Gohwang
Gohwang (Ficus dammaropsis),[1] atau dikenal sebagai kapiak dalam bahasa Tok Pisin, adalah tumbuhan tropis dwirumah [2] malar hijau bermarga Ficus (submarga Sycamorus), dari famili Moraceae. Daunnya sangat besar dan berlekuk-lekuk, mencapai ukuran 60 cm dengan lebar maksimal 90 cm,[3] memiliki tangkai daun sepanjang 32 cm dan ketebalan 2,5 cm. Daunnya tumbuh dari stipula yang panjangnya mencapai 38 cm. Menjadikannya yang terbesar diantara semua tumbuhan dikotil. Agihan gohwang meliputi dataran tinggi serta pinggiran dataran tinggi Pulau Papua, dan umumnya hidup pada ketinggian antara 850 hingga 2. 750 meter di atas permukaan laut. Gohwang memiliki buah yang terbesar diantara jenis ficus yang berbunga periuk lainnya, dengan ukuran diameter mencapai 18 cm.[4] Meskipun jarang dikonsumsi, buah ini boleh dimakan dan biasanya hanya dijadikan makanan dalam situasi darurat. Terdapat dua varian warna yaitu merah dan hijau. Proses penyerbukan buahnya dilakukan oleh serangga kecil yang dikenal sebagai Ceratosolen abnormis.[5] Daun muda dari tumbuhan ini sering dimasak dan disajikan sebagai sayuran, seringkali dipadukan dengan daging babi oleh masyarakat di daerah pegunungan.[6]
Gohwang[1] | |
---|---|
![]() | |
Tampak tumbuhan gohwang dengan daunnya yang lebar serta syconianya (buah) | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Subgenus: | F. subg. Sycomorus
|
Spesies: | F. dammaropsis
|
Nama binomial | |
Ficus dammaropsis | |
Sinonim | |
|

Jenis dataran rendah Ficus dammaropsis yang memiliki bunga lebih kecil serta daun yang tidak begitu berlekuk dan hidup pada ketinggian di bawah 900 meter, saat ini telah dipisahkan dan dikategorikan sebagai spesies tersendiri, yaitu Ficus brusii.[6]
Gohwang dapat ditemukan juga di Royal Botanic Gardens Victoria, yang berlokasikan di ‘Yucca Bed’.[8]
Referensi
- ^ a b Sutarno, Simon; Wakum, Denys Albertho (2023). "Etnobiologi Sawe Suma" (PDF). WWF-Indonesia & Universitas Papua. hlm. 44. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 19 Agustus 2025. Diakses tanggal 19 Agustus 2025.
- ^ George D. Weiblen; Douglas W. Yu; Stuart A. West (2001). "Pollination and parasitism in functionally dioecious figs" (PDF). Proceedings of the Royal Society B. Biological Sciences. 268. The Royal Society: 651–659. doi:10.1098/rspb.2000.1389.
- ^ HP Nooteboom, ed. (2005). Moraceae - Ficus. Flora Malesiana, series 1. Vol. 17. hlm. 378. ISBN 9789071236617.
- ^ Fayaz, Ahmed (2011). Encyclopedia of Tropical Plants. Buffalo, New York: Firefly Books. hlm. 444.
- ^ "NParks - Ficus dammaropsis". August 20, 2021. Diakses tanggal October 9, 2021.
- ^ a b Ezedin, Z.; Weiblen, G.D. (2019-09-27). "Additions and changes to Ficus (Moraceae) in New Guinea with comments on the world's largest fig". Gardens' Bulletin Singapore. 71 (suppl.2): 197–216. doi:10.26492/gbs71(suppl.2).2019-15. ISSN 0374-7859.
- ^ IUCN SSC Global Tree Specialist Group (2021). "Ficus dammaropsis". Diakses tanggal 19 Agustus 2025.
- ^ "RBG Census". data.rbg.vic.gov.au. Diakses tanggal 2023-01-05.
- R. Michael Bourke. "Indigenous fruit in Papua New Guinea" (PDF). Research School of Pacific and Asian Studies. The Australian National University. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2007-07-31. Diakses tanggal 2008-06-19.
- R.N. Kambuou (1996). Papua New Guinea: Country Report (PDF). FAO International Technical Conference on Plant Genetic Resources. Leipzig: Food and Agriculture Organization of the United Nations. Diakses tanggal 2008-06-19.