Katumbak

Katumbak adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari daerah Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat. Indonesia. Kesenian ini merupakan sebuah kesenian yang menggabungkan seni musik dan tari yang dipadukan dengan lagu serta lirik khas daerah Pariaman yang penuh dengan makna.[1] Pada saat sekarang ini katumbak telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia melalui Dirjen Kebudayaan pada tahun 2024.[2]
Sejarah
Kesenian katumbak merupakan salah satu seni tradisi warga Pariaman dan sekitarnya yang telah ada sejak zaman dahulu yang terus berkembang dan dilestarikan hingga saat sekarang ini. Kesenian katumbak terbentuk dari perpaduan unsur musik dan instrumen musik yang berasal dari budaya yang berbeda, seperti musik Minang, musik Melayu, musik dangdut dan musik India.[3]
Penamaan katumbak sendiri berawal dari peniruan bunyi yang dihasilkan dari suara gendang yang berbunyi "tum bak, tum bak", sehingga pada akhirnya masyarakat menyebutnya dengan nama katumbak atau bakatumbak. Iring-iringan musik yang dihasilkan dari katumbak tersebut biasa digunakan oleh masyarakat Pariaman dan Padang Pariaman untuk mengiringi rombongan pengantin pria menuju rumah pengantin wanita pada suatu upacara penikahan.[4]
Pada zaman sekarang ini, katumbak tidak hanya menjadi sebuah seni musik namun telah dipadukan dengan gerakan-gerakan tari untuk mengiringi alunan musik yang dihasilkan dari katumbak tersebut. Katumbak pada saat ini juga telah menjadi sebuah pertunjukan seni musik yang ditampilkan pada acara-acara resmi yang diselenggarakan oleh masyarakat setempat.[4]
Alat musik
Sebagai kesenian yang mengandalkan musik dan tari, tentunya katumbak memiliki struktur yang sederhana namun efektif dalam menyampaikan sebuah pesan. Alat musik atau instrumen yang digunakan dalam pertunjukan musik katumbak meliputi diantaranya rabunian (harmonium), gandang katumbak (gendang bermuka dua), mambo (gendang bermuka satu berbentuk tabung kerucut), dan giriang-giriang (tambourin), yang dimainkan untuk mengiringi vokal serta gerakan tari.[3]
Pelestarian
Dengan telah ditetapkannya kesenian katumbak sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) pada tahun 2024 yang lalu maka kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang tidak hanya ditampilkan pada kegiatan adat masyarakat setempat namun juga ditampilkan di berbagai panggung pertunjukan kesenian daerah guna memperkenalkan kesenian tersebut ke pada masyarakat yang lebih luas lagi.[4]
Referensi
- ^ "Genius Umar "Lestarikan kesenian tradisi daerah, Kota Pariaman akan adakan..." pariamankota.go.id. Diakses tanggal 2025-06-14.
- ^ Sadri, Rendi Hakimi (2024-08-25). "Katumbak dan Batagak Kudo-kudo, Dua Tradisi di Padang Pariaman Ditetapkan sebagai Warisan Budaya". Sumbarkita.id. Diakses tanggal 2025-06-14.
- ^ a b Redaksi (2024-08-23). "Katumbak Asal Padang Pariaman Tetap Dilestarikan". Kabar Daerah Sumbar. Diakses tanggal 2025-06-14.
- ^ a b c Agency, ANTARA News (2024-10-07). "Musik tradisi langka Katumbak ditampilkan pada PKD 2024". Antara News Sumbar. Diakses tanggal 2025-06-14.