More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Ki Danesworo Rafi Ramadhan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ki Danesworo Rafi Ramadhan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ki Danesworo Rafi Ramadhan

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
  • Switch to legacy parser
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ki Danesworo Rafi Ramadhan adalah seorang dalang cilik millenial dari Jakarta dan masih duduk sebagai siswa SMP IT Miftahul Ulum Cinere Depok, Jawa Barat. Pada tanggal 4 November 2022, dalang cilik ini mengadakan pagelaran wayang kulit bersama Ki Herjuno Pramariza Fadlansyah dengan lakon Babad Wanamarta yang diselenggarakan oleh Kemenko PMK dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda, menyambut Hari Pahlawan, dan sekaligus sebagai Hari Wayang Nasional, yang merupakan Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003. Dalam lakon tersebut, Ki dalang mengisahkan riwayat berdirinya negara Amarta oleh Pandawa Lima yaitu Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Melalui cerita lakon wayang ini, semoga filosofi-filosofi dalam kisah wayang pada umumnya, terutama terkait dengan karakter integritas, bekerja keras dan semangat gotong-royong dapat tersebar luas, karena pagelaran ini juga disiarkan secara live oleh TVRI Stasiun Jakarta, dan direlay ke Stasiun TVRI di pulau Jawa, Bali dan NTB.[1] Pagelaran Wayang Dalang Milenial ini turut dihadiri oleh Sekretaris Deputi Bidang koordinasi Kamtibmas Kemenko Polhukam Brigjen Polisi Hadi Gunawan, Rektor Universitas Indraprasta PGRI Jakarta Prof. Dr. Sumaryoto, Kepala Stasiun TVRI Jakarta Erwin Hendarwin, dan para tamu undangan.[2] Lewat pagelaran wayang semacam ini diharapkan masyarakat, terutama generasi muda dapat lebih mengenal, merasa memiliki dan mencintai kebudayaan tradisional Indonesia.[3]

Lakon Kangsa Adu Jago

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 20 April 2024, bupati Lampung Tengah menghadiri dan menyampaikan apresiasi untuk kegiatan pegelaran Gebyar Wayang Kulit Milenial yang diadakan dan ditampilkan secara live oleh stasiun TVRI Lampung bersama stasiun TVRI Daerah yang lain secara serentak. Bupati juga mengucapakan terima kasih kepada Rektor Unindra dan jajaran yang telah mengadakan pagelaran wayang kulit ini yang disambut dengan antusias oleh warga di Lampung Tengah secara cukup besar. Acara pertunjukkan wayang ini berlangsung di Kampung Donoarum dengan lakon Kangsa Adu Jago oleh Ki dalang bersama dengan Ki Herjuno Pramariza Fadlansyah dengan lakon Kikis Tunggarana.[4]

Semar Mbangun Kayangan

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 15 Februari 2025, Ki dalang membawakan lakon Semar Mbangun Kayangan yang mengisahkan dan mengajarkan tentang folosofi bahwa kebijaksanaan dan keadilan lebih berharga daripada sekadar kekuasaan, sehingga tetap relevan hingga saat ini. Pagelaran wayang kulit ini merupakan kolaborasi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Indraprasta PGRI dan TVRI Jawa Timur di Graha Sawunggaling, Kampus II Lidah Wetan. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor Unesa bersama Wakil Rektor dan Dekan serta Direktorat terkait Singkung Unesa. Dalam acara tersebut, rektor Unesa menyampaikan bahwa seni dan budaya Nusantara merupakan warisan berharga yang harus terus dilestarikan. Kebudayaan adalah jati diri bangsa kita, karena itu kita harus terus memperkuat ketahanan budaya melalui berbagai kolaborasi untuk melahirkan inovasi dan kegiatan yang meramaikan geliat seni di masyarakat, termasuk generasi muda dan pelajar. Tanpa kerja sama berbagai pihak, acara seperti ini mungkin tidak akan terwujud. Wayang Kulit bukan sekadar tontonan, melainkan warisan budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan sebagai bagian dari jati diri bangsa.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ↑ "Lestarikan Wayang Kepada Anak Muda Melalui Dalang Millenial". kemenkopmk.go.id. Diakses tanggal 18 Oktober 2025.
  2. ↑ "Kemenko PMK Lestarikan Wayang kepada Anak Muda melalui Dalang Milenial". mediaindonesia.com. Diakses tanggal 18 Oktober 2025.
  3. ↑ "Peringati Hari Wayang, Kemenko PMK Tampilkan Dalang Milenial". suarakarya.co.id. Diakses tanggal 18 Oktober 2025.
  4. ↑ "Bupati Musa Ahmad Hadiri Pagelaran Gebyar Wayang Kulit Milenial". lampungtengahkab.go.id. Diakses tanggal 19 Oktober 2025.
  5. ↑ "Collaboration of Epic Unesa, Unindra and TVRI Preserving National Culture through Wayang Kulit Performance". en.unesa.ac.id (artikel dalam bhs Inggris). Diakses tanggal 19 Oktober 2025.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Pergelaran Wayang Dalang Milenial, Danesworo Rafi Ramadhan, di kompas.com
  • Kolaborasi Epik Unesa, Unindra dan TVRI Lestarikan Budaya Nasional melalui Pagelaran Wayang Kulit, unesa.ac.id, 15 Februari 2025.
  • l
  • b
  • s
Wayang
Wayang kulit
  • Wayang purwa
  • Wayang madya
  • Wayang gedog
  • Wayang Yogyakarta
  • Wayang dupara
  • Wayang Cirebon
  • Wayang wahyu
  • Wayang suluh
  • Wayang kancil
  • Wayang calonarang
  • Wayang krucil
  • Wayang Sasak
  • Wayang Banjar
  • Wayang parwa
  • Wayang arja
  • Wayang gambuh
  • Wayang cupak
Wayang kayu
  • Wayang Ajen
  • Wayang cepak
  • Wayang Gantung
  • Wayang golek
  • Wayang klithik
  • purwa
  • Wayang menak
  • Wayang potehi
  • Wayang thengul
  • Wayang timplong
Wayang bambu
  • Wayang bambu
  • Wayang golek langkung
Wayang wong
  • Wayang Carita
  • Topeng Cirebon
  • Wayang gung
  • Ketoprak
  • Ludruk
  • Sriwedari
  • Wayang topeng
  • Wayang Topeng Malang
Lain-lain
  • Wayang sadat (gedog)
  • Wayang beber
  • Gremeng
  • Remeng
  • Wayang siam
  • Wayang suket
  • Wayang wahyu
  • Wayang Suluh
  • Wayang revolusi
  • tokoh
  • Portal
Museum wayang
  • Jakarta
  • Yogyakarta: Kekayon & Sonobudoyo
  • Bantul
  • Banyumas
  • Cirebon
  • Jombang
  • Magelang
  • Malang
  • Mojokerto
  • Purbalingga
  • Wonogiri
  • Gianyar
  • Singapura
Seni terkait
  • Gamelan
  • Pathet
  • Sinden
  • Dalang
  • Pedalangan
  • Lakon
  • Catur
  • kriya
  • Panakawan
  • Suluk
  • Sabet
  • Tancepan
  • Pakeliran
  • Keprak
  • listrik
  • Cempurit
  • Gapit
Sastra terkait
  • Mahabharata
  • Bharatayuddha
  • Ramayana (Kakawin, Ramakien & Hikayat)
  • Arjunawiwāha
  • Arjunawijaya
  • Baratayuddha
  • Bomantaka
  • Kresnayana
  • Pustaka (Serat)
Organisasi terkait
  • Pepadi
  • Indra Swara
  • Sriwedari
  • Hari Wayang
  • Dalang
  • Ngesti Pandowo
  • Arja
  • CenkBlonk
Versi daerah
  • Bali
  • Bandung
  • Banjar
  • Banyumas
  • Betawi
  • Cina
  • Cirebon
  • Pantura
  • Ponorogo
  • Wonosobo
  • Yogyakarta
  • Lombok
  • Palembang
  • Malaysia
  • Thailand
Dengan bahasa
  • Bali
  • Banjar
  • Cina
  • Indonesia
  • Jawa
  • Sasak(Lombok)
  • Malaysia
  • Sunda
  • Thailand
Sumber cerita
  • Epos India
  • Cerita Panji (Jawa)
  • Cerita Islam
  • Cerita Katolik
  • Cerita dari Cina
  • Cerita lokal/rakyat
  • Cerita modern
  • Kontemporer
Fungsi
  • Seni/hiburan: wayang kulit, golek, orang
  • Orientasi budaya: Jawa, Hindu kuno, Islami, Kristiani, KongHuCu
  • Pendidikan/sosial: cerita anak, penerangan, kontemporer, sejarah
Warisan budaya dunia/UNESCO dan Indonesia: Wayang (tokoh & lakon) · Musik · Tari · Lagu · Busana · Masakan · Arsitektur · Batik · Keris · Angklung · Candi
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ki_Danesworo_Rafi_Ramadhan&oldid=28383558"
Kategori:
  • Wayang
  • Dalang Indonesia
  • Tokoh Jawa
  • Tokoh Jakarta

Best Rank
More Recommended Articles