Catalytic converter
Catalytic converter (bahasa Indonesia: konverter katalitik) adalah alat pengendali emisi gas buang yang mengubah zat beracun dalam gas buang kendaraan menjadi senyawa kurang berbahaya melalui reaksi kimia dengan katalis. Alat ini menjadi komponen wajib di semua kendaraan bermotor modern sejak 1970-an.[1]
Sejarah
- 1950: Penelitian awal oleh Eugene Houdry untuk aplikasi industri.
- 1975: Penggunaan komersial pertama di Amerika Serikat sebagai respons Clean Air Act.
- 1990-an: Pengembangan konverter tiga-arah (three-way) untuk mobil bensin.
Komponen dan Prinsip Kerja

Konverter terdiri dari: 1. Substrat keramik: Struktur sarang lebah dari kordierit dilapisi alumina. 2. Katalis:
3. Casing stainless steel: Tahan suhu hingga 1.000°C.
Reaksi Kimia
- Oksidasi:
- CO + ½O2 → CO2
- CxHy + (x + ¼y)O2 → xCO2 + ½yH2O
- Reduksi:
=* 2NOx → xO2 + N2
Jenis
- Two-way: Hanya mengolah CO dan HC (digunakan di mesin diesel lama).
- Three-way: Mengolah CO, HC, dan NOx (standar mobil bensin modern).
- SCR (Selective Catalytic Reduction): Untuk mesin diesel dengan injeksi urea.[2]
Masalah dan Pemeliharaan
- Kontaminasi sulfur atau timbal
- Overheating akibat mesin tidak sehat
- Pencurian: Karena kandungan logam mulia (harga platinum ≈ Rp 500.000/gram, 2024).[3]
Regulasi
Wilayah | Regulasi |
---|---|
Amerika Serikat | Clean Air Act (1970) |
Uni Eropa | Euro 6 (2014) |
Indonesia | Euro 2 (2007) |
Referensi
- ^ Heck, Ronald (2009). Catalytic Air Pollution Control. Wiley. ISBN 978-0-470-27503-0.
- ^ "EPA: Catalytic Converters". Diakses tanggal 3 Juli 2024.
- ^ "Theft of Catalytic Converters Rises as Metal Prices Soar". The New York Times. 15 Mei 2023.
Pranala luar
- SAE International – Standar otomotif