Georges Dossin
Georges Gilles Joseph Dossin (pelafalan dalam bahasa Prancis: [ʒɔʁʒə ʒil ʒozɛf dosɛ̃]; 4 Februari 1896, di Wandre, dekat Liège – 8 Desember 1983, di Liège) adalah seorang arkeolog, Asiriolog, dan sejarawan seni asal Belgia.
Biografi
Ia menempuh pendidikan di Liège dan Paris, dan meraih dua gelar doktor dalam bidang filologi klasik pada tahun 1921, serta sejarah dan sastra Timur pada tahun 1923.[1] Sejak 1924 hingga 1945, ia mengajar sejarah seni Asia Kecil di Institut Royal d'Histoire de l'Art et d'Archéologie de Bruxelles. Dalam waktu yang bersamaan, ia juga memberikan berbagai kuliah di bidang sejarah seni dan arkeologi di Universitas Liège (1924–1935); mengajar bahasa Akkadia di Institut des Hautes Études de Belgique, Brussels (1929–1939); serta mengampu mata kuliah sejarah Timur dan bahasa-bahasa Asiro-Babilonia di Université libre de Bruxelles (1935–1941).[2]
Usai Perang Dunia II, Dossin melanjutkan kiprahnya sebagai dosen di Institut des Hautes Études de Belgique (1945–1955) dan di Université libre de Bruxelles (1946–1951). Akhirnya, ia menjabat sebagai profesor Asiriologi dan tata bahasa perbandingan untuk bahasa-bahasa Semit di Universitas Liège dari tahun 1951 hingga 1966.[2]
Publikasi
- Autres textes sumériens et accadiens, 1927 – Other Sumerian and Akkadian texts.
- Arslan-Tash, 1931 (with François Thureau-Dangin).
- Lettres de la première dynastie babylonienne, 1933 – Letters on the First Babylonian Dynasty.
- Til-Barsib, 1936 (with François Thureau-Dangin).
- Benjaminites dans les textes de Mari, 1939 – Benjamites in the texts from Mari.
- Archives royales de Mari, 1946 (with André Parrot) – Royal archives of Mari.[3]
Referensi
- ^ Dictionnaire des orientalistes de langue française disunting oleh François Pouillon
- ^ a b Prosopo Sociétés savantes de France
- ^ OCLC Classify published works
| Internasional | |
|---|---|
| Nasional | |
| Akademik | |
| Orang | |
| Lain-lain | |
 | Artikel bertopik biografi tokoh ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |