More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Cacing parasit - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cacing parasit - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Cacing parasit

  • العربية
  • Azərbaycanca
  • Беларуская
  • Български
  • Буряад
  • Català
  • Deutsch
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Français
  • עברית
  • हिन्दी
  • 日本語
  • ქართული
  • Қазақша
  • Кыргызча
  • Polski
  • Română
  • Русский
  • سنڌي
  • Svenska
  • தமிழ்
  • Тоҷикӣ
  • ไทย
  • Türkmençe
  • Tagalog
  • Türkçe
  • Українська
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
  • Tiếng Việt
  • 吴语
  • 中文
  • 粵語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Cacing parasit adalah cacing yang hidup sebagai parasit pada organisme lain, baik hewan atau tumbuhan. Mereka adalah organisme yang seperti cacing yang hidup dan makan pada tubuh yang ditumpangi serta menerima makanan dan perlindungan sementara menyerap nutrisi tubuh yang ditumpangi. Penyerapan ini menyebabkan kelemahan dan penyakit. Penyakit yang diakibatkan oleh cacing parasit biasanya disebut secara umum sebagai cacingan. Cacing parasit umumnya merupakan anggota Cestoda, Nematoda, dan Trematoda.

Jenis

[sunting | sunting sumber]

Cacing parasit ikan

[sunting | sunting sumber]

Genus Anisakis merupakan spesies nematoda yang menjadi parasit paling umum pada ikan air laut. Ciri fisik dari spesis cacing dalam genus Anisakis adalah memiliki bibir sebanyak 3 buah yang mengelilingi mulutnya. Cacing parasit dari genus Anisakis telah menjadi parasit sejak menjadi larva hingga dewasa.[1]

Cacing parasit hewan atau manusia

[sunting | sunting sumber]

Beberapa cacing parasit hewan/manusia:

  • Cacing gelang (Ascaris), penyebab askariasis
  • Cacing hati (Fasciola), menghuni organ hati hewan ternak (terutama sapi dan babi)
  • Cacing kremi (Enterobius), menghuni usus manusia dan menyebabkan gatal di sekitar dubur
  • Cacing pipih darah, penyebab skistosomiasis (Schistosomia)
  • Cacing pita (Taenia)
  • Cacing tambang, penyebab ankilostomiasis (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)
  • Cacing penyebab filariasis, seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori, Loa loa, Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, Dracunculus medinensis, Mansonella perstans, dan Mansonella ozzardi

Cacing parasit tumbuhan

[sunting | sunting sumber]

Beberapa cacing parasit tumbuhan:

  • cacing puru akar (Pratylenchus dan Heterodera)
  • nematoda akar (P. coffeae, Radopholus similis, dan beberapa Meloidogyne.

Inang

[sunting | sunting sumber]

Ikan

[sunting | sunting sumber]

Cacing parasit menjadikan tubuh ikan sebagai inang. Beberapa jenis cacing parasit hanya menjadikan ikan sebagai inang ketika ikan masih dalam kondisi hidup dan dalam keadaan basah. Setelah ikan mengalami kematian, beberapa jenis cacing parasit berpindah ke inang yang lain. Karena karakteristik ini, lokasi cacing parasit di dalam tubuh ikan normalnya bersifat tidak menentu.[2]

Hewan ternak

[sunting | sunting sumber]

Cacing parasit dapat menjadikan sapi sebagai inangnya. Pada sawah, larva cacing parasit terlebih dahulu tumbuh di dalam tubuh keong sebelum berpindah ke makanan atau minuman sapi. Ketika sapi makan atau minum, cacing parasit masuk ke tubuh sapi hingga tinggal di dalam hati sapi. Proses penginangan sering terjadi pada sawah irigasi dan jarang terjadi di sawah tadah hujan. Penyebabnya adalah habitat keong yang lebih mudah berkembangbiak di daerah yang lembap dan berair dibandingkan di daerah yang kering.[3]

Infeksi

[sunting | sunting sumber]

Cacing parasit dapat menginfeksi saluran pencernaan, otot, otak, paru-paru, hati dan kantong empedu. Selain itu, cacing parasit mampu menginfeksi sistem peredaran darah. Salah satu jenis cacing parasit yang mampu nenginfeksi semua jenis organ ini adalah Wuchereria bancrofti.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Rokhmani dan Budianto, B. H. (2017). Zahid, Ahmad (ed.). Parasitologi Akuatik: Biologi, Morfologi, Diagnosa dan Pengendaliannya (PDF). FGP Press. hlm. 31. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  2. ^ Hardi, Esti Handayani (Oktober 2015). Susilo, Fitriastuti, T., dan Kiswanto (ed.). Parasit Biota Akuatik (PDF). Samarinda: Mulawarman University Press. hlm. 47. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  3. ^ Firdaus, M., Sujarwanta, A., dan Lepiyanto, A. (2017). "STUDI RENTAN INFEKSI CACING PARASIT (Fasciola hepatica) PADA HATI SAPI" (PDF). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan: 226. ISBN 978-602-70313-2-6. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  4. ^ Saraswati, Henny (2020). Modul Biomedik 1: Biokimia, Mikrobiologi dan Parasitologi (PDF). Universitas Esa Unggul. hlm. 17. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)


Ikon rintisan

Artikel bertopik biologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cacing_parasit&oldid=23665423"
Kategori:
  • Cacing
  • Parasit
  • Penyakit bawaan makanan
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list
  • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list
  • Semua artikel rintisan
  • Semua artikel rintisan selain dari biografi
  • Rintisan bertopik biologi
  • Semua artikel rintisan Juni 2023

Best Rank
More Recommended Articles