More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Golongan kawula negara - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Golongan kawula negara - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Golongan kawula negara

  • Alemannisch
  • العربية
  • Asturianu
  • Башҡортса
  • Беларуская
  • Беларуская (тарашкевіца)
  • Български
  • Brezhoneg
  • Català
  • Čeština
  • Dansk
  • Deutsch
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Galego
  • עברית
  • Hrvatski
  • Magyar
  • Հայերեն
  • Italiano
  • 日本語
  • Қазақша
  • 한국어
  • Latina
  • Lëtzebuergesch
  • Lietuvių
  • Bahasa Melayu
  • Occitan
  • Polski
  • Português
  • Română
  • Русский
  • Simple English
  • Slovenčina
  • Српски / srpski
  • Svenska
  • ไทย
  • Türkçe
  • Українська
  • 中文
  • 粵語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ilustrasi naskah Prancis dari Abad Pertengahan yang menampilkan tiga golongan masyarakat Abad Pertengahan, yakni Oratores (warga pendoa), Bellatores (warga petarung), dan Laboratores (warga pekerja)

Golongan kawula negara atau triwarga adalah tata jenjang kemasyarakatan Dunia Kristen yang diterapkan semenjak Abad Pertengahan sampai pada Awal Zaman Modern. Berbagai macam tatanan lain yang menggolong-golongkan warga negara ke dalam jenjang-jenjang kemasyarakatan tertentu juga muncul dan berkembang seiring zaman.

Tatanan yang paling terkenal adalah Ancien Régime (Rezim Lama) di Prancis, tatanan triwarga yang diterapkan sampai dengan meletusnya Revolusi Prancis (1789–1799). Kedudukan kepala negara adalah kewenangan raja dan ratu, sementara warga negara selebihnya dibedakan menjadi kaum rohaniwan (warga pertama), kaum ningrat (warga kedua), serta kaum tani dan kaum borjuis (warga ketiga). Di beberapa tempat lain di Eropa, teristimewa Skandinavia dan Rusia, warga kota terkemuka (golongan saudagar perkotaan) dan rakyat jelata pedesaan dibedakan menjadi golongan-golongan yang terpisah, sehingga tercipta tatanan caturwarga di mana rakyat jelata pedesaan menjadi golongan kawula yang keempat. Selain itu, warga miskin yang tidak memiliki tanah sendiri dibiarkan tidak tercakup dalam golongan-golongan kawula yang ada, dan dengan demikian meniadakan hak politik mereka. Di Inggris, muncul tatanan dwiwarga. Kaum ningrat dan kaum rohaniwan disatukan menjadi "golongan tuan-tuan besar" (golongan kawula pertama), sementara warga negara selebihnya disamaratakan menjadi "golongan rakyat jelata" (golongan kawula kedua). Tatanan ini melahirkan dua majelis parlemen, yakni Majelis Rakyat Jelata (bahasa Inggris: House of Commons) dan Majelis Tuan-Tuan Besar (bahasa Inggris: House of Lords). Di kawasan selatan Jerman, diterapkan tatanan triwarga yang terdiri atas kaum ningrat (para penguasa swapraja dan rohaniwan tinggi), kaum kesatria, dan kaum borjuis. Di Skotlandia, tatanan triwarga terdiri atas kaum rohaniwan (golongan kawula pertama), kaum ningrat (golongan kawula kedua), dan para Komisioner Shire atau "para Burghers" (golongan kawula ketiga), yang mewakili kaum borjuis, warga kelas menengah, dan warga kelas bawah. Ketiga golongan ini merupakan unsur-unsur Parlemen Skotlandia.

Catatan

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Steven Kreis lecture on "The Origins of the French Revolution" Diarsipkan 2001-08-03 di Wayback Machine.
  • Notes on France and the Old Regime Diarsipkan 2018-10-04 di Wayback Machine.
  • Giles Constable. “The Orders of Society”, chap. 3 of Three Studies in Medieval Religious and Social Thought. Cambridge–New York: Cambridge University Press, 1995, pp. 249–360.
  • Bernhard Jussen, ed. Ordering Medieval Society: Perspectives on Intellectual and Practical Modes of Shaping Social Relations. Trans. by Pamela Selwyn. Philadelphia: University of Pennsylvania Press, 2001.
  • Jackson J. Spielvogel, Western Civilization, West Publishing Co. Minneapolis, 1994 for the English-language version of the quote from Abbé Sieyès, quoted at http://www.magnesium.net/~locutus/work/eurohist2.htm[pranala nonaktif permanen].
  • http://vdaucourt.free.fr/Mothisto/Sieyes2/Sieyes2.htm Diarsipkan 2019-07-30 di Wayback Machine. for French-language original of this quotation.
  • Michael P. Fitzsimmons, The Night the Old Regime Ended: August 4, 1789 and the French Revolution, Pennsylvania State University Press, 2003. ISBN 0-271-02233-7, quoted and paraphrased at https://web.archive.org/web/20041204105931/http://www3.uakron.edu/hfrance/reviews/crubaugh.html.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Media tentang Estates of the realm di Wikimedia Commons
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Golongan_kawula_negara&oldid=23973170"
Kategori:
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif December 2017
  • Feodalisme
Kategori tersembunyi:
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan paramater tanggal tidak valid pada templat
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen
  • Pranala Commons dari Wikidata

Best Rank
More Recommended Articles