Kolonoskopi
![]() | Artikel ini perlu dikembangkan dari artikel terkait di Wikipedia bahasa Inggris. (Maret 2025)
klik [tampil] untuk melihat petunjuk sebelum menerjemahkan.
|
Kolonoskopi atau colonoscopy adalah prosedur medis yang digunakan untuk pemeriksaan bagian dalam usus besar (kolon dan rektum) menggunakan alat yang disebut kolonoskop. Pemeriksaan ini membantu dokter untuk mengidentifikasi berbagai masalah di dalam usus besar, seperti iritasi, lesi, polip, dan kanker. Kolonoskopi sering digunakan untuk mendeteksi polip dan kanker usus besar, serta mendiagnosis penyakit radang usus.[1]
Tujuan
Kolonoskopi dilakukan untuk memeriksa dan mengevaluasi kondisi usus besar. Prosedur ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:
- Mendeteksi kanker usus besar pada tahap awal: Kolonoskopi merupakan metode yang efektif untuk mendeteksi kanker usus besar pada tahap awal sehingga memungkinkan penanganan dini.
- Pengangkatan polip: Polip yang ditemukan selama pemeriksaan dapat diangkat untuk mencegah perkembangan kanker usus besar.
- Diagnosis dan pengobatan kondisi usus: Kolonoskopi dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memantau kondisi seperti diverticulosis, penyakit Crohn, dan kolitis. Dokter juga dapat melakukan biopsi atau menghentikan pendarahan selama prosedur.
- Pemeriksaan keluhan gastrointestinal: Kolonoskopi dapat membantu mengidentifikasi penyebab gejala gastrointestinal, seperti pendarahan rektal, perubahan kebiasaan buang air besar, nyeri perut, atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
- Pemantauan kondisi usus: Bagi penderita kolitis ulseratif atau penyakit Crohn, kolonoskopi rutin berguna untuk memantau kondisi usus dan mengevaluasi respons terhadap pengobatan.
- Pencegahan kanker usus besar: Pemeriksaan rutin dengan kolonoskopi dapat mendeteksi dan mengangkat polip yang berpotensi menjadi kanker, mencegah kanker usus besar.
- Tindakan medis pada usus besar: Kolonoskopi juga dapat digunakan untuk menangani masalah lain pada usus besar, seperti pemasangan stent atau pengangkatan benda asing.[1]
Persiapan dan Pelaksanaan
Sebelum kolonoskopi, pasien diharuskan membersihkan usus besar dengan menggunakan obat pencahar atau enema. Tujuannya agar dinding usus terlihat jelas selama pemeriksaan, sehingga dokter dapat mendeteksi adanya kelainan. Pasien juga harus menginformasikan tentang obat-obatan atau suplemen yang sedang dikonsumsi, karena beberapa di antaranya mungkin perlu dihentikan atau disesuaikan dosisnya.[2]
Selama prosedur, pasien diberikan obat penenang untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Kolonoskop, tabung fleksibel dengan kamera, dimasukkan melalui rektum hingga ke usus besar. Dokter akan memeriksa dinding usus dan, jika ditemukan polip atau lesi, dokter dapat langsung mengambil tindakan seperti biopsi (mengambil sampel jaringan) atau mengangkat polip tersebut menggunakan alat khusus. Ini memungkinkan diagnosis atau pencegahan lebih dini tanpa perlu prosedur tambahan.[2]
Efek Samping
Meskipun kolonoskopi adalah prosedur yang aman dan rutin dilakukan, terdapat beberapa risiko yang perlu diketahui oleh pasien. Risiko ini umumnya jarang terjadi, namun penting untuk dipertimbangkan sebelum menjalani prosedur. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah kolonoskopi meliputi:
- Pendarahan: Pendarahan kecil dapat terjadi akibat biopsi atau pengangkatan polip, tetapi kasus pendarahan serius sangat jarang.
- Perforasi Usus: Meskipun jarang, kolonoskopi dapat menyebabkan perforasi pada dinding usus besar, yang mungkin memerlukan tindakan bedah.
- Kembung dan Ketidaknyamanan: Pasien mungkin mengalami kram atau kembung setelah prosedur, namun gejala ini biasanya hilang dengan sendirinya.
- Reaksi terhadap Anestesi: Reaksi alergi terhadap anestesi yang digunakan selama prosedur jarang terjadi, tetapi dapat menimbulkan efek samping.
- Infeksi: Risiko infeksi akibat kolonoskopi sangat kecil, namun tetap ada kemungkinan terjadinya infeksi pada sistem pencernaan.[1]
Referensi
- ^ a b c Halodoc. "Kolonoskopi - Tujuan, Jenis, dan Prosedur". halodoc. Diakses tanggal 2025-03-02.
- ^ a b "Kolonoskopi: Prosedur, Keamanan, Risiko, dll. • Hello Sehat". Hello Sehat. 1969-12-31. Diakses tanggal 2025-03-02.