Cagar Alam Imogiri
Cagar alam Imogiri disingkat (CA Imogiri) adalah kawasan konservasi yang berstatus cagar alam di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kawasan ini ditetapkan sebagai cagar alam karena memiliki nilai ekologis, keanekaragaman hayati, dan fungsi pelestarian ekosistem yang penting. [1]
Sejarah
Cagar Alam Imogiri resmi ditetapkan pada tahun 2000 berdasarkan SK Menhutbun nomor 171/KPTS-II/2000 dengan luas awal sekitar 11,4 hektar. Pada tahun 2014, penetapan kawasan hutan menjadi Cagar Alam Imogiri dikukuhkan kembali melalui SK Menhut No. 1869/Menhut-VII/KUH/2014 pada tanggal 25 Maret 2014.
Sebelum menjadi kawasan konservasi, lahan tersebut dikelola sebagai hutan produksi oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di masa lalu kawasan ini termasuk dalam petak kerja “Pasarehan” (RPH Mangunan) dan sebagian besar ditanami kayu putih, jati, mahoni, pinus, dan tanaman lainnya. Namun dominasi vegetasi kini masih berat pada tanaman jati dan kayu putih.
Pada tahun 2011 dilakukan penataan batas wilayah cagar alam melalui Keputusan Gubernur DIY Nomor 15/PAN/2011. Setelah evaluasi, panjang garis batas yang disahkan mencapai 2.157,7 meter dan luasan sebesar 118.220 m², dengan 40 buah pal batas. [1]
Lokasi dan Geografi
Cagar Alam Imogiri terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara koordinat, kawasan ini berada di sekitar 7°54′55,6″ LS hingga 7°55′28,1″ LS dan 110°23′31,6″ BT hingga 110°23′48,0″ BT. [2] Kawasan ini berbatasan langsung dengan Desa Girirejo dan Desa Wukirsari, yang juga berfungsi sebagai desa penyangga kawasan konservasi.
Karena posisinya yang dekat dengan kompleks Makam Imogiri (Astana Pajimatan Himagiri), masyarakat setempat sering memandang cagar alam ini sebagai “hutan pelindung” bagi kompleks makam raja-raja Yogyakarta dan Surakarta.[1]
Keanekaragaman hayati
Kawasan ini meskipun relatif kecil, menyimpan keanekaragaman hayati yang menarik, khususnya dalam kelompok serangga dan flora pendukungnya.
Sebuah penelitian tentang keanekaragaman kupu-kupu di CA Imogiri pada tahun 2024 mencatat ada 51 spesies kupu-kupu dari 5 famili:
- Papilionidae: 7 spesies
- Pieridae: 9 spesies
- Lycaenidae: 6 spesies
- Nymphalidae: 27 spesies
- Hesperiidae: 2 spesies
- Famili Nymphalidae menjadi yang paling dominan dijumpai. [3]
Kelimpahan kupu-kupu ini dipengaruhi oleh keberadaan tumbuhan inang seperti Ficus sp. dan Memecylon sp. yang tumbuh di kawasan tersebut.
Sementara itu, informasi tentang mamalia di kawasan ini masih terbatas dan belum banyak terpublikasi. Beberapa kajian menyebutkan bahwa identifikasi jenis mamalia di kawasan hutan kecil cagar alam seringkali sulit karena ukuran populasi yang kecil dan tekanan lingkungan sekitarnya. [3]
Fungsi
Selain sebagai kawasan pelestarian alam, CA Imogiri memiliki fungsi penting sebagai penyangga ekosistem di sekitar kompleks makam raja Imogiri. Keberadaan cagar alam ini juga dianggap membantu menjaga keseimbangan lingkungan mikro di kawasan perbukitan Imogiri. [1]
Untuk mendukung kesejahteraan dan keterlibatan masyarakat di sekitar kawasan, disusunlah profil desa penyangga (Desa Girirejo dan Desa Wukirsari). Profil ini digunakan sebagai acuan untuk merancang program pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan potensi lokal dan mendukung konservasi. [3]
Akses wisata
Di dalam kawasan CA Imogiri terdapat jalur hiking/trail yang dikenal sebagai Imogiri Park. Jalur tersebut memiliki panjang sekitar 1,4 mil (≈ 2,2 km) dan tingkat kesulitan sedang. Meski kegiatan wisata dibatasi agar tidak merusak fungsi konservasi, kawasan ini menarik bagi pengunjung yang ingin menikmati alam, aktivitas pengamatan flora dan fauna, terutama kupu-kupu, dan sekaligus mendukung pelestarian lingkungan. [4]
Referensi
- ^ a b c d "Cagar Alam (CA) Imogiri". geoparkjogja.jogjaprov.go.id. Diakses tanggal 2025-09-25.
- ^ "Kawasan INSITU". bksdajogja.org. Diakses tanggal 2025-09-25.
- ^ a b c Surantiwi, Nur; Nugraha, Raditia; Wati, Dyahning Retno; Arzika, Icha (2025-06-13). "Jenis Kupu-kupu di Cagar Alam Imogiri Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta". Jurnal Riset Daerah. 25 (1): 1–11. doi:10.64730/jrdbantul.v25i1.137. ISSN 2829-2227.
- ^ "porosbumi.com". porosbumi.pandutani.or.id. Diakses tanggal 2025-09-25.