Dewi Fortuna Anwar
Dewi Fortuna Anwar | |
---|---|
![]() Agenda Milenium Baru Abu Dhabi 2009 | |
Juru Bicara Presiden Republik Indonesia ke-4 | |
Masa jabatan 21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999 | |
Presiden | B.J. Habibie |
Informasi pribadi | |
Lahir | 22 Mei 1958 Bandung, Jawa Barat |
Kebangsaan | Indonesia |
Hubungan | Sri Danti Anwar (adik) Desi Anwar (adik) |
Orang tua | Khaidir Anwar (ayah) Wahidar (ibu) |
Almamater | Universitas Monash University of London University of ONID |
Pekerjaan | Ilmuwan |
![]() ![]() |
Prof. Dewi Fortuna Anwar, M.A, Ph.D (lahir 22 Mei 1958) adalah seorang ilmuwan, peneliti dan juru bicara berkebangsaan Indonesia. Ia menjabat sebagai deputi sekretaris Wakil Presiden Indonesia pada tahun 2017 silam.[1] Dia juga seorang direktur riset di Habibie Center, peneliti bagian politik di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.[2][3]
Latar Belakang
Keluarga
Dewi Fortuna lahir dari pasangan Khaidir Anwar dan Wahidar, yang berasal dari Minangkabau. Ayahnya berasal dari Lintau Buo, Tanah Datar,[4] sedangkan ibunya dari VII Koto Talago, Lima Puluh Kota. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai akademisi dan ilmuwan. Ayahnya seorang ahli sosiolinguistik dan pernah mengajar selama 20 tahun di Universitas London.[5] Adiknya, Desi Anwar, merupakan presenter berita terkemuka.
Pendidikan
Dewi Fortuna Anwar memulai pendidikan menengahnya di London, Inggris, di mana ia menyelesaikan secondary school sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, ia melanjutkan studi di School of Oriental and African Studies (SOAS), University of London, Inggris, untuk meraih gelar Sarjana (S1). Pendidikan di SOAS memperkuat pemahamannya dalam bidang kajian Asia dan Afrika, yang menjadi fokus akademiknya. Dewi kemudian melanjutkan studinya di universitas yang sama dan memperoleh gelar Magister (MA) dari SOAS, University of London, Inggris. Pendidikan pascasarjananya semakin memperdalam wawasan akademiknya dalam bidang ilmu sosial dan politik. Untuk memperluas pengetahuannya lebih lanjut, Dewi menempuh pendidikan doktoral di Monash University, Melbourne, Australia. Pada tahun 1990, ia berhasil meraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.), dengan penghargaan Bachelor of Arts (Honours) (BA Hons). Gelar ini menandai pencapaiannya dalam dunia akademik dan menjadi landasan bagi kariernya di bidang penelitian, kebijakan publik, serta hubungan internasional.[6]
Karier

Dewi mengawali kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak 1 Maret 1984. Di LIPI, ia dikenal sebagai Pengamat Politik dan kemudian menjabat sebagai Profesor Riset. Ia juga memegang posisi sebagai Wakil Ketua Ilmu Sosial dan Humaniora LIPI selama hampir satu dekade, dari 2001 hingga 2010. Di ranah kebijakan, Dewi pernah menjadi Asisten Presiden untuk Urusan Politik Internasional pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie (Mei–Juli 1998).[7] Setelah itu, ia ditunjuk sebagai Asisten Menteri Sekretaris Negara Bidang Hubungan Luar Negeri dari Agustus 1998 hingga November 1999, sekaligus merangkap sebagai Juru Bicara Presiden. Setelah era Habibie, Dewi tetap aktif dalam pemerintahan. Pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo, ia dipercaya menjabat sebagai Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Pendukung Program Pemerintah sejak 25 Oktober 2010.[8] Selain berkiprah di dunia pemerintahan dan penelitian, Dewi juga aktif dalam berbagai lembaga akademik dan organisasi internasional. Ia menjabat sebagai Guru Besar Ilmu Politik di Universitas Indonesia dan pernah menjadi Profesor Tamu di Johns Hopkins University, Washington DC pada Januari hingga Mei 2007.[9][10]
Di tingkat internasional, ia pernah bekerja sebagai Research Fellow di Institute of Southeast Asian Studies, Singapura pada 1989, serta menjadi Kongres Fellow di Kongres AS, Washington D.C. pada 1990–1991. Ia juga dipercaya sebagai anggota berbagai organisasi global, termasuk Dewan Penasehat PBB tentang Perlucutan Senjata, International Council of the Asia Society, New York, Weapons of Mass Destruction Commission (WMDC), Stockholm, Jerman, serta International Advisory Board of the Asia-Pacific College of Diplomacy, ANU, Australia. Dewi juga aktif di berbagai lembaga penelitian dan kebijakan di Indonesia. Ia menjabat sebagai Ketua Institut untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di The Habibie Center, serta Direktur Kegiatan dan Penelitian di Habibie Center Indonesia. Selain itu, ia merupakan Profesor Peneliti dan anggota Dewan Penasehat di Center for Information and Development Studies (CIDES).[11]
Dampak
Karirnya yang sangat gemilang, khususnya dalam bidang hubungan luar negeri membuat Dewi Fortuna menjadi salah satu perempuan yang memberikan dampak besar bagi pertumbuhan dan perkembangan politik luar negeri Indonesia. Dewi Fortuna merupakan salah satu pendiri Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) bersama Dino Patti Djalal yang bertujuan untuk membumikan kebijakan luar negeri ke seluruh akar rumput atau orang awam di Indonesia.[12] Berkat inisiatifnya dengan Dino Patti Djalal dan founder lainnya, FPCI kini telah menjadi salah satu organisasi atau Unit Kerja Mahasiswa di ratusan perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Melalui FPCI Chapter Universitas, inisiatif untuk menyebar luaskan pengetahuan akan kebijakan luar negeri dapat terealisasi dengan lebih efektif dan luas.
Dalam kancah internasional, nama Dewi Fortuna juga tidak kalah gemilang. Beliau merupakan salah satu ahli dalam bidang Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara. Bahkan, Australia Award menyebut Dewi sebagai salah satu tokoh yang membuat ASEAN kini dapat tutut berkontestasi dalam panggung internasional.[13] Dewi Fortuna pernah menjadi anggota dari Dewan Penasihat dari Centre for Humanitarian Dialogue (HD)[14] serta Dewan Penasihat Sekretaris Jenderal PBB untuk isu Perlucutan Senjata.[13] Dewi juga masih aktif menjadi peneliti di Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).
Penghargaan
- Ahli Peneliti Utama (APU) Puslitbang Politik dan Kewilayahan LIPI (22 Juni 2000)
- Peneliti Muda Terbaik (1996)
- Gelar Kehormatan Timor Leste kategori "Collar" (2024)[12]
Referensi
- ^ "Advices of Asian Dialogue". Asian Dialogue. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-03. Diakses tanggal 30 Januari 2016.
- ^ "Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar, MA". Pusat Penelitian Politik - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI). Diakses tanggal 5 Februari 2014.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Profil Dewi Fortuna Anwar". TokohIndonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-18. Diakses tanggal 5 Februari 2014.
- ^ https://web.archive.org/web/20080914034919/http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/login.html Apa dan Siapa: Khaidir Anwar, Pusat Data dan Analisis Tempo
- ^ Zaiyardam Zubir, Mulyadi Esem, M. Yunis; In memoriam Prof. Dr. Khaidir Anwar, Fakultas Sastra Universitas Andalas
- ^ "Profil Dewi Fortuna Khaidir Anwar" Merdeka.com. Diakses 5 Februari 2014.
- ^ "Indonesia fears attacks by returning fighters". Nikkei Asia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-20.
- ^ Armenia, Resty. "Tiga Deputi Siap Rangkap jadi 'Jubir' Jokowi". nasional. Diakses tanggal 2025-03-20.
- ^ "Profil Dewi Fortuna Khaidir Anwar". merdeka.com. 2025-03-20. Diakses tanggal 2025-03-20.
- ^ "Dr Dewi Fortuna Anwar | SIPRI". www.sipri.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-20.
- ^ "Dewi Fortuna Anwar". aipi.or.id. Diakses tanggal 2025-03-20.
- ^ a b "Prof Dewi Fortuna Anwar Terima Penghargaan dari Timor Leste". seputarmiliter.id. Diakses tanggal 2025-03-16.
- ^ a b MUHAMMAD, IRENE SARWINDANINGRUM, MAHDI (2024-06-27). "Membumikan Ilmu, Menjaga Jalan Lurus Demokratisasi". kompas.id. Diakses tanggal 2025-03-16.
- ^ "Dewi Fortuna Anwar". HD (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-20.
Jabatan pemerintahan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Saadilah Mursjid |
Juru Bicara Kepresidenan Indonesia 1998–1999 |
Diteruskan oleh: Wimar Witoelar Adhie Massardi Yahya C Staquf Wahyu Muryadi |
- Orang hidup berusia 67
- Kelahiran 1958
- Birokrat Indonesia
- Aktivis perempuan Indonesia
- Pejuang HAM Indonesia
- Ilmuwan politik Indonesia
- Ilmuwan perempuan Indonesia
- Ilmuwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
- Cerdik Pandai Minangkabau
- Dosen Indonesia
- Dosen Universitas Indonesia
- Profesor Indonesia
- Alumni Universitas London
- Alumni Universitas Monash
- Tokoh Minangkabau
- Anwar
- Bundo Kanduang Minangkabau
- Tokoh dari Lima Puluh Kota
- Tokoh dari Bandung
- Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia