More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Kakawin Wrettasañcaya - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kakawin Wrettasañcaya - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kakawin Wrettasañcaya

  • Basa Bali
  • Jawa
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kakawin Wrettasañcaya adalah sebuah kakawin dalam bahasa Jawa Kuno. Isinya ialah pelajaran mengenai metrum kakawin. Pada kakawin ini diberikan contoh tidak kurang dari 94 macam metrum kakawin dan mengandung secara total 112 bait kakawin. Pelajaran ini diikat sedemikian rupa berbentuk cerita yang cukup menarik meski agak berkesan artifisial.

Kakawin ini merupakan buku puisi yang berisi contoh dan cara membuat puisi. Misalnya Jumlah puisi ada 96 jenis. Setiap jenis puisi menggunakan irama dan sajaknya masing masing. Pelajaran tentang puisi diilustrasikan dalam buku ini serta seni puisi dalam sastra Sansekerta, dalam bahasa Jawa Kuno. Semua karangan berisi 112 syair. Jika disejajarkan dengan jumlah puisi, maka hampir semua puisi berganti syair.[1]

Ringkasan

[sunting | sunting sumber]

Kakawin ini ditulis oleh Mpu Tanakung, yang hidup pada akhir kerajaan Kediri. Kitab wertasancaya bisa disebut dengan kitab Cakrawaduta yang memiliki arti "Menthok si utusan". Namanya sesuai dengan isi kakawin, salah satu isi kakawinnya adalah seorang gadis yang masih seorang bangsawan berpisah dengan kekasihnya ia bersedih di tamannya. ketika melihat dua ekor itik satu jantan yang satu betina ia memanggil seekor. Itik itu menemui sang putri dengan penuh rasa sayang itik bertanya mengapa sang putri bersedih hati. Sang putri kemudian menjelaskan segala kegembiraan yang pernah dirasakannya ketika bersama kekasihnya. Itik tersebut kemudian menawarkan bantuannya. oleh sang putri itik diberi tugas untuk mencari kekasih putri. Lalu menanyakan mengapa ia tidak setia sehingga rela meninggalkan sang putri sambil menggambarkan kesedihan putri, ia akan membujuknya kembali. Kedua itik itu kemudian terbang dan berhasil menemukan sang kekasih sedang menulis sajak. Ia menerangkan bahwa ia meninggalkan putri bukan karena rasa acuh tak acuh namun karena ia merasakan dorongan yang kuat untuk menuliskan keindahan dunia lewat sajak. Namun ia merasa sangat sakit hati ketika mengingat sang putri. Dengan segera sang kekasih lansung pergi menuju sang putri. Tak lama kemudian ia sampai di istana sang putri dan dengan rasa bahagia mereka saling berjumpa dan dipersatukan kembali tali asmara dan tanpa syarat mereka pasrah kepada kenikmatan yang timbul dari cinta mereka.[2]

Contoh Teks

[sunting | sunting sumber]

Pada 1875 H.Kern menerbitkan sebuah karya sastra dengan banyak terjemahan tulisannya. Dalam kakawin Wertasancaya memang lazim karena berisi syair-syair yang berisi pujian kepada saraswati, dan berikut ini contoh syair dalam kakawin wertasancaya:

Marga

[sunting | sunting sumber]
  1. [3]Sang hyang wāgîîswarî ndah lihati satata bhaktingkw I jöng dhātrdewi pinrih ring citta nunggw ing sarasija ri dalĕm twas lanenastawangku nityȃweha ng warānugraha kaluputa ring duhkha sangsāra wighna lāwan tȃstu wruheng sāstra sakalaguna ning janma tapwan hanewĕh.
  2. Nāhan dongkwājapāngacarna ri sira kĕdö mrākrta ng chandāsasrta mangke tingkahnya pintonakĕna gumawaya ng wrddhya ning wālabuddhi akhir

Epilog

[sunting | sunting sumber]
  1. Anghing hingan iking palambanga gurit mpu Tanakung atimūdha duryasa chandaprākta wrtta ning guru lawan laghu racana nika ndatan kalen akweh wrtta turung lining mami palenakĕna muwah ikopalaksanan yan ring pinggalasāstra kewala kadikang ina jarakan ing palambanga. 109
  2. Tuhun sahana sang kawindra mangupaksamā ri nghulun getingku n angikĕt palambanga ngaranya de ning mangö teher matiki Wrttasañcaya ngaranya de ning mangö palar magawaya ng wisuddtha ri manah ning anggong langö 110

Sumber

[sunting | sunting sumber]

Kutipan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Purwadi (2007). Sejarah Sastra Jawa. Yogyakarta: Panji Pustaka. hlm. 84–87. ISBN 979-25-2725-10.
  2. ^ Zoetmulder, P.J (1985). Kalangwan Sastra Jawa Kuna Selayang Pandang. Jakarta: Djambatan. hlm. 123–128.
  3. ^ Zoetmulder, P.J (1985). Kalangwan . A Survey Of Old Javanese Literature. Jakarta: Djambatan. hlm. 593–594.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Hendrik Kern, 1875, Wrettasañcaya.
  • Poerbatjaraka dan Tardjan Hadiwidjaja, 1952, Kepustakaan Djawa. Amsterdam/Djakarta: Djambatan
  • P.J. Zoetmulder, 1983, Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang.
  • l
  • b
  • s
Kakawin
  • Sastra Jawa Kuno
  • Sastra Jawa-Bali
Kitab
  • Arjunawijaya
  • Arjunawiwaha
  • Banawa Sekar
  • Bharatayuddha
  • Bhomantaka
  • Hariwangsa
  • Kresnayana
  • Kunjarakarna
  • Nagarakretagama
  • Nirarthaprakerta
  • Nitisastra
  • Parthayadnya
  • Ramayana
  • Siwaratrikalpa
  • Smaradahana
  • Sumanastaka
  • Sutasoma
  • Wrettasancaya
Penulis
  • Dharmaja
  • Dusun
  • Kanwa
  • Monaguna
  • Panuluh
  • Prapanca
  • Sedah
  • Tanakung
  • Tantular
  • Triguna
  • Artikel terkait: Bahasa Jawa Kuno
  • Lontar
Ikon rintisan

Artikel bertopik sastra ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kakawin_Wrettasañcaya&oldid=27600203"
Kategori:
  • Kakawin
Kategori tersembunyi:
  • Galat CS1: ISBN
  • Semua artikel rintisan
  • Semua artikel rintisan selain dari biografi
  • Rintisan bertopik sastra
  • Semua artikel rintisan Juli 2025

Best Rank
More Recommended Articles