More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Hematofobia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hematofobia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hematofobia

  • العربية
  • Azərbaycanca
  • Български
  • Català
  • Čeština
  • Dansk
  • Deutsch
  • English
  • Español
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • עברית
  • Magyar
  • Հայերեն
  • Italiano
  • 日本語
  • Қазақша
  • 한국어
  • Minangkabau
  • Македонски
  • മലയാളം
  • Nederlands
  • Norsk bokmål
  • Polski
  • Română
  • Русский
  • Српски / srpski
  • Svenska
  • ไทย
  • Türkçe
  • Українська
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini membutuhkan lebih banyak pranala ke artikel lain untuk meningkatkan kualitasnya. Silakan mengembangkan artikel ini dengan menambahkan pranala yang relevan ke konteks pada teks eksisting. (Februari 2023) (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.
Mengalami pusing ketika sampel darah diambil tidak selalu setara dengan mempunyai hematofobia. Hematofobia dapat muncul dengan gejala yang kurang lebih jauh lebih parah dan menjengkelkan[1].

Hematofobia adalah nama lain dari ketakutan berlebihan seseorang terhadap darah[2] mau itu terkait dengan situasi yang berhubungan langsung dengan darah ataupun tidak.[3] Karena itulah biasanya para penderita merasa sangat ketakutan tidak hanya ketika mereka melihat atau berada di sekitar darah, namun mereka juga akan merasa sangat ketakutan jika melihat luka keropeng dan suntikan vaksinasi. Dengan demikian, selain ketakutan akan melihat atau berada di sekitar darah sendiri ataupun darah orang lain, hematofobia juga dilandasi oleh perspektif lain yaitu ketakutan akan indikasi yang menyebabkan hal ini.[3]

Tanda dan gejala

[sunting | sunting sumber]

Hematofobia adalah salah satu fobia yang unik. Karena selain terdiri dari dua fase yang dimana fase kedua akan membatalkan fase pertama, hematofobia juga sering menyebabkan penderitanya kehilangan kesadaran atau pingsan. Pada fase pertama gejala awal yang dapat timbul adalah berupa rasa jijik yang mendalam, mual, pusing, detak jantung meningkat, dan kewaspadaan meningkat secara ekstrem. Selanjutnya pada fase kedua, sering terjadi penurunan tekanan darah secara tajam secara tiba-tiba sehingga otak kekurangan oksigen yang menyebabkan penderita akan pingsan. Berbeda dengan fobia-fobia yang lain yang gejalanya merupakan perwujudan dari peningkatan ketegangan secara mendadak, yang diikuti dengan hadirnya tingkat stres dan ketakutan yang luar biasa tinggi yang kemudian akan diikuti oleh desakan untuk meninggalkan sumber ketakutannya.[3]

Penyebab

[sunting | sunting sumber]

Faktor gen dan keturunan diduga merupakan salah satu faktor terkuat kenapa seseorang dapat mengidap hematofobia ini. Namun faktor lingkungan dan trauma masa kecil juga sangat berpengaruh. Karena dari perspektif perilaku, pengidap fobia terhadap darah ini akan mengasosiasikan stimulus yang mereka terima dengan rasa sakit yang pernah mereka alami. Entah itu dari kecelakaan ataupun dari pengalaman perawatan kesehatan mereka. Tetapi, sampai sekarang alasan pasti penyebab hematofobia ini tidaklah diketahui.[3]

Pengobatan

[sunting | sunting sumber]

Dibutuhkan pendekatan secara langsung pada pengidap fobia dan perlakuan khusus di bawah perawatan dan pengawasan pribadi dari seorang ahli. Salah satu perlakuan yang acap kali digunakan untuk menyembuhkan hematofobia adalah dengan menerapkan terapi kognitif-perilaku, yang dilandaskan pada pendekatan perilaku dan menekankan desentisasi sehingga pengidap menjadi terbiasa dengan darah.[3]

Cara lain yang juga sering digunakan adalah exposure. Yaitu pengidap diberi paparan secara bertahap akan stimulus fobianya. Selama sesi-sesi itu mereka yang terdiagnosis secara bertahap akan menghadapkan diri mereka pada situasi yang menimbulkan rasa takut pada diri mereka. Dimulai dari yang paling mudah serta ringan hingga yang melibatkan kontak yang lebih langsung dan dekat dengan darah.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Semua fobia darah perlu diketahui tentang hematofobia / Psikologi klinis". Psikologi, filsafat dan pemikiran tentang kehidupan. Diakses tanggal 2020-01-25.
  2. ^ https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hematofobia
  3. ^ a b c d e f https://id.sainte-anastasie.org/articles/psicologa-clnica/fobia-a-la-sangre-todo-lo-que-hay-que-saber-sobre-la-hematofobia.html


Ikon rintisan

Artikel bertopik psikologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hematofobia&oldid=26777751"
Kategori:
  • Artikel yang kekurangan pranala Februari 2023
  • Semua artikel yang kekurangan pranala
  • Artikel tak bertuan sejak
  • Fobia
  • Psikologi
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Articles with invalid date parameter in template
  • Semua artikel tak bertuan
  • Semua artikel rintisan
  • Semua artikel rintisan selain dari biografi
  • Rintisan bertopik psikologi
  • Semua artikel rintisan Januari 2025

Best Rank
More Recommended Articles