Komunitas tumbuhan

Komunitas tumbuhan adalah kumpulan atau asosiasi spesies tumbuhan dalam suatu unit geografis tertentu[1] yang membentuk hamparan yang relatif seragam, dan dapat dibedakan dari hamparan lain dengan jenis vegetasi yang berbeda di sekitarnya. Komponen setiap komunitas tumbuhan dipengaruhi oleh jenis tanah, topografi, iklim, serta gangguan yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia. Dalam banyak kasus, terdapat beberapa jenis tanah dalam suatu komunitas tumbuhan tertentu.[2] Hal ini terjadi karena jenis tanah pada suatu area dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu laju masuk atau keluarnya air (melalui evapotranspirasi) ke dalam tanah, serta laju masuk atau pelapukan bahan organik (segala senyawa berbasis karbon di lingkungan, seperti sisa tanaman yang membusuk) ke dalam tanah.[3] Komunitas tanaman banyak dipelajari secara substansial oleh para ahli ekologi, karena memberikan informasi mengenai efek penyebaran, toleransi terhadap kondisi lingkungan, dan respons terhadap gangguan berbagai spesies tumbuhan. Informasi ini sangat berharga untuk memahami berbagai dinamika komunitas tumbuhan secara lebih mendalam.[4]
Komunitas tumbuhan yang memiliki komposisi stabil setelah melalui periode cukup panjang tanpa gangguan merepresentasikan vegetasi alami potensial, atau disebut juga sebagai komunitas tumbuhan "klimaks" dan sering disebut "Asosiasi Tumbuhan". Sebuah asosiasi tumbuhan dapat bersifat konseptual serta memberikan indikasi arah dari suatu proses suksesi. Dinas Kehutanan Amerika Serikat (USDA) mengumpulkan data lapangan, melakukan analisis spasial, dan memetakan asosiasi tumbuhan potensial untuk membantu kegiatan penanaman serta restorasi. Biro Pengelolaan Lahan Amerika Serikat (US Bureau of Land Management) juga menetapkan komunitas tumbuhan melalui konsep "Situs Ekologis", yang secara umum setara dengan asosiasi tumbuhan.
Definisi
Komunitas tumbuhan dapat dideskripsikan secara floristik (berdasarkan spesies bunga atau flora yang terdapat dalam komunitas tersebut) dan/atau secara fitofisiognomis (berdasarkan struktur fisik atau penampakan komunitas tumbuhan). Sebagai contoh, hutan (komunitas pepohonan) mencakup tajuk atas, yakni lapisan pohon bagian atas serta tajuk bawah, lapisan yang terdiri atas pohon dan semak belukar yang terletak di bawah tajuk tetapi di atas lantai hutan. Lapisan bawah ini dapat dibagi lagi menjadi lapisan semak belukar, yang terdiri dari vegetasi dan pepohonan dengan tinggi sekitar satu hingga lima meter, lapisan herba, yang terdiri dari tumbuhan berpembuluh dengan tinggi satu meter atau kurang, dan terkadang juga lapisan lumut, lapisan lumut bukan berpembuluh yang biasanya terdapat di permukaan tanah (dengan tinggi sekitar 0,15 meter atau kurang). Dalam beberapa kasus hutan yang kompleks, terdapat pula lapisan pohon bawah yang terdefinisi dengan jelas. Komunitas tumbuhan serupa dengan konsep tipe vegetasi, dengan perbedaan bahwa komunitas tumbuhan lebih menekankan pada asosiasi ekologi antarspesies di dalamnya, sedangkan tipe vegetasi lebih menekankan pada penampilan keseluruhan yang mudah dikenali oleh orang awam.
Sebuah komunitas tumbuhan dapat tergolong langka meskipun tidak ada spesies utama yang mendefinisikannya berstatus langka. Hal ini disebabkan karena yang tergolong langka adalah asosiasi antarspesies beserta hubungannya dengan lingkungan. Sebagai contoh, terdapat hutan aluvial sycamore di California yang didominasi oleh pohon sycamore California yang didominasi oleh Platanus racemosa .Komunitas tersebut tergolong langka karena hanya terdapat di daerah kecil di California dan tidak ditemukan di tempat lain, meskipun pohon sycamore California sendiri bukanlah pohon yang langka di California.
Contoh
Salah satu contohnya adalah padang rumput di stepa Kaukasus utara, yang ditumbuhi spesies rumput umum seperti Festuca sulcata dan Poa bulbosa . Spesies yang paling dominan dan menjadi penentu fitokoenosis padang rumput ini adalah Carex shreberi . Tumbuhan herba perwakilan lain yang juga terdapat di padang rumput stepa ini antara lainArtemisia austriaca dan Polygonum aviculare.
Contoh lainnya dari berbagai komunitas tumbuhan dapat ditemukan di hutan yang berada di puncak granit Pegunungan Huangshan di Tiongkok Timur. Hutan gugur berdaun lebar, yang terdapat pada ketinggian sekitar 1.100 meter, dihuni oleh pohon-pohon seperti Pinus hwangshanesis,didominasi oleh pepohonan seperti Pinus hwangshanesis, yang juga dikenal sebagai pinus Huangshan. Pegunungan Huangshan juga memiliki komunitas hutan hijau abadi berdaun lebar yang menjadi habitat bagi berbagai jenis semak dan pepohonan kecil. Beberapa contoh spesies yang terdapat di komunitas hutan hijau abadi berdaun lebar ini antara lain Castanopsis eyrei, Eurya nitidia, Rhododendron ovatum, Pinus massoniana , serta Loropetalum chinense.
Salah satu contoh komunitas tumbuhan bertingkat tiga terdapat di Westland bagian tengah di Pulau Selatan, Selandia Baru. Hutan-terluas dan paling berkesinambungan dari hutan podocarpus /berdaun lebar di negara tersebut. Lapisan tajuk (canopi) didominasi olehPrumnopitys ferruginea, rimu, dan totara gunung . Lapisan tengah meliputi pakis pohon seperti Cyathea smithii dan Dicksonia squarrosa, sementara lapisan terbawah beserta tumbuhan epifitnya mencakup Asplenium polyodon, Tmesipteris tannensis, Astelia solandri, dan Lomaria discolor.
Referensi
- ^ Robert, Ornduff (2020). Faber, Phyllis; Keeler-Wolf, Todd (ed.). Introduction to California Plant Life. California Natural History Guides (Edisi Rev. ed., Reprint 2020). Berkeley, CA: University of California Press. ISBN 978-0-520-23704-9.
- ^ Courchesne, François (2003). "Gobat, Jean-Michel, Aragno, Michel et Matthey, Willy, 2003. Le sol vivant. Bases de pédologie – Biologie des sols. 2 éd. revue et augmentée. Coll. Gérer l'environnement. Les Presses polytechniques et universitaires romandes, Lausanne, xx + 568 p., 500 tabl. et fig., photographies en couleurs, 16 x 24 cm, 63,50 € (env. 104,00 CAD). ISBN 2-88074-501-2". Géographie physique et Quaternaire. 57 (2–3): 255. doi:10.7202/011320ar. ISSN 0705-7199.
- ^ Keddy, Paul A. (2017). Plant ecology: origins, processes, consequences (Edisi 2nd ed). New York: Cambridge university press. ISBN 978-1-107-11423-4.
- ^ Hull, J.C. (2008). Plant Ecology (dalam bahasa Inggris). Elsevier. hlm. 2818–2824. doi:10.1016/b978-008045405-4.00843-0, isbn 978-0-08-045405-4, retrieved 2021-02-13. ISBN 978-0-08-045405-4.