Kerajaan Mamuju
Kerajaan Mamuju adalah kerajaan yang berdiri pada tahun 1540. Kerajaan ini berdiri atas persatuan beberapa kerajaan. Kerajaan Mamuju juga pernah menjadi bagian dari persekutuan Mandar bersama kerajaan-kerajaan lainnya di Sulawesi Barat.[1]
Historiografi
Sumber catatan sejarah ini bisa ditelusuri dari berbagai lontarak. Lontarak-lontarak yang ditinggalkan adalah lontarak Tokaiyang, lontarak Tobara, lontarak Tomakaka, lontarak Pappituang, lontarak Punggaba, dan lontarak Sese. Lontarak-lontarak ini sayangnya telah musnah oleh DI/TII.[2]
Pendirian
Kerajaan Mamuju berdiri atas penggabungan kerajaan Kurri-kurri dan Langgamonar. Penggabungan ini berawal ketika raja Tarapati dari Kurri-kurri menikahi Tomellipa Karoro dari kerajaan Langgamonar. Setelah pernikahan, masing-masing bangsawan dari kerajaan Kurri-kurri dan Langgamonar merasa bahwa kerajaan mereka kurang diperhatikan. Kedua kerajaan ini, oleh raja Tarapati disatukan dan diberi nama Mamuju, yang berasal dari kata ma yang artinya banyak, dan jemuju yang artinya buah-buahan.[2]
Setelah bersatu, daerah bekas kerajaan Kurri-kurri dibangun bala soba dan bekas kerajaan Langgamonar dibangun balauju yang fungsinya untuk menerima tamu dari kerajaan-kerajaan lain. Duta dari kerajaan Bone diterima di bala soba dan diberikan songkok Bone, sementara balauju pernah menerima Raja Tarapati.[2]
Referensi
- ^ Purwanto, Antonius (2022-03-08). "Kabupaten Mamuju: "Bumi Manakarra" yang Kaya Potensi Sumber Daya Alam". kompas.id. Diakses tanggal 2025-06-19.
- ^ a b c Kila, Syahrir (2019-12-04). "BERDIRINYA KERAJAAN MAMUJU". Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya. 10 (2): 155–172. doi:10.36869/wjsb.v10i2.16. ISSN 2502-2229.