Kapten Kyai Ilyas
![]() | Artikel ini membutuhkan lebih banyak pranala ke artikel lain untuk meningkatkan kualitasnya. (Juni 2025) |
![]() | Topik artikel ini mungkin tidak memenuhi kriteria kelayakan biografi tokoh. (Juni 2025) |
Kapten Kyai Ilyas adalah pahlawan kemerdekaan asal Lumajang yang memimpin Kompi Hizbullah Lumajang. Kompi ini berisikan santri-santri yang berasal dari pesantren di kawasan Lumajang. Perjuangan Kapten Kyai Ilyas dalam membela kemerdekaan Indonesia harus dibayar dengan sangat mahal. Kapten Kyai Ilyas menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 9 April 1949. Komandan Pasukan Hizbullah itu gugur dalam sebuah pertempuran melawan pasukan Belanda di Dusun Ledok Desa Banjarwaru Kecamatan Lumajang.
Kehidupan Pribadi
Kapten Kyai Ilyas lahir di Desa Uranggantung Kecamatan Sukodono. Terlahir dari keluarga sederhana, Kapten Kyai Ilyas bekerja sebagai seorang petani sekaligus guru ngaji. Untuk menjual produk hasil pertaniannya, Kapten Kyai Ilyas membuka sebuah toko kebutuhan bahan pokok. Toko tersebut melayani pembelian di daerah Lumajang dan sekitarnya. Selain menjual produk hasil pertaniannya sendiri, Kapten Kyai Ilyas juga membeli produk-produk pertanian milik petani-petani di daerah-daerah wilayah Kabupaten Lumajang. Karenanya, Kapten Kyai Ilyas bepergian ke desa-desa untuk membeli produk-produk pertanian seperti Kopi dan Cengkeh yang kemudian dijual kembali di tokonya.
Setelah dewasa, Kapten Kyai Ilyas menikah di Dusun Galingan Desa Boreng. Dari pernikahan dengan anak seorang Kyai tersebut Kapten Kyai Ilyas dikaruniai empat orang anak yang terdiri dari tiga anak laki-laki dan satu orang putri.
Masa Perjuangan Kemerdekaan
Agresi Militer I Belanda telah membuat Kapten Kyai Ilyas harus meninggalkan keluarganya dan berjuang mempertahankan kemerdekaan. Upaya yang dilakukannya pertama kali adalah mengumpulkan tenaga sukarelawan dari kalangan santri di daerah Lumajang. Tidak hanya dari kaum santri, Kapten Kyai Ilyas juga menghimpun barisan maling dan beberapa regu dari pasukan Cakra Madura yang berhasil dirangkulnya. Pasukan-pasukan tersebut kemudian dikerahkan untuk melakukan serangan-serangan mematikan terhadap pasukan Belanda yang menguasai daerah Lumajang.
Perjuangan Terakhir
Pada tanggal 9 April 1949 , pasukan Belanda yang berkekuatan tiga batalyon mengepung pasukan Mochtar yang sedang bermarkas di Desa Babakan Kecamatan Padang. Dalam pengepungan ini Regu Mochtar mengalami kekalahan dan melakukan evakuasi ke daerah Serbet. Setelah pertempuran yang tidak seimbang tersebut Pasukan Kyai Ilyas ganti menyerang Belanda. Pertempuran melawan tiga batalyon tersebut berakhir dengan kekalahan pasukan pejuang. Kapten Kyai Ilyas gugur dan menyerahkan tongkat komando Pasukan Hizbullah Lumajang kepada Anas.
Daftar Pustaka
K.H. Amak Fadhali Zain Perjuangan Rakyat Lumajang Dalam Merebut dan Mempertahankan Keredekaan (1942-1949)