Kategori:
  • Cagar budaya di Indonesia
  • Kawasan cagar budaya di Indonesia
  • Tempat wisata di Gorontalo
  • Cagar budaya di Gorontalo
  • Monumen di Gorontalo
Kategori tersembunyi:
  • Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list
  • Pages using gadget WikiMiniAtlas
  • Semua artikel rintisan
  • Semua artikel rintisan selain dari biografi
  • Rintisan bertopik bangunan dan struktur
  • Semua artikel rintisan September 2025

Best Rank
More Recommended Articles