Gusti Muhammad Arsyad

Gusti Muhammad Asryad adalah seorang Panglima Kesultanan Banjar yang berjuang bersama istrinya di pedalaman Barito. Ia merupakan cucu dari Pangeran Antasari dan Suami dari Ratu Zaleha. Perjuangannya berakhir saat ia ditangkap oleh Belanda. Gusti Muhammad Arsyad ditawan dengan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Belanda pada tanggal 1 Agustus 1904 dan dikirim ke Bogor untuk menjalani pengasingan.
Pengasingan
Di bawah pimpinan Hesselar, Gusti Muhammad Arsyad diberangkatkan dari wilayah Puruk Cahu ke Banjarmasin. Sesampainya di Banjarmasin, di bawah pimpinan Residen de Rooy, Gusti Muhammad Arsyad diberangkatkan ke Bogor dengan menggunakan Kapal Flores. Sebagai tawanan, Gusti Muhammad Arsyad mendapat tunjangan sebesar f 300 per bulan, terhitung sejak tanggal 1 Mei 1906. Sepeninggal sang suami diasingkan ke Bogor, Gusti Zaleha kemudian melanjutkan perjuangan bersama ayahnya, Sultan Muhammad Seman. Dibantu sama pejuang-pejuang lainnya seperti Antung Kuwin, Tumenggung Surapati, Bulan Jihat dan lain-lain. Perjuangannya tidak surut akibat pengasingan suaminya.