Kisah Mengangkat Bunga Sang Buddha
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Mengangkat Bunga Sang Buddha adalah cerita yang menjadi legenda asal-usul Buddhisme Chan di Cina atau Buddisme Zen di Jepang, di mana Buddha Gautama menyampaikan prajñā (kebijaksanaan) secara langsung kepada muridnya, Mahākāśsapa. Dalam versi asli Tiongkok, kisah ini disebut Niān huā wéi xiào (拈花微笑, harfiah: "Memetik bunga, tersenyum lembut").[1]
Menurut legenda, suatu hari Sang Buddha sedang bersama murid-muridnya di Puncak Burung Hering atau Gridhakuta. Sang Buddha lantas memetik setangkai bunga dan menunjukkan kepada yang hadir. Tidak seorang pun memahami maknanya, kecuali Mahakassapa yang tersenyum lembut (sebagai pertanda memahami). Maka Sang Buddha memilihnya untuk menjadi penerusnya. Peristiwa tersebut menandai awal dari garis silsilah Zen.[2]
Lihat Pula
Referensi
- Welter, Albert. 2000. Mahākāśyapa’s Smile: Silent Transmission and the Kung-an (Kōan) Tradition. In The Kōan: Texts and Contexts in Zen Buddhism, edited by Steven Heine & Dale S. Wright. Oxford and New York: Oxford University Press, pp. 75–109.
- ^ Welter, Albert (2000-04-20). Heine, Steven; Wright, Dale S (ed.). Mahākāśyapa’s Smile Silent Transmission And The Kung-An (Koan) Tradition. Oxford University Press. hlm. 0. doi:10.1093/oso/9780195117486.003.0004. ISBN 978-0-19-511748-6.
- ^ Yun, Y. A. Mahabhikshu Hsing (1994). Karakteristik dan esensi ajaran Zen. Karaniya.