Claudia Alexander
Claudia Alexander | |
---|---|
![]() | |
Lahir | Vancouver, British Columbia, Kanada | 30 Mei 1959
Meninggal | 11 Juli 2015 Arcadia, California, Amerika Serikat | (umur 56)
Kebangsaan | Amerika Serikat |
Kewarganegaraan | Amerika Serikat |
Almamater | UC Berkeley, UCLA, Universitas Michigan |
Karier ilmiah | |
Bidang | Ilmu keplanetan |
Institusi | Survey Geologi Amerika Serikat, Laboratorium Jet Propulsion NASA |
Pembimbing doktoral | Tamas Gombosi |
Claudia Joan Alexander (30 Mei 1959 – 11 Juli 2015) adalah seorang ilmuwan riset kelahiran Kanada yang berkarier di Amerika Serikat, dengan keahlian di bidang geofisika dan ilmu keplanetan. Ia bekerja untuk United States Geological Survey (USGS) dan Jet Propulsion Laboratory milik NASA. Claudia merupakan manajer proyek terakhir untuk misi Galileo NASA ke Jupiter. Hingga akhir hayatnya, ia juga menjabat sebagai manajer proyek sekaligus ilmuwan dalam keterlibatan NASA pada misi Rosetta yang dipimpin oleh Eropa untuk mempelajari Komet Churyumov–Gerasimenko.
Kehidupan Awal
Claudia Joan Alexander lahir di Vancouver, British Columbia, Kanada. Ibunya, Gaynelle Justena Williams Alexander (1929-2017), bekerja sebagai pustakawan korporat di Intel, sementara ayahnya, Harold Alfred Alexander (1917-2010), adalah seorang pekerja sosial. Ia memiliki dua saudara, Suzanne dan David. Alexander dibesarkan oleh ibunya di Santa Clara, California.[1]
Awalnya, Alexander bercita-cita menjadi seorang jurnalis, tetapi orang tuanya yang membiayai pendidikannya menginginkan ia menjadi seorang insinyur. Namun, ketika mendapatkan pekerjaan musim panas di Ames Research Center, minatnya terhadap ilmu keplanetan mulai tumbuh. Meskipun awalnya ia ditempatkan di bagian teknik, Alexander sering menyelinap ke bagian ilmu pengetahuan. Di sana, ia menemukan bahwa bidang tersebut tidak hanya lebih mudah dipahami, tetapi juga lebih menyenangkan dari yang ia bayangkan sebelumnya.
Pendidikan
Alexander memperoleh gelar sarjana dalam bidang geofisika dari University of California, Berkeley pada tahun 1983. Ia memilih jurusan ini karena menganggapnya sebagai dasar yang baik untuk menjadi ilmuwan keplanetan. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di University of California, Los Angeles, dan meraih gelar master dalam bidang geofisika dan fisika antariksa pada tahun 1985.[2] Tesis masternya menggunakan data dari Pioneer Venus Orbiter untuk meneliti variasi siklus matahari dalam radiasi ultraviolet ekstrim pada ionosfer Venus serta interaksinya dengan angin matahari. Pada tahun 1993, ia meraih gelar Ph.D. dalam Ilmu Atmosfer, Kelautan, dan Antariksa dari University of Michigan, dengan spesialisasi dalam fisika plasma luar angkasa.[3]
Karier
Alexander memulai kariernya dengan bekerja di United States Geological Survey untuk meneliti tektonik lempeng dan di Ames Research Center untuk mengamati bulan-bulan Jupiter. Pada tahun 1986, ia bergabung dengan NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL) dan bekerja selama 30 tahun. Ia berperan sebagai koordinator sains untuk instrumen gelombang plasma pada pesawat luar angkasa Galileo sebelum menjadi manajer proyek dalam fase akhir misinya. Misi ini menemukan 21 bulan baru di Jupiter dan atmosfer di Ganymede. Penemuan atmosfer ini—yang lebih tepat disebut sebagai eksosfer terikat permukaan—membuat para ilmuwan mempertimbangkan ulang anggapan bahwa Ganymede adalah bulan yang tidak aktif. Alexander juga bertanggung jawab atas pengawasan akhir Galileo sebelum pesawat itu masuk ke atmosfer Jupiter pada tahun 2003.[4]
Selama kariernya, Alexander meneliti berbagai topik, termasuk evolusi dan fisika interior komet, Jupiter dan bulan-bulannya, magnetosfer, tektonik lempeng, plasma luar angkasa, serta interaksi angin matahari. Ia juga berkontribusi dalam misi Cassini ke Saturnus sebagai koordinator sains. Sepanjang kariernya, ia menulis dan ikut menulis 14 makalah ilmiah. Selain itu, ia dikenal sebagai advokat kuat bagi perempuan dan minoritas di bidang STEM serta aktif dalam komunikasi sains. Alexander sering membantu mahasiswa perempuan di University of Michigan menyelesaikan studi mereka dan menjadi panutan bagi banyak perempuan kulit berwarna di bidang STEM. Pada April 2015, ia memberikan presentasi TEDx berjudul "The Compelling Nature of Locomotion and the Strange Case of Childhood Education", di mana ia berbagi pendekatan uniknya dalam mendidik anak-anak tentang sains.[5]
Sejak tahun 2000 hingga akhir hayatnya, Alexander menjabat sebagai ilmuwan proyek NASA untuk misi Rosetta dari European Space Agency, yang bertujuan mempelajari dan mendarat di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Dalam misi ini, ia bertanggung jawab atas pengelolaan instrumen senilai $35 juta yang mengumpulkan data seperti suhu dari tiga instrumen di pengorbit. Ia juga mengawasi pelacakan dan navigasi pesawat luar angkasa menggunakan NASA Deep Space Network.[6]
Kehidupan Pribadi
Selain karier ilmiahnya, Alexander memiliki minat besar dalam menulis. Ia menulis buku anak-anak, termasuk beberapa buku dalam seri "Windows to Adventure", serta buku "Which of the Mountains Is Greatest of All?" dan "Windows to the Morning Star". Ia juga menulis fiksi ilmiah dan merupakan anggota Romance Writers of America. Hobinya meliputi menulis untuk blog tenis di Bleacher Report, bepergian, dan menunggang kuda.[7]
Pada 11 Juli 2015, Alexander meninggal dunia di Arcadia, California, setelah berjuang melawan kanker payudara selama sepuluh tahun. Ia dimakamkan di Oak Hill Memorial Park, San Jose, California.[8]
Penghargaan dan Penghormatan
Saat lulus dari University of Michigan, Alexander dianugerahi penghargaan "U-M Woman of the Year in Human Relations" dan menjadi salah satu dari 20 mahasiswa Afrika-Amerika pertama yang memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang astronomi-fisika. Pada tahun 2002, ia menerima Atmospheric, Oceanic and Space Sciences Alumni Merit Award dan menjadi anggota Dewan Penasihat Nasional universitas tersebut. Pada tahun 2003, ia meraih Emerald Honor for Women of Color in Research & Engineering dari Career Communications Group, Inc., yang diterimanya di National Women of Color Research Sciences and Technology Conference.[9]
Untuk mengenang kontribusinya, keluarga Alexander mendirikan Claudia Alexander Scholarship di University of Michigan pada tahun 2007. Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa yang membutuhkan bantuan finansial dan menempuh studi di bidang ilmu iklim, sains, dan teknik. Ia juga aktif di American Geophysical Union sebagai ketua subkomite keberagaman dan di Association for Women Geoscientists, di mana ia dinobatkan sebagai "Woman of the Year".[10]
Pada tahun 2015, para ilmuwan dari misi Rosetta menghormati Alexander dengan menamai sebuah fitur pada komet 67P/Churyumov-Gerasimenko sebagai "C. Alexander Gate". University of Michigan Women in Science and Engineering Office juga memberikan penghargaan tahunan bernama Claudia Joan Alexander Trailblazer Award untuk pencapaian luar biasa dalam STEM. Pada tahun 2020, American Astronomical Society’s Division for Planetary Sciences memperkenalkan Claudia J. Alexander Prize, yang diberikan kepada ilmuwan yang memberikan kontribusi signifikan dalam bidangnya.[11]
Sebagai penghormatan tambahan, episode "A Growing Problem" dan "The Tardigrade Escapade" dari serial Miles from Tomorrowland dirilis untuk mengenangnya.[12]
Daftar pustaka
- ^ education, Elaine Woo Elaine Woo is a Los Angeles native who has written for her hometown paper since 1983 She covered public; Local, Filled a Variety of Editing Assignments Before Joining “the Dead Beat”-News Obituaries – Where She Has Produced Artful Pieces on Celebrated; national; Figures, International; Mailer, including Norman; Child, Julia; in 2015, Rosa Parks She left The Times (2015-07-18). "Claudia Alexander dies at 56; JPL researcher oversaw Galileo, Rosetta missions". Los Angeles Times (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-03-21. Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)
- ^ Roberts, Sam (2015-07-20). "Claudia Alexander, NASA Manager Who Led Jupiter Mission, Dies at 56". The New York Times (dalam bahasa American English). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2025-03-21.
- ^ "Career Profile: Claudia Alexander, Space Physicist". web.archive.org. 2017-10-30. Diakses tanggal 2025-03-21.
- ^ education, Elaine Woo Elaine Woo is a Los Angeles native who has written for her hometown paper since 1983 She covered public; Local, Filled a Variety of Editing Assignments Before Joining “the Dead Beat”-News Obituaries – Where She Has Produced Artful Pieces on Celebrated; national; Figures, International; Mailer, including Norman; Child, Julia; in 2015, Rosa Parks She left The Times (2015-07-18). "Claudia Alexander dies at 56; JPL researcher oversaw Galileo, Rosetta missions". Los Angeles Times (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-03-21. Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)
- ^ Gombosi, T. I. (2016-01-12). "Claudia Joan Alexander (1959–2015)". Eos (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-03-21.
- ^ "Great Read: For Rosetta mission's scientists, the thrill is in the comet chase". Los Angeles Times (dalam bahasa American English). 2014-11-10. Diakses tanggal 2025-03-21.
- ^ published, Sarah Lewin (2015-07-21). "Claudia Alexander, Beloved NASA Project Scientist, Dies at 56". Space.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-21.
- ^ "In memoriam: Claudia Alexander – The Michigan Engineer News Center". web.archive.org. 2019-06-16. Diakses tanggal 2025-03-21.
- ^ "In memoriam: Claudia Alexander – The Michigan Engineer News Center". web.archive.org. 2019-06-16. Diakses tanggal 2025-03-21.
- ^ https://www.jpl.nasa.gov/. "JPL". NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL) (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-03-21.
- ^ "Comet Feature Named After Late NASA Scientist Claudia Alexander". NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL) (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-03-21.
- ^ Mickens, Ronald E. (2013-03-15). "Moore, Willie Hobbs". African American Studies Center. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-530173-1.