More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Imam Rozi Tempursari - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Imam Rozi Tempursari - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Imam Rozi Tempursari

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan. (Juni 2025)


Imam Rozi Tempursari merupakan seorang kiai, ulama, sekaligus salah satu orang kepercayaan Pangeran Diponegoro dan mendapatkan gelar Singo Manjat sebagai Manggolo Yudho atau Panglima Perang pada masa Perang Diponegoro. Ia lahir pada tahun 1795 M dan juga putra dari seorang ulama alim terkenal, putra dari Kiai Maryani Wiromenggolo dari Cawas Klaten. Imam Rozi wafat pada tahun 1872 masehi dan dimakamkan di makam Tempursari.[1]

Riwayat hidup

[sunting | sunting sumber]

Kiai Imam Rozi (lahir 1795 M) adalah tokoh ulama yang berasal dari garis keturunan Kiai Ageng Kenongo melalui Kiai Ya’kub, Kiai Tosari, Kiai Singo Hadiwijoyo, Kiai Wirononggo I, Kiai Wirononggo II, dan Kiai Maryani.[2] Nama Tempursari diambil dari nama desa tempat ia hidup yakni Desa Tempursari, Klaten. Kiai Imam Rozi Tempursari meninggal dunia pada tahun 1872 dalam usia 77 tahun.[2]

Pernikahan

[sunting | sunting sumber]

Pada masa Perang Jawa atau Perang Diponegoro, KH. Imam Rozi dikenal sebagai salah satu tokoh kepercayaan Pangeran Diponegoro dan dipercaya memegang jabatan sebagai Manggolo Yudho atau Panglima Perang. Sebagai bentuk penghargaan atas pengabdiannya, ia kemudian dinikahkan dengan Raden Ayu Sumirah, saudara sepersusuan dari Pangeran Diponegoro. Untuk menghindari identifikasi oleh pihak kolonial Belanda, Raden Ayu Sumirah kemudian dikenal dengan nama Nyai Kedunggubah. Raden Ayu Sumirah merupakan istri ketiga dari Kiai Imam Rozi. Sebelumnya Kiai Imam Rozi menikah dengan Nyai Sadarni dari Krang Dowo (Klaten) dan Nyai Mlangi dari Jogjakarta.[3]

Sanad ilmu pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Sejak kecil, Kiai Imam Rozi memperoleh pendidikan agama dari ayahnya, Kiai Maryani. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikannya dengan berguru kepada Kiai Rifai, yang saat ini dimakamkan di Gathak Rejo, Drono, Klaten. Selain itu, ia juga menimba ilmu kepada Kiai Abdul Jalil di Kalioso, bersama Kiai Mojo yang dikenal sebagai penasihat Pangeran Diponegoro.[4]

Peran dan kontribusi

[sunting | sunting sumber]

Mendirikan Pesantren

[sunting | sunting sumber]

Kiai Imam Rozi yang bergelar Singo Manjat mendirikan Pondok Pesantren Singo Manjat yang terletak di Tempursari, Klaten. Ia dikenal sebagai tokoh awal atau leluhur masyarakat Tempursari, Klaten, dengan keturunan dan para santri yang tersebar di berbagai wilayah. Kiai Imam Rozi membawa misi penyebaran ajaran Ahlussunnah wal Jamaah dan berperan aktif dalam mendirikan sarana keagamaan seperti masjid, pondok pesantren, serta majelis taklim di berbagai daerah, termasuk di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.[5]

Perang Diponegoro

[sunting | sunting sumber]

Pada usia 24 tahun, Imam Rozi bergabung dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda di bawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro. Bersama tokoh-tokoh lain seperti Kiai Mojo, ia turut serta dalam perlawanan tersebut. Dalam perjuangannya, Imam Rozi diangkat sebagai manggala yudha (panglima perang) sekaligus berperan sebagai penghubung antara Pangeran Diponegoro dan Susuhunan Paku Buwono VI dari Surakarta.[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Syauqi, Achmad Hussein. "Kisah Kiai Singo Manjat Klaten Konon Panglima Laskar Santri Perang Diponegoro". detikjateng. Diakses tanggal 2025-06-18.
  2. ^ a b "Wakil Rais NU Solo: Kiai Imam Rozi Panglima Perang Diponegoro dalam Usia Muda". NU Online. Diakses tanggal 2025-06-15.
  3. ^ DIA, Yayasan (2022-06-03). "Biografi KH. Imam Rozi Singo Manjat". Biografi KH. Imam Rozi Singo Manjat (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-06-15.
  4. ^ "Sejarah Desa Tempursari Klaten, Terkait Cerita Sosok Kiai Imam Rozi: Prajurit Pangeran Diponegoro". Tribunsolo.com. Diakses tanggal 2025-06-15.
  5. ^ Kurniawan, Redwan (2023). "DARI ULAMA HINGGA PEJUANG: PERANAN KH MA'RUF MANGUNWIYOTO PADA MASA REVOLUSI FISIK DI SURAKARTA (1945-1949)".
  6. ^ DIA, Yayasan (2022-06-03). "Biografi KH. Imam Rozi Singo Manjat". Biografi KH. Imam Rozi Singo Manjat (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-06-15.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Imam_Rozi_Tempursari&oldid=27843604"
Kategori:
  • Pahlawan
Kategori tersembunyi:
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Galat CS1: periode hilang
  • Artikel tak bertuan sejak Juni 2025
  • Semua artikel tak bertuan

Best Rank
More Recommended Articles