Kapal patroli lepas pantai kelas Darussalam

KDB Darulaman (08) di Tinjauan Armada Internasional 2013 Angkatan Laut Australia.
Tentang kelas
Nama:	Kelas Darussalam[1]
Pembangun:	Lürssen Werft, Jerman
Operator:	Angkatan Laut Brunei
Didahului oleh:	kelas  Waspada
Subkelas:	kelas  Arafura
Beroperasi:	2011 – sekarang
Bertugas:	7 Mei 2011; 14 tahun lalu (2011-05-07)
Rencana:	4
Selesai:	4
Aktif:	4
Ciri-ciri umum
Jenis	Kapal patroli lepas pantai
Berat benaman	1.625 ton (1.791 ton)
Panjang	80 meter (262 kaki)[1]
Lebar	13 meter (43 kaki)[1]
Tenaga	2× Mesin diesel V12 MTU 8,500 kW (11,399 shp)
Kecepatan	22 kn (41 km/h; 25 mph) maksimum
Jangkauan	7.500 nmi (13.890 km; 8.631 mi)
Daya tahan	21 hari
Kapal dan pesawat yang diangkut	2× perahu Boomeranger 1× perahun patroli Boomeranger (1× meriam 7,62mm)
Awak	55+
Sensor dan sistem pemroses	Radar pencarian: Terma Scanter 4100 Radar pengendali tembakan: Thales Sting EO Mk2 Radar navigasi: 2× Radar navigasi Furuno EOTS: di atas tiang, di depan radar pencarian
Peralatan perang elektronik dan tipuan	ESM: EDO ITT 3601 Umpan: Sistem peluncuran umpan Terma DL-6T
Senjata	Meriam: Meriam utama untuk kapal 06, 07, & 08: 1× Meriam Bofors 57 mm Mk3[1] Meriam utama untuk kapal 09: 1× Meriam Mauser BK-27 2× Meriam sekunder Oerlikon 20mm/85 KAA Rudal: 4× Exocet MM40 Block 3[1] (kecuali kapal 09)
Pesawat yang diangkut	1× helikopter
Fasilitas penerbangan	platform pendaratan helikopter
Catatan	tidak ada helikopter yang diberangkatkan secara permanen

Kapal patroli lepas pantai kelas Darussalam adalah sebuah kelas kapal yang terdiri dari empat kapal patroli lepas pantai Brunei Darussalam, dibangun untuk Angkatan Laut Kerajaan Brunei (RBN; bahasa Melayu: Tentera Laut Diraja Brunei, TLDB).^[2] Mereka adalah kapal terbesar dan terkuat milik Angkatan Laut Kerajaan Brunei, dan sering berpartisipasi dalam latihan angkatan laut internasional.^[3] Kapal pemimpin di kelasnya adalah KDB Darussalam (06).

Sebelum kelas Darussalam, tiga korvet kelas Nakhoda Ragam yang dipesan kepada BAE Systems Marine (sekarang BAE Systems Maritime – Naval Ships) di Britania Raya untuk Angkatan Laut Kerajaan Brunei (RBN). Kontrak tersebut diberikan kepada GEC-Marconi pada tahun 1995, dan kapal-kapal tersebut, yang merupakan varian dari desain F2000, diluncurkan pada bulan Januari 2001, Juni 2001 dan Juni 2002, di galangan kapal BAE Systems Marine di Scotstoun, Glasgow di Skotlandia. Brunei menolak untuk menerima ketiga korvet kelas Nakhoda Ragam dari BAE Systems. Sengketa kontrak tersebut menjadi subjek arbitrasi, dan akhirnya diselesaikan demi kepentingan BAE System. Kapal-kapal tersebut kemudian diserahkan kepada Royal Brunei Technical Services (RBTS) pada bulan Juni 2007. Pada tahun 2007, Brunei mengontrak galangan kapal Lürssen Werft Jerman untuk mencari pembeli baru untuk ketiga kapal-kapal tersebut, dan kapal-kapal tersebut kemudian dibeli oleh Indonesia.

Brunei memesan kapal patroli lepas pantai (OPV) kelas Darussalam dari Lürssen Werft, perusahaan yang sama yang dikontrak Brunei untuk menjual korvet kelas Nakhoda Ragam yang disengketakan. Peletakan lunas untuk dua kapal pertama kelas baru ini dilakukan pada tanggal 26 Juni 2009 di galangan kapal Lürssen di Jerman. Batch pertama dari dua kapal diluncurkan pada 12 November 2010 dan diserahkan ke Angkatan Laut Kerajaan Brunei pada Januari 2011.^[4][5] Dua kapal pertama ditugaskan bersama oleh Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah pada tanggal 7 Mei 2011; 14 tahun lalu (2011-05-07). Batch kedua pengiriman dua kapal dilakukan dalam dua tahap, kapal terakhir tiba di Brunei pada tahun 2014.

• Daftar kapal Angkatan Laut Kerajaan Brunei
• Daftar kelas kapal angkatan laut yang beroperasi

Media tentang Darussalam-class offshore patrol vessels di Wikimedia Commons