Hutan hujan Jawa Barat
Kawasan Ekologi Hutan hujan Jawa Barat (ID WWF: IM0168) mencakup hutan hujan dataran rendah di bawah ketinggian 1.000 meter di bagian barat Pulau Jawa, Indonesia. Kawasan Ekologi ini memiliki berbagai tipe hutan, termasuk hutan hijau abadi, hutan semi-hijau abadi, hutan gugur lembap, serta beberapa area rawa air tawar. Banyak bagian hutan telah mengalami degradasi akibat konversi lahan untuk pertanian dan penebangan pohon. Beberapa taman nasional kini melindungi sisa hutan hujan yang masih asli. Kawasan Ekologi ini juga menjadi habitat bagi sejumlah mamalia yang terancam punah, seperti badak Jawa, siamang perak, dan surili Jawa.[1][2][3]
Lokasi dan deskripsi
Kawasan Ekologi ini mengelilingi pegunungan vulkanik di pedalaman Jawa Barat, membentang sepanjang 500 km dengan lebar tidak lebih dari 60 km. Pada ketinggian di atas 1.000 meter, ekoregion ini bertransisi ke Kawasan Ekologi hutan hujan pegunungan Jawa Barat.[2]
Iklim
Kawasan Ekologi ini memiliki iklim muson tropis (Klasifikasi Köppen: Am), yang ditandai oleh suhu yang relatif stabil sepanjang tahun, di mana rata-rata suhu setiap bulan lebih dari 18 °C. Musim kemarau terasa cukup jelas, dengan bulan terkering menerima curah hujan kurang dari 60 mm, namun tetap lebih dari batas minimal yang dihitung sebagai (100 − [rata-rata/25] mm). Iklim ini berada di peralihan antara hutan hujan tropis dan sabana tropis.[4]
Tumbuhan
Hampir 40% Kawasan Ekologi ini telah dikonversi menjadi lahan pertanian atau kawasan perkotaan. Sisanya terdiri dari sekitar 40% hutan berdaun lebar hijau abadi tertutup, 14% hutan terbuka, dan 6% tutupan lainnya.[5] Namun, hutan-hutan ini sangat terdegradasi akibat penebangan. Tumbuhan yang umum dijumpai di hutan hijau abadi mencakup Artocarpus elasticus (famili murbei), mahoni kuning (Dysoxylum parasiticum), langsat (Lansium domesticum), dan Planchonia valida (famili Lecythidaceae). Hutan gugur lembap di wilayah ini umumnya memiliki 1.500 hingga 4.000 pohon per hektar, dengan curah hujan tahunan yang tinggi. Pohon-pohon palem seperti lontar (Borassus) dan palem dari genus Corypha juga banyak dijumpai di Kawasan Ekologi ini.
Hewan
Kawasan Ekologi ini menjadi habitat bagi 101 spesies mamalia, lima di antaranya bersifat endemik. Mamalia yang menjadi fokus konservasi meliputi badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), siamang perak (Hylobates moloch), surili Jawa (Presbytis comata), kucing bakau (Prionailurus viverrinus), banteng (Bos javanicus), dan kukang Sunda (Nycticebus coucang), sebagian besar dari mereka masuk kategori terancam punah atau rentan.
Referensi
- ^ "Western Java rain forests" (dalam bahasa Inggris). World Wildlife Federation. Diakses tanggal March 21, 2020.
- ^ a b "Map of Ecoregions 2017" (dalam bahasa Inggris). Resolve, using WWF data. Diakses tanggal September 14, 2019.
- ^ "Western Java rain forests" (dalam bahasa Inggris). Digital Observatory for Protected Areas. Diakses tanggal August 1, 2020.
- ^ "Dataset - Koppen climate classifications" (dalam bahasa Inggris). World Bank. Diakses tanggal September 14, 2019.
- ^ "Western Java rain forests" (dalam bahasa Inggris). Digital Observatory for Protected Areas. Diakses tanggal August 1, 2020.