More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. El Niño–Osilasi Selatan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
El Niño–Osilasi Selatan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

El Niño–Osilasi Selatan

  • Alemannisch
  • العربية
  • Bikol Central
  • भोजपुरी
  • کوردی
  • Čeština
  • Dansk
  • Deutsch
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • فارسی
  • Français
  • Avañe'ẽ
  • Fiji Hindi
  • Հայերեն
  • Interlingua
  • Ido
  • 日本語
  • 한국어
  • മലയാളം
  • Bahasa Melayu
  • Polski
  • Português
  • Simple English
  • Српски / srpski
  • Tiếng Việt
  • 中文
  • 粵語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari El Niño-Southern Oscillation)
Grafik timeseries untuk Southern Oscillation Index (SOI) tahun 1876–2012.
Ilmu atmosfer
Meteorologi
Klimatologi
Fisika atmosfer
Kimia atmosfer
  • l
  • b
  • s

El Niño–Osilasi Selatan (bahasa Inggris: El Niño–Southern Oscillation, ENSO) adalah variasi angin dan suhu permukaan laut di wilayah tropis belahan timur Samudra Pasifik yang ireguler dan berkala. ENSO berpengaruh terhadap cuaca di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis Bumi. Periode panasnya disebut sebagai El Niño sementara periode dinginnya disebut La Niña. "Osilasi Selatan" (bahasa Inggris: Southern Oscillation) merupakan fenomena atmosfer yang menyertai perubahan suhu permukaan air laut. Tekanan udara permukaan yang tinggi dan rendah masing-masing menyertai El Niño dan La Niña.[1][2] Periode El Niño dan La Niña masing-masing berlangsung selama beberapa bulan untuk beberapa tahun dengan intensitas yang bervariasi.[3]

Konsep

[sunting | sunting sumber]

ENSO merupakan sebuah fenomena iklim yang secara berkala berfluktuasi di antara tiga fase yaitu netral, La Niña, dan El Niño.[4] El Niño dan La Niña membutuhkan perubahan kondisi baik di samudra maupun di atmosfer untuk terjadi.[4]

Arus Humboldt bergerak ke arah utara dari Samudra Selatan, umumnya membawa air dengan suhu yang relatif rendah, melewati pesisir barat Benua Amerika Selatan menuju wilayah tropis di sekitar daerah Peru tempat terjadinya upwelling.[5][6] Di sepanjang garis khatulistiwa, angin pasat menyebabkan arus laut di bagian timur Samudra Pasifik menggerakkan air bersuhu rendah di dalam lautan menuju ke permukaan. Fenomena ini menyebabkan suhu air di permukaan laut menurun.[6] Dengan pengaruh angin pasat, arus air laut kemudian bergerak ke arah barat di sepanjang khatulistiwa dan perlahan dipanasakan oleh sinar Matahari.[5] Akibat itu, suhu permukaan air laut di bagian barat Samudra Pasifik pun menjadi lebih panas sebanyak kurang lebih 8–10 °C daripada air di bagian timur Samudra Pasifik.[5] Wilayah samudra yang lebih panas ini menyebabkan terjadinya konveksi yang menghasilkan awan yang menimbulkan hujan.[6] Selama periode El Niño, air laut yang dingin hanya sedikit atau bahkan tidak ada seiring air di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik memanas bersama dengan air di bagian barat.[5]

Sirkulasi Walker

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Sirkulasi Walker
Diagram fase La Niña. Sirkulasi Walker dapat dilihat di bagian permukaan yaitu berupa angin pasat yang bersirkulasi searah jarum jam. Air laut dan udara yang hangat di wilayah timur Samudra Pasifik dialirkan ke arah barat. Wilayah khatulistiwa Samudra Pasifik bagian barat dicirikan oleh suhu airnya yang hangat, atmosfer yang basah, dan tekanan udara yang rendah. Kelembaban yang terakumulasi menimbulkan taifun dan badai petir. Samudra Pasifik pun lebih tinggi sekitar 60 sentimeter (24 in) di bagian barat akibat dari pergerakan ini. Ketika air dan udara kemudian dikembalikan ke timur oleh sirkulasi, keduanya sudah lebih dingin dan lebih kering. Periode El Niño dicirikan oleh adanya gangguan pada siklus ini yang menyebabkan air laut yang hangat dan udara yang lembab di bagian timur Pasifik.

Sirkulasi Walker disebabkan oleh gaya gradien tekanan yang berasal dari satu area tekanan udara tinggi di wilayah timur Samudra Pasifik dan satu area tekanan udara rendah di kepulauan Indonesia. Selama periode musim panas belahan Bumi utara, Sirkulasi Walker di wilayah tropis Samudra Hindia menyebabkan berhembusnya angin barat di permukaan sementara di Samudra Pasifik dan Atlantik berhembus angin timur. Suhu dari ketiga samudra tersebut pun menjadi tidak simetris. Wilayah khatulistiwa dari Samudra Pasifik dan Atlantik pun memiliki suhu permukaan yang dingin di bagian timur sementara di Samudra Hindia, air yang lebih dingin berada di bagian barat.[7] Perubaan suhu permukaan tersebut terjadi juga bersamaan dengan perubahan dari posisi kedalaman termoklin.[8]

Perubahan gerakan Sirkulasi Walker terjadi bersamaan dengan perubahan suhu permukaan. Perubahan tersebut dapat terjadi akibat faktor eksternal seperti perubahan musim dengan gerak semu Matahari. Perubahan gerakan Sirkulasi Walker juga dapt terjadi akibat hubungan timbal balik antara samudra dan atmosfer. Sebagai contoh, angin timur menyebabkan suhu permukaan laut di bagian timur mendingin. Wilayah timur yang semakin dingin membuat angin timur berhembus semakin kencang. Variasi kondisi angin timur tersebut memicu lebih banyak upwelling dan membuat termoklin di wilayah timur naik dan suhu permukaan pun semakin dingin yang meningkatkan efek pendinginan awal dari angin selatan sebelumnya. Keterikatan antara samudra dan atmosfer ini pertama kali diajukan oleh meteorolog Jacob Bjerknes. Dari sudut pandang oseanografi, wilayah yang dingin di sekitar khatulistiwa tersebut disebabkan oleh angin timur. Jika iklim Bumi di sekitar khatulistiwa itu simetris, angin lintas khatulistiwa akan menghilang dan wilayah dingin akan lebih lemah dan memiliki struktur yang sangt berbeda daripada apa yang ada kini.[9]

Sirkulasi Walker untuk periode selain El Niño berada sebagai angin timur di permukaan yang menggerakkan air laut dan udara yang dihangatkan oleh Matahari menuju ke barat. Upwelling pun terjadi di perairan Peru dan Ekuador. Air bersuhu rendah yang naik ke atas mengandung banyak nutrien yang kemudian meningkatkan populasi ikan.[10] Wilayah khatulistiwa Samudra Pasifik bagian barat dicirikan oleh suhu airnya yang hangat, atmosfer yang basah, dan tekanan udara yang rendah. Kelembaban yang terakumulasi menimbulkan taifun dan badai petir. Samudra Pasifik pun lebih tinggi sekitar 60 sentimeter (24 in) di bagian barat akibat dari pergerakan ini.[11][12][13][14]

Efek di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Selain memberikan kerugian, El Niño juga memberikan keuntungan pada Indonesia. Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ke timur. Namun, ikan yang berada di Samudra Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatra dan selatan Jawa menghangat. Hal ini membuat Indonesia mendapat banyak ikan tuna dan ikan tuna pada daerah Indonesia bagian timur memiliki ukuran yang sangat besar jika dibandingkan dengan di daerah lain.[butuh rujukan]

Di sisi lain, terutama di kawasan Amerika Selatan perubahan temperatur ini mengakibatkan kebinasaan ikan.[15]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Climate Prediction Center (2005-12-19). "Frequently Asked Questions about El Niño and La Niña". National Centers for Environmental Prediction. Diarsipkan dari asli tanggal 2009-08-27. Diakses tanggal 2009-07-17. {{cite web}}: ( )
  2. ^ Trenberth, K. E.; Jones, P.D.; Ambenje, P.; Bojariu, R.; Easterling, D.; Tank, A. K.; Parker, D.; Rahimzadeh, F.; Renwick, J. A.; Rusticucci, M.; Soden, B.; Zhai, P. "Observations: Surface and Atmospheric Climate Change". Dalam Solomon, S.; Qin, D.; Manning, M.; Chen, Z.; Marquis, M.; Averyt, K.B.; Tignor, M.; Miller, H.L. (ed.). Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 235–336. Diarsipkan dari asli tanggal 2017-09-24. Diakses tanggal 2017-09-30. {{cite book}}: ( )
  3. ^ "El Niño, La Niña and the Southern Oscillation". MetOffice. Diakses tanggal 2015-08-18.
  4. ^ a b L'Heureux, M. (2014-05-05). "What is the El Niño–Southern Oscillation (ENSO) in a nutshell?". NOAA Climate.gov. Diarsipkan dari asli tanggal 10 April 2016. {{cite web}}: ( )
  5. ^ a b c d "El Niño, La Niña and Australia's Climate" (PDF). Australian Bureau of Meteorology. 2005-05-06. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2016-04-17. {{cite web}}: ( )
  6. ^ a b c "El Niño Southern Oscillation (ENSO)" (PDF). Australian Bureau of Meteorology. 2008-04-02. Diarsipkan dari asli tanggal 2016-04-17. {{cite web}}: ( )
  7. ^ Bureau of Meteorology. "The Walker Circulation". Commonwealth of Australia. Diakses tanggal 2014-07-01.
  8. ^ Zelle, H., Appledoorn, G., Burgers, G., & van Oldenborgh, G. J. "Relationship Between Sea Surface Temperature and Thermocline Depth in the Eastern Equatorial Pacific". Journal of Physical Oceanography. 34 (3): 643–655. doi:10.1175/2523.1.{{cite journal}}: Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  9. ^ Xie, S.-P. (1998). "Ocean–Atmosphere Interaction in the Making of the Walker Circulation and Equatorial Cold Tongue". Journal of Climate. 11 (2): 189–201. doi:10.1175/1520-0442(1998)011<0189:OAIITM>2.0.CO;2.
  10. ^ Marine Fisheries Ecology. Oxford: Blackwell Science. 2001. ISBN 0-632-05098-5. {{cite book}}: ( )
  11. ^ Pidwirny, M. (2006-02-02). "Chapter 7: Introduction to the Atmosphere". Fundamentals of Physical Geography. physicalgeography.net. Diakses tanggal 2006-12-30.
  12. ^ "Envisat watches for La Niña". BNSC. 2011-01-09. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-04-24. Diakses tanggal 2007-07-26.
  13. ^ "The Tropical Atmosphere Ocean Array: Gathering Data to Predict El Niño". NOAA. 2007-01-08. Diakses tanggal 2007-07-26.
  14. ^ "Annual Sea Level Data Summary Report July 2005 – June 2006" (PDF). The Australian Baseline Sea Level Monitoring Project. Bureau of Meteorology. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2007-08-07. Diakses tanggal 2007-07-26.
  15. ^ "El Niño and climate change impacts slam Latin America and Caribbean in 2023". World Meteorological Organization (dalam bahasa Inggris). 2024-05-07. Diakses tanggal 2025-01-20.
  • l
  • b
  • s
Oseanografi fisik
Ombak
  • Teori gelombang Airy
  • Skala Ballantine
  • Ketidakstabilan Benjamin–Feir
  • Aproksimasi Boussinesq
  • Gelombang pecah
  • Clapotis
  • Gelombang knodial
  • Gelombang laut persegi
  • Dispersi
  • Gelombang ekuatorial
  • Gelombang gravitasi
  • Hukum Green
  • Gelombang infragravitasi
  • Gelombang internal
  • Bilangan Iribarren
  • Gelombang Kelvin
  • Gelombang kinematik
  • Arus sejajar pantai
  • Prinsip variasi Luke
  • Tegangan radiasi
  • Gelombang raksasa
  • Gelombang Rossby
  • Keadaan laut
  • Seiche
  • Tinggi gelombang signifikan
  • Soliton
  • Lapisan batas Stokes
  • Pergeseran Stokes
  • Gelombang Stokes
  • Gelombang alun
  • Gelombang trochoidal
  • Tsunami
    • megatsunami
  • Bilangan Ursell
  • Dasar gelombang
  • Tinggi gelombang
  • Ketidaklinearan gelombang
  • Energi ombak
  • Radar gelombang
  • Pendangkalan gelombang
  • Turbulensi gelombang
  • Interaksi gelombang dan arus
  • Gelombang di perairan dangkal
    • Persamaan Saint-Venant dimensi satu
    • Persamaan perairan dangkal
  • ombak
    • Model
Upwelling





Antarctic bottom water
Sirkulasi
  • Sirkulasi atmosfer
  • Baroklinitas
  • Arus batas
  • Gaya Coriolis
  • Gaya Coriolis–Stokes
  • Gaya vorteks Craik–Leibovich
  • Downwelling
  • Eddy
  • Batas Ekman
  • Spiral Ekman
  • Transpor Ekman
  • El Niño–Osilasi Selatan
  • Arus geostropik
  • Global Ocean Data Analysis Project
  • Arus Teluk
  • Sirkulasi halotermal
  • Arus Humboldt
  • Sirkulasi hidrotermal
  • Sirkulasi Langmuir
  • Arus Loop
  • Arus laut
  • Dinamika laut
  • Pusaran samudra
  • Pemodelan Princeton
  • Arus pecah
  • Arus subpermukaan
  • Keseimbangan Sverdrup
  • Sirkulasi termohalin
    • berhenti
  • Upwelling
  • Arus akibat angin
  • Pusaran air
  • World Ocean Circulation Experiment
Pasang laut
  • Titik amphidromic
  • Pasang Bumi
  • Head of tide
  • Internal tide
  • Lunitidal interval
  • Perigean spring tide
  • Arus pecah
  • Rule of twelfths
  • Slack water
  • Tidal bore
  • Gaya pasang surut
  • Energi pasang surut
  • Tidal race
  • Tunggang pasang surut
  • Tidal resonance
  • Tide gauge
  • Tideline
  • Teori pasang laut
Bentang alam
  • Abyssal fan
  • Dataran abisal
  • Atol
  • Bathymetric chart
  • Geografi pesisir
  • Cold seep
  • Continental margin
  • Continental rise
  • Landas benua
  • Lubuk
  • Contourite
  • Guyot
  • Hidrografi
  • Cekungan samudra
  • Oceanic plateau
  • Palung samudra
  • Passive margin
  • Dasar laut
  • Gunung bawah laut
  • Lembah bawah laut
  • Gunung api bawah laut
Tektonika
lempeng
  • Batas divergen
  • Batas konvergen
  • Fracture zone
  • Ventilasi hidrotermal
  • Geologi kelautan
  • Mid-ocean ridge
  • Mohorovičić discontinuity
  • Hipotesis Vine–Matthews–Morley
  • Kerak samudra
  • Outer trench swell
  • Ridge push
  • Pemekaran lantai samudra
  • Slab pull
  • Slab suction
  • Slab window
  • Subduksi
  • Pergeseran sesar
  • Busur vulkanik
Zona samudra
  • Air laut dalam
  • Laut dalam
  • Litoral
  • Mesopelagik
  • Oceanic
  • Pelagik
  • Fotik
  • Selancar
  • Basah
Permukaan laut
  • Deep-ocean Assessment and Reporting of Tsunamis
  • Global Sea Level Observing System
  • North West Shelf Operational Oceanographic System
  • Sea-level curve
  • Kenaikan permukaan laut
  • Sistem Geodesi Dunia
Acoustics
  • Deep scattering layer
  • Hidroakustik
  • Tomografi akustik kelautan
  • Bom sofar
  • Saluran SOFAR
  • Akustik bawah air
Satelit
  • Jason-1
  • Jason-2 (Ocean Surface Topography Mission)
  • Jason-3
Terkait
  • Argo
  • Benthic lander
  • Warna air
  • DSV Alvin
  • Energi laut
  • Pencemaran laut
  • Mooring
  • National Oceanographic Data Center
  • Samudra
  • Penjelajahan samudra
  • Ocean observations
  • Ocean reanalysis
  • Ocean surface topography
  • Ocean thermal energy conversion
  • Oseanografi
    • Outline of oceanography
  • Pelagic sediment
  • Sea surface microlayer
  • Sea surface temperature
  • Air laut
  • Science On a Sphere
  • Termoklin
  • Underwater glider
  • Kolom air
  • World Ocean Atlas
  • Category Kategori
  • Commons page Commons
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=El_Niño–Osilasi_Selatan&oldid=27103886"
Kategori:
  • Perubahan iklim
  • Oseanografi fisik
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan April 2025

Best Rank
More Recommended Articles