More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Kota Medan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Medan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kota Medan

  • Acèh
  • Afrikaans
  • العربية
  • Azərbaycanca
  • Basa Bali
  • Batak Toba
  • Беларуская
  • Беларуская (тарашкевіца)
  • Betawi
  • Български
  • বাংলা
  • Batak Mandailing
  • Буряад
  • Català
  • Нохчийн
  • Cebuano
  • Čeština
  • Dansk
  • Deutsch
  • Kadazandusun
  • Ελληνικά
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Na Vosa Vakaviti
  • Français
  • Nordfriisk
  • Frysk
  • Galego
  • Bahasa Hulontalo
  • Hausa
  • עברית
  • हिन्दी
  • Magyar
  • Հայերեն
  • Jaku Iban
  • Interlingue
  • Ido
  • Íslenska
  • Italiano
  • 日本語
  • Jawa
  • ქართული
  • Kumoring
  • 한국어
  • Кыргызча
  • Lietuvių
  • Latviešu
  • Madhurâ
  • Basa Banyumasan
  • Malagasy
  • Māori
  • Minangkabau
  • മലയാളം
  • मराठी
  • Bahasa Melayu
  • မြန်မာဘာသာ
  • Li Niha
  • Nederlands
  • Norsk nynorsk
  • Norsk bokmål
  • Ирон
  • Polski
  • پنجابی
  • Português
  • Română
  • Русский
  • Scots
  • Simple English
  • Slovenčina
  • Српски / srpski
  • Svenska
  • Kiswahili
  • Ślůnski
  • தமிழ்
  • ไทย
  • Tagalog
  • Türkçe
  • Татарча / tatarça
  • Українська
  • اردو
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
  • Vepsän kel’
  • Tiếng Việt
  • Winaray
  • 吴语
  • 中文
  • 閩南語 / Bân-lâm-gí
  • 粵語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Lihat sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Lihat sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
  • Switch to legacy parser
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Wikiwisata
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
"Medan" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Medan (disambiguasi).
Untuk artikel mengenai kecamatan, lihat Medan Kota.
Medan
Ibu kota provinsi
Kota Medan
Transkripsi bahasa daerah
 • Abjad Jawiميدن
 • Surat Batakᯔᯩᯑᯉ᯲
 • Aksara Han棉蘭
 • Aksara Tamilமேடான்
Pemandangan Kota Medan
Masjid Raya Al-Mashun
Istana Maimun
Rumah Tjong A Fie
GPIB Immanuel Medan
HKBP Medan Sudirman
Kuil Hirohara
Bendera Medan
Bendera
Lambang resmi Medan
Lambang
Etimologi:
Maidhan/Maidhanam
(tanah lapang; tempat yang luas)

Madan
(sembuh)

Maiden
(tanah datar)
Julukan: 
Parijs van Sumatra (Belanda)[1][2]
Motto: 
Bekerja sama dan sama-sama bekerja
Peta
Peta
Medan di Sumatra
Medan
Medan
Peta
Tampilkan peta Sumatra
Medan di Indonesia
Medan
Medan
Medan (Indonesia)
Tampilkan peta Indonesia
Koordinat: 3°35′22″N 98°40′26″E / 3.5894°N 98.6739°E / 3.5894; 98.6739
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Utara
Tanggal berdiri24 November 1956[3]
Dasar hukumUU No. 16 Tahun 2024[3]
Hari jadiJuli 1, 1590; 435 tahun lalu (1590-07-01)
PendiriGuru Patimpus Sembiring Pelawi
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 21
  • Kelurahan: 151
Pemerintahan
 • JenisWali kota—dewan
 • BadanPemerintah Kota Medan
 • Wali KotaRico Waas
 • Wakil Wali KotaZakiyuddin Harahap
 • Sekretaris DaerahWiriya Alrahman
 • Ketua DPRDWong Chun Sen Tarigan
Luas
 • Total265,10 km2 (102,36 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[4]
 • Total2.539.829
 • Kepadatan9,600/km2 (25,000/sq mi)
 • Laki-laki
1.242.313
 • Perempuan
1.252.199
Demografi
 • Agama
  • 65,78% Islam
    • 24,78% Kekristenan
      • 20,15% Protestan
      • 4,63% Katolik
  • 8,65% Buddha
  • 0,79% Hindu[5]
 • BahasaIndonesia (resmi)
Melayu (Medan), Batak (Toba, Karo, Angkola, Mandailing, Pakpak), Jawa, Tionghoa (Hokkien, Mandarin), Minangkabau, Aceh, Tamil
 • IPMKenaikan 83,23 (2024)
 sangat tinggi [6]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
20028 - 22525
Kode BPS
1275 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 61
Pelat kendaraanBK
Kode Kemendagri12.71 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023MDN
APBDRp 7.576.220.000.000,- (2024)[7]
PADRp 3.770.970.000.000,- (2024)[7]
DAURp 1.931.432.611.000,- (2024)[8]
DAKRp 577.154.825.000,- (2024)[9]
Semboyan daerahBekerja sama dan sama-sama bekerja untuk kemajuan dan kemakmuran Kota Medan metropolitan[10]
Slogan pariwisatacolorful Medan
Flora resmiTrembesi[11]
Fauna resmiLele santun[11]
Situs webpemkomedan.go.id

Kota Medan (Abjad Jawi: ميدن; Surat Batak: ᯔᯩᯑᯉ᯳; Aksara Han: 棉蘭; Aksara Tamil: மேடான்) adalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar keempat di Indonesia setelah DKI Jakarta, Surabaya, dan Bandung, serta kota terbesar di luar Pulau Jawa, sekaligus kota terbesar di Pulau Sumatra.[12][13][14]

Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara Internasional Kualanamu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia. Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara dilengkapi oleh jalan tol dan kereta api. Medan adalah kota pertama di Indonesia yang memiliki layanan khusus kereta api bandara. Berbatasan dengan Selat Malaka, Medan menjadi kota perdagangan, industri, dan bisnis yang sangat penting di Indonesia. Pada tahun 2022, Kota Medan memiliki penduduk sebanyak 2.494.512 jiwa, dengan kepadatan penduduk 9.413 jiwa/km2.[4][12]

Sejarah Kota Medan berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimpus di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan Kesultanan Deli, sebuah Kerajaan Melayu. Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson dari Britania Raya pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang hingga Pemerintah Hindia Belanda memberikan status kotapraja (gemeente) pada 1 April 1909 dan menjadikannya pusat pemerintahan Keresidenan Sumatra Timur. Memasuki abad ke-20, Medan menjadi kota yang penting di luar Pulau Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran.

Namun sejarah ini dibantah oleh Dr. Bonatua Silalahi, seorang peneliti Filologi. Dia mengatakan sejara Pendiri dan tanggal berdirinya Kota Medan diputuskan secara pendekatan politik oleh DPRD Kota Medan, Keputusan Politisi tersebut jauh dari pertimbangan ilmiah karena tidak melakukan Uji Sumber Data. Riwayat Hamparan Perak merupakan dokumen yang tak bisa diverifikasi dan validasi terkait Siapa penulisnya dan kapan dibuatnya ditambah lagi Naskah aslinya tak pernah ditemukan. Ini Berbeda dengan Sumber data Buku John Anderson yang menyebutkan daerah Meidan didirikan Radin Inu bergelar Rajah Pulo Brayan tak lama sebelum 16 Januari 1823. [15]

Menurut Bappenas, Medan adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Jakarta, Surabaya, dan Makassar.[16][17] Medan adalah kota multietnis yang penduduknya terdiri dari orang-orang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Selain Melayu dan Batak (Batak Karo) sebagai penghuni awal, Medan didominasi oleh etnis Jawa, Batak, Tionghoa, dan Minangkabau. Mayoritas penduduk Medan bekerja di sektor perdagangan, sehingga banyak ditemukan ruko di berbagai sudut kota. Di samping kantor-kantor pemerintah provinsi, di Medan juga terdapat kantor-kantor konsulat dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, India, Jepang, Malaysia, dan Jerman.

Sejarah

Artikel utama: Sejarah Kota Medan
Pemandangan udara Kota Medan pada tahun 1920-an.

Medan berasal dari kata bahasa Tamil Maidhan (மனிதன்) atau Maidhanam (மைதானம்), yang berarti tanah lapang atau tempat yang luas, yang kemudian teradopsi ke Bahasa Melayu. Dalam Kamus Indonesia-Karo (2002) yang ditulis Darwin Prinst, kata 'medan' berarti 'menjadi sehat' atau 'lebih baik.'[18]

Hari jadi Kota Medan diperingati tiap tahun sejak tahun 1970 yang pada mulanya ditetapkan pada 1 April 1909. Tanggal ini kemudian mendapat bantahan yang cukup keras dari kalangan pers dan beberapa ahli sejarah. Karena itu, Wali kota membentuk panitia sejarah hari jadi Kota Medan untuk melakukan penelitian dan penyelidikan. Surat Keputusan Wali kotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani membentuk Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai Ketua adalah Prof. Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA, Anggotanya antara lain Ny. Mariam Darus, SH dan T.Luckman, SH. Untuk lebih mengintensifkan kegiatan kepanitiaan ini dikeluarkan lagi Surat Keputusan Wali kotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya Prof. Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA dan Anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, SH, Drs. Payung Bangun, MA dan R. Muslim Akbar. DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk Pansus dengan ketua M.A. Harahap, beranggotakan antara lain Drs. M.Hasan Ginting, Djanius Djamin, Badar Kamil, BA dan Mas Sutarjo.

Dalam buku The History of Medan tulisan Tengku Luckman Sinar (1991), dituliskan bahwa menurut "Hikayat Aceh", Medan sebagai pelabuhan telah ada pada tahun 1590, dan sempat dihancurkan selama serangan Sultan Aceh Alauddin Saidi Mukammil kepada Raja Haru yang berkuasa di situ. Serangan serupa dilakukan Sultan Iskandar Muda tahun 1613, terhadap Kesultanan Deli. Sejak akhir abad ke-16, nama Haru berubah menjadi Ghuri, dan akhirnya pada awal abad ke-17 menjadi Deli. Pertempuran terus-menerus antara Haru dengan Aceh mengakibatkan penduduk Haru jauh berkurang. Sebagai daerah taklukan, banyak warganya yang dipindahkan ke Aceh untuk dijadikan pekerja kasar.

Selain dengan Aceh, Kerajaan Haru yang makmur ini juga tercatat sering terlibat pertempuran dengan Kerajaan Melayu di Semenanjung Malaka dan juga dengan kerajaan dari Jawa. Serangan dari Pulau Jawa ini antara lain tercatat dalam kitab Pararaton yang dikenal dengan Ekspedisi Pamalayu. Dalam Negarakertagama, Mpu Prapanca juga menuliskan bahwa selain Pane (Panai), Majapahit juga menaklukkan Kampe (Kampai) dan Harw (Haru). Berkurangnya penduduk daerah pantai timur Sumatra akibat berbagai perang ini, lalu diikuti dengan mulai mengalirnya etnis-etnis dari dataran tinggi pedalaman turun ke pesisir pantai timur Sumatra. Etnis Batak Karo bermigrasi ke daerah pantai Langkat, Serdang, dan Deli. Etnis Batak Simalungun ke daerah pantai Batu Bara dan Asahan, serta etnis Batak Mandailing ke daerah pantai Kualuh, Kota Pinang, Panai, dan Bilah di Labuhanbatu.[19]

Dalam Riwayat Hamparan Perak yang dokumen aslinya ditulis dalam huruf Karo pada rangkaian bilah bambu, tercatat Guru Patimpus Sembiring Pelawi, tokoh masyarakat Karo, sebagai orang yang pertama kali membuka "desa" yang diberi nama Medan. Namun, naskah asli Riwayat Hamparan Perak yang tersimpan di rumah Datuk Hamparan Perak terakhir telah hangus terbakar ketika terjadi "kerusuhan sosial", tepatnya tanggal 4 Maret 1946. Patimpus adalah anak Tuan Si Raja Hita, pemimpin Karo yang tinggal di Kampung Pekan (Pakan). Ia menolak menggantikan ayahnya dan lebih tertarik pada ilmu pengetahuan dan mistik, sehingga akhirnya dikenal sebagai Guru Patimpus. Antara tahun 1614-1630 Masehi, ia belajar agama Islam dan di-Islamkan oleh Datuk Kota Bangun, setelah kalah dalam adu kesaktian. Selanjutnya Guru Patimpus menikah dengan adik Tarigan, pemimpin daerah yang sekarang bernama Pulau Brayan dan membuka Desa Medan yang terletak di antara Sungai Babura dan Sungai Deli. Dia pun lalu memimpin desa tersebut.[19]

Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590 kemudian dipandang sebagai pembuka sebuah kampung yang bernama Medan Puteri walaupun sangat minim data tentang Guru Patimpus sebagai pendiri Kota Medan. Karenanya hari jadi ditetapkan berdasarkan perkiraan tanggal 1 Juli 1590 dan diusulkan kepada Wali kota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan, yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD Tk.II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10 Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan. Sesuai dengan sidang DPRD, Wali kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 tanggal 1 Juli 1590. Secara resmi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tk.II Medan menetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai Hari Jadi Kota Medan dan mencabut Hari Ulang Tahun Kota Medan yang diperingati tanggal 1 April setiap tahunnya pada waktu sebelumnya.

"Menurut Doktor Bonatua Silalahi, seorang peneliti Filologi, Sejarah Kota Medan menyimpan kisah yang jauh lebih kompleks dan dinamis daripada yang selama ini diyakini. Berdasarkan hasil kajiannya atas catatan John Anderson, seorang peneliti asal Inggris yang mengunjungi Sumatera pada 16 Januari 1823, ditemukan bukti bahwa sebuah wilayah bernama Meidan telah berdiri di hulu Sungai Deli. Anderson mencatat bahwa tempat bernama Meidan ini dihuni oleh sekitar 200 jiwa dan menjadi pusat konflik antara Sultan Deli dan seorang kepala suku bernama Tuanku Pulo Barian.[15]

Tuanku Pulo Barian, yang nama aslinya Radin Inu, adalah seorang tokoh dari daerah pesisir bernama Danai (kini dikenal sebagai Medan Denai). Ia mendirikan kekuasaan sendiri di Meidan, memungut pajak atas komoditas lada yang mengalir di Sungai Deli, tindakan yang kemudian memicu perlawanan dari Sultan Deli.[15]

Temuan ini menunjukkan bahwa Meidan, yang diyakini sebagai cikal bakal Kota Medan saat ini, sudah eksis dan berfungsi sebagai wilayah kekuasaan paling tidak sejak awal abad ke-19. Fakta ini menantang versi resmi sejarah yang menyebut bahwa Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus pada 1 Juli 1590, sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah Kota Medan dan DPRD pada tahun 1975.[18]

Menurut Bona, Buku John Anderson adalah tergolong Data Primer karena Peristiwa pendirian Kota Medan didengar langsung dari pendirinya dan tergolong Data Sekender karena Dia mendengar kesaksian banyak orang tentang awal mula pendirian kota tersebut, sangat berbeda dengan kisah Hamparan perak yang tak dapat diuji karena tidak jelas keaslian dokumen awal dimana, ditulis siapa dan kapan, boleh dikatakan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena bukan tergolong data sekunder apalagi primer. [15]

Oleh karena itu, sejarah Kota Medan perlu dibuka kembali secara ilmiah untuk mempertimbangkan temuan Anderson, yang memberi gambaran jelas tentang dinamika kekuasaan, perniagaan, dan permukiman di wilayah Meidan sebelum pertengahan abad ke-19."[15]

Di Kota Medan juga menjadi pusat Kesultanan Melayu Deli, yang sebelumnya adalah Kerajaan Haru. Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli (kini Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Indonesia).

Lambang Medan pada zaman penjajahan Belanda.

John Anderson, orang Eropa asal Inggris yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Raja Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1909, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kotapraja (geemente), dan tahun berikutnya menjadi ibu kota Keresidenan Sumatra Timur sekaligus ibu kota Kesultanan Deli. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra Melayu, dan seorang Tionghoa.

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing, dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru, dan ulama.

Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.

Geografi

Peta kecamatan di Kota Medan.

Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2.[20] Persentase luasnya sama dengan 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar.[butuh rujukan] Wilayah Kota Medan berada pada 3° 27' – 3° 47' Lintang Utara dan 98° 35'–98° 44' Bujur Timur.[21] Topografi kota Medan cenderung miring ke utara. Ketinggian wilayahnya mulai dari 2,5–37,5 meter di atas permukaan laut.[22]

Batas wilayah

Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:

UtaraSelat Malaka
TimurKabupaten Deli Serdang
SelatanKabupaten Deli Serdang
BaratKabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai, dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Sedikitnya ada sembilan sungai yang melintasi kota ini yakni Sungai Belawan, Sungai Badera, Sungai Sikambing, Sungai Putih, Sungai Babura, Sungai Deli, Sungai Sulang-Saling, Sungai Kera, dan Sungai Tuntungan. Pembenahan atau penataan sungai di Medan telah direncakan, untuk membentuk wisata heritage di kota Medan.[23] Selain itu, untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan Kanal Timur.

Iklim

Berdasarkan klasifikasi iklim Köppen, Medan memiliki iklim hutan hujan tropis dengan musim kemarau yang tidak jelas.[24] Medan memiliki bulan-bulan yang lebih basah dan kering, dengan bulan terkering (Februari) rata-rata mengalami presipitasi sekitar sepertiga dari bulan terbasah (Oktober). Suhu di kota ini rata-rata sekitar 27 derajat Celsius sepanjang tahun. Presipitasi tahunan di Medan sekitar 2200 mm.

Data iklim Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rekor tertinggi °C (°F) 37
(99)
37
(99)
37
(99)
39
(102)
43
(109)
39
(102)
38
(100)
38
(100)
38
(100)
37
(99)
37
(99)
37
(99)
43
(109)
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.4
(84.9)
30.6
(87.1)
31.1
(88)
31.6
(88.9)
32
(90)
31.7
(89.1)
31.7
(89.1)
31.6
(88.9)
31.1
(88)
30
(86)
30
(86)
29.4
(84.9)
30.85
(87.58)
Rata-rata harian °C (°F) 25.6
(78.1)
26.1
(79)
26.7
(80.1)
27.2
(81)
27.3
(81.1)
27.1
(80.8)
27
(81)
26.9
(80.4)
26.6
(79.9)
26.1
(79)
26
(79)
25.8
(78.4)
26.53
(79.82)
Rata-rata terendah °C (°F) 21.6
(70.9)
21.7
(71.1)
22.2
(72)
23
(73)
22.8
(73)
22.6
(72.7)
22.3
(72.1)
22.2
(72)
22.2
(72)
22.2
(72)
22.1
(71.8)
22
(72)
22.24
(72.05)
Rekor terendah °C (°F) 18
(64)
18
(64)
18
(64)
19
(66)
18
(64)
17
(63)
16
(61)
18
(64)
19
(66)
18
(64)
15
(59)
17
(63)
15
(59)
Presipitasi mm (inci) 114
(4.49)
84
(3.31)
104
(4.09)
119
(4.69)
182
(7.17)
143
(5.63)
154
(6.06)
182
(7.17)
271
(10.67)
278
(10.94)
231
(9.09)
223
(8.78)
2.085
(82,09)
Rata-rata hari hujan 7 5 6 7 10 8 8 10 13 14 12 11 111
% kelembapan 79 79 79 81 81 80 81 82 83 83 83 82 81.1
Rata-rata sinar matahari bulanan 165 178 166 158 127 156 157 151 125 108 114 128 1.733
Sumber #1: Sistema de Clasificación Bioclimática Mundial[25]& BMKG[26]
Sumber #2: Weatherbase & WeatherOnline[27][28]

Pemerintahan

Kantor Gubernur Sumatera Utara.

Wali kota

Artikel utama: Daftar Wali Kota Medan

Wali Kota Medan adalah pemimpin tertinggi di lingkungan Pemerintah Kota Medan. Wali kota Medan bertanggungjawab kepada Gubernur provinsi Sumatera Utara. Saat ini, wali kota atau kepala daerah yang menjabat di Kota Medan ialah Rico Waas, dengan wakil wali kota Zakiyuddin Harahap.[29] Mereka menang pada Pemilihan umum Wali Kota Medan 2024. Rico Waas merupakan wali kota Medan ke-19 pada era kemerdekaan.

No Wali Kota Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Wakil
Wali Kota
19 Rico Waas 10 Februari 2025 petahana 24
(2024)
Zakiyuddin Harahap

Dewan perwakilan

Artikel utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Medan dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[30] 2019–2024[31] 2024–2029
PKB 0 Steady 0 Kenaikan 2
Gerindra 6 Kenaikan 10 Penurunan 6
PDI-P 9 Kenaikan 10 Penurunan 9
Golkar 7 Penurunan 4 Kenaikan 6
NasDem (baru) 2 Kenaikan 4 Kenaikan 5
PKS 5 Kenaikan 7 Kenaikan 8
Hanura 4 Penurunan 2 Steady 2
PAN 4 Kenaikan 6 Penurunan 3
PBB 1 Penurunan 0 Steady 0
Demokrat 5 Penurunan 4 Steady 4
PSI (baru) 2 Kenaikan 4
Perindo (baru) 0 Kenaikan 1
PPP 5 Penurunan 1 Penurunan 0
PKPI 2 Penurunan 0
Jumlah Anggota 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah Partai 11 Penurunan 10 Kenaikan 11

Kecamatan

Artikel utama: Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Medan

Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan dengan luas wilayah mencapai 265,00 km² dan jumlah penduduk sekitar 2.478.145 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 9.352 jiwa/km².[32][33]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Medan, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanJumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
12.71.09 Medan Amplas7
  • Amplas
  • Bangun Mulia
  • Harjosari I
  • Harjosari II
  • Sitirejo II
  • Sitirejo III
  • Timbang Deli
12.71.10 Medan Area12
  • Kotamatsum I
  • Kotamatsum II
  • Kotamatsum IV
  • Tegal Sari I
  • Tegal Sari II
  • Tegal Sari III
  • Pandau Hulu II
  • Sei Rengas II
  • Sei Rengas Permata
  • Pasar Merah Timur
  • Sukaramai I
  • Sukaramai II
12.71.05 Medan Barat6
  • Glugur Kota
  • Karang Berombak
  • Kesawan
  • Pulo Brayan Kota
  • Sei Agul
  • Silalas
12.71.17 Medan Baru6
  • Babura
  • Darat
  • Merdeka
  • Padang Bulan
  • Petisah Hulu
  • Titi Rantai
12.71.08 Medan Belawan6
  • Bagan Deli
  • Belawan Bahagia
  • Belawan Bahari
  • Belawan Sicanang
  • Belawan I
  • Belawan II
12.71.06 Medan Deli6
  • Kota Bangun
  • Mabar
  • Mabar Hilir
  • Tanjung Mulia
  • Tanjung Mulia Hilir
  • Titi Papan
12.71.04 Medan Denai6
  • Binjai
  • Denai
  • Medan Tenggara
  • Tegalsari Mandala I
  • Tegalsari Mandala II
  • Tegalsari Mandala III
12.71.03 Medan Helvetia7
  • Cinta Damai
  • Dwikora
  • Helvetia
  • Helvetia Tengah
  • Helvetia Timur
  • Sei Sikambing C II
  • Tanjung Gusta
12.71.11 Medan Johor6
  • Gedung Johor
  • Kedai Durian
  • Kwala Bekala
  • Pangkalan Masyhur
  • Sukamaju
  • Titi Kuning
12.71.01 Medan Kota12
  • Kotamatsum III
  • Mesjid
  • Pandau Hulu I
  • Pasar Baru
  • Pasar Merah Barat
  • Pusat Pasar
  • Sei Rengas I
  • Sitirejo I
  • Sudirejo I
  • Sudirejo II
  • Teladan Barat
  • Teladan Timur
12.71.13 Medan Labuhan6
  • Besar
  • Martubung
  • Nelayan Indah
  • Pekan Labuhan
  • Sei Mati
  • Tangkahan
12.71.15 Medan Maimun6
  • Aur
  • Hamdan
  • Jati
  • Kampung Baru
  • Sei Mati
  • Sukaraja
12.71.12 Medan Marelan5
  • Labuhan Deli
  • Paya Pasir
  • Rengas Pulau
  • Tanah Enam Ratus
  • Terjun
12.71.18 Medan Perjuangan9
  • Tegal Rejo
  • Sidorame Barat I
  • Sidorame Barat II
  • Sidorame Timur
  • Sei Kera Hilir I
  • Sei Kera Hilir II
  • Sei Kera Hulu
  • Pahlawan
  • Pandau Hilir
12.71.19 Medan Petisah7
  • Petisah Tengah
  • Sei Putih Barat
  • Sei Putih Tengah
  • Sei Putih Timur I
  • Sei Putih Timur II
  • Sei Sikambing D
  • Sekip
12.71.16 Medan Polonia5
  • Anggrung
  • Madras Hulu
  • Polonia
  • Sari Rejo
  • Suka Damai
12.71.02 Medan Sunggal6
  • Babura Sunggal
  • Lalang
  • Sei Sikambing B
  • Simpang Tanjung
  • Sunggal
  • Tanjung Rejo
12.71.21 Medan Selayang6
  • Asam Kumbang
  • Beringin
  • Padang Bulan Selayang I
  • Padang Bulan Selayang II
  • Sempakata
  • Tanjung Sari
12.71.14 Medan Tembung7
  • Bandar Selamat
  • Bantan
  • Bantan Timur
  • Indra Kasih
  • Sidorejo
  • Sidorejo Hilir
  • Tembung
12.71.07 Medan Tuntungan9
  • Baru Ladang Bambu
  • Kemenangan Tani
  • Lau Cih
  • Mangga
  • Namo Gajah
  • Sidomulyo
  • Simalingkar B
  • Simpang Selayang
  • Tanjung Selamat
12.71.20 Medan Timur11
  • Durian
  • Gaharu
  • Gang Buntu
  • Glugur Darat I
  • Glugur Darat II
  • Perintis
  • Pulo Brayan Bengkel
  • Pulo Brayan Bengkel Baru
  • Pulo Brayan Darat I
  • Pulo Brayan Darat II
  • Sidodadi
TOTAL151

Demografi

Populasi historis
Tahun Jumlah
Pend.
  
±% p.a.  
2001 1.926.052—    
2002 1.963.086+1.92%
2003 1.993.060+1.53%
2004 2.006.014+0.65%
2005 2.036.018+1.50%
2007 2.083.156+1.15%
2008 2.102.105+0.91%
2009 2.121.053+0.90%
2010 2.109.339−0.55%
2012 2.122.804+0.32%
2015 2.210.624+1.36%
2018 2.264.145+0.80%
Sumber: [5][34][35][36]

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter.

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa.[35] Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan.[35] Bersama kawasan metropolitannya (Kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang) penduduk Medan mencapai 4.144.583 jiwa. Dengan demikian Medan merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar di Sumatra dan keempat di Indonesia.

Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.

Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan, dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah sebesar 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.

Suku bangsa

Kota Medan memiliki beragam etnis atau suku bangsa dengan mayoritas penduduk beretnis Batak, Jawa, Tionghoa, dan Minangkabau. Adapun etnis aslinya adalah Batak Karo bagian Jahe atau pesisir dan Melayu. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja, dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jalan Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.

Secara persentase, Kota Medan didominasi oleh suku bangsa Batak, yang meliputi Batak Toba, Batak Angkola, Batak Mandailing, Batak Karo, Batak Simalungun, dan Batak Pakpak. Penduduk kota Medan berdasarkan suku bangsa tahun 2000 yakni Batak sebanyak 33,70% (Batak Toba 19,21%; Batak Angkola dan Batak Mandailing 9,36%; Batak Karo 4,10%; Batak Simalungun 0,69%; Batak Pakpak 0,34%). Kemudian suku Jawa sebanyak 33,03%, diikuti Tionghoa sebanyak 10,65%, kemudian Minangkabau sebanyak 8,60%, Melayu 6,59%, Aceh 2,78%, Nias sebanyak 0,69%, dan suku lainnya 3,96%.[37]

Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni oleh 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang keturunan Eropa, 35.009 orang Indonesia, 8.269 keturunan Tionghoa, dan 139 berasal dari ras Timur lainnya.

Penduduk Kota Medan berdasarkan etnis[38]
No Etnis Tahun
1930 1980 2000
1Jawa24,89%29,41%33,03%
2Batak Toba2,93%14,11%20,93%
3Tionghoa35,63%12,80%10,65%
4Batak Mandailing6,12%11,91%9,36%
5Minangkabau7,29%10,93%8,60%
6Melayu7,06%8,57%6,59%
7Batak Karo0,19%3,99%4,10%
8Aceh--2,19%2,78%
9Sunda1,58%1,90%--
10Lainnya14,31%4,13%3,96%

Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983 Diarsipkan 2012-05-14 di Wayback Machine.; 2000: BPS Sumut
*Catatan: Data BPS Sumut tidak menyenaraikan "Batak" sebagai suku bangsa, total Simalungun (0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak (0,34%), dan Nias (0,69%) adalah 20,93%

Agama

  • Masjid Raya Al-Mashun.
    Masjid Raya Al-Mashun.
  • Gereja HKBP Pardomuan Medan Selatan.
    Gereja HKBP Pardomuan Medan Selatan.
  • Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkanni.
    Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkanni.
  • Vihara Gunung Timur Medan.
    Vihara Gunung Timur Medan.
  • Kuil Shri Mariamman.
    Kuil Shri Mariamman.
  • Kuil Hirohara (sekarang Medan Club)
    Kuil Hirohara (sekarang Medan Club)

Selain multi etnis, Kota Medan juga dikenal dengan kota yang beragam agama. Meskipun demikian, warga kota Medan tetap menjaga perdamaian dan kerukunan meskipun berbeda keyakinan. Berdasarkan data sensus Kota Medan tahun 2018 menunjukan bahwa mayoritas penduduk menganut agama Islam 65,78%, kemudian Kristen Protestan 20,15%, Buddha 8,65%, Katolik 4,63%, Hindu 0,79% dan Konghucu kurang dari 0,01%.[5][39]

Kulinari

Bika Ambon khas Medan.

Kota Medan memiliki beragam macam kulinari yang dibawa oleh para perantau yang telah berdomisili di Medan sejak ratusan tahun lalu. Seperti di kota-kota lainnya di Indonesia, masakan Minangkabau juga banyak dijumpai di Medan. Restoran Padang bisa ditemukan di seantero kota. Disamping itu ada juga rumah makan yang menjual makanan khas seperti Sate Padang, Soto Padang, Martabak Kubang, Lontong sayur Padang, serta minuman khas Teh Talua. Selain kulinari khas Minang, di Medan juga banyak Rumah Makan Aceh yang menjual Mi Aceh.

Di Medan banyak pula kulinari khas Tionghoa, seperti Bakmi Medan, Mie Hokkien, Ci Cong Fan, dan Sio Bak Pui.[40] Makanan ini biasa dijual di rumah makan chinese food atau di kaki lima, seperti di Jalan Semarang dan Jalan Selat Panjang.

Medan juga dikenal dengan kuliner khas India yang beragam. Beberapa makanan India yang cukup populer antara lain Roti Canai yang disajikan dengan kari kambing atau ayam yang kaya rempah, serta Nasi Briyani yang harum dengan daging berbumbu.[41][42] Martabak India dengan isian daging cincang berbumbu dan dosa, sejenis pancake tipis yang disajikan dengan chutney dan sambar, juga menjadi favorit. Untuk hidangan penutup, ada Gulab Jamun, serta minuman khas Teh Masala.

Masyarakat Batak, umumnya Batak Toba, Simalungun, Pakpak-Dairi, Karo, dan juga Nias, memiliki beragam makanan khas berbahan daging babi. Olahan daging babi yang lebih dikenal yakni Saksang dan Tanggo-tanggo, yang saat ini juga banyak ditemui di provinsi lain di Indonesia.

Masyarakat Tapanuli bagian selatan yang umumnya orang Batak Mandailing dan Batak Angkola juga memiliki beragam makanan khas yang tersedia di rumah makan di kota Medan seperti Ikan Arsik, Ikan Holat, Gule Bulung Gadung, Gule Baung, Gule Limbat, Ikan Sale, Pakkat, Alame, Sambal Borsang, Gule Manuk Kampung, Gule Hambeng, Rondang Bolut, Sambal Kantori Joruk, dll

Selain itu, beberapa makanan yang dikenal berasal dari Sumatera Utara, seperti Bika Ambon, Mie Gomak, Lontong Medan, Lemang, Lapet, Naniura, Ombus-ombus, dan Manuk Napinadar juga banyak dijumpai di sini.

Kehidupan sosial

Pembukaan Festival Melayu Agung tahun 2012. Orang Melayu merupakan salah satu masyarakat asli di Medan yang pernah mengalami masa keemasan di era Kesultanan Deli. Kesultanan Deli sendiri masih eksis hingga saat ini walaupun sudah tak memiliki kekuasaan politik.
Etnis India berkumpul setelah sembahyang di Kuil Shri Mariamman, Kampung Madras, Kota Medan.

Pekerjaan

Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Melayu dan Batak Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Minangkabau.[38]

Komposisi Etnis Berdasarkan Okupasi Profesional[43]
Etnis Pengacara Dokter Notaris Wartawan
Aceh2,6%3,9%--3,7%
Batak36,8%30%33,3%26,8%
Jawa5,3%15,9%11,1%10,4%
Minangkabau36,8%20,6%29,7%37,7%
Melayu5,3%5,9%3,7%17,7%
Sunda----3,7%10,4%
Tionghoa--14,7%7,4%1,2%

Pola pemukiman

Perluasan Kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota, banyak yang tinggal di pinggiran kota seperti Belawan, Denai, dan Marelan. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan, 75% dari mereka tinggal di sekitar pusat-pusat perbelanjaan atau pusat kota. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Masjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati. Sedangkan pemukiman orang Karo dan Batak Toba kebanyakan berada di bagian selatan kota, seperti Simalingkar atau Padang Bulan. Hal tersebut dikarenakan jarak antara kota Medan wilayah selatan lebih dekat dengan kampung halaman mereka dibandingkan pusat kota maupun wilayah pesisir, khususnya orang Karo yang berdomisili di sekitar Sibolangit, Berastagi, dan Kabanjahe, dimana hanya tinggal mengikuti lintas Jalan Raya Jamin Ginting terus ke arah selatan untuk menuju kesana.[38]

Pendidikan

Pendidikan formal SD negeri dan swasta SMP negeri dan swasta SMA negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 827 337 288 72

Ekonomi

Salah satu kantor Bank Mandiri di Kota Medan.

Pariwisata

Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air Tirtanadi (yang merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung–sebuah jembatan di atas rel kereta api, Kantor Pos, Bank Indonesia, Gedung London Sumatra dan Bangunan tua di daerah Kesawan.

Selain itu, masih ada beberapa bangunan bersejarah, antara lain Istana Maimun, Masjid Raya Medan, Masjid Raya Al Osmani dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jalan Jend. Ahmad Yani (Kesawan).

Daerah Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT London Sumatra, dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di Penang, Malaysia dan Singapura. Ruko-ruko ini, kini telah disulap menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya. Saat ini Pemerintah Kota merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini.

Bangunan tua

Istana Maimun.
Gedung PT PP London Sumatra.
Rumah Tjong A Fie.
Beberapa Bangunan lama di Jalan Palang Merah

beberapa bangunan tua yang masih berfungsi di kota Medan;

  • Kantor Balai Kota Lama
  • Kantor Pos Medan
  • Stasiun Kereta Api Medan
  • Menara Bakaran Batu
  • Istana Maimun
  • Menara Air Tirtanadi
  • Rumah Tjong A Fie
  • PT PP London Sumatra
  • Kuil Shri Mariamman
  • Masjid Al Osmani
  • Masjid Raya Al Mashun Medan
  • Gereja Immanuel
  • Hotel Inna Dharma Deli
  • Bank Indonesia
  • Gedung B.K.S. P.P.S.
  • Gedung Asuransi Jiwasraya
  • Kolam Sri Deli
  • Pekong Lima Medan Labuhan
  • Stasiun Labuan
  • Bank Mandiri Cabang Kesawan
  • Restoran Tip Top
  • Gedung Warenhuis
  • Titi Gantung
  • RS. Tembakau Deli
  • RS. dr. Pirngadi
  • RS. Santa Elisabeth
  • Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
  • Masjid Lama Gang Bengkok Medan

Transportasi

Darat

Becak Medan
Stasiun Medan.

Keunikan Medan terletak pada becak bermotornya (becak mesin/ becak motor) yang dapat ditemukan hampir di seluruh Medan. Berbeda dengan becak biasa (becak dayung), becak motor dapat membawa penumpangnya ke mana pun di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia angkutan umum berbentuk minibus (angkot/oplet) dan taksi. Pengemudi becak berada di samping becak, bukan di belakang becak seperti halnya di Jawa, yang memudahkan becak Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku dan memungkinkan untuk diproduksi dengan harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit modifikasi saja agar sepeda atau sepeda motor biasa dapat digunakan sebagai penggerak becak. Desain ini mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang Jerman di Perang Dunia II.

Sebutan paling khas untuk angkutan umum adalah Sudako. Sudako pada awalnya menggunakan minibus Daihatsu S38 dengan mesin 2 tak kapasitas 500cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up. Pada bagian belakangnya diletakkan dua buah kursi panjang sehingga penumpang duduk saling berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan penumpang di depannya.

Trayek pertama kali sudako adalah "Lin 01", (Lin sama dengan trayek) yang menghubungkan antara daerah Pasar Merah (Jalan HM. Joni), Jalan Amaliun dan terminal Sambu, yang merupakan terminal pusat pertama angkutan penumpang ukuran kecil dan sedang. Saat ini "Daihatsu S38 500 cc" sudah tidak digunakan lagi karena faktor usia, dan berganti dengan mobil-mobil baru seperti Toyota Kijang, Isuzu Panther, Daihatsu Zebra, dan Daihatsu Espass.

Selain itu, masih ada lagi angkutan lainnya yaitu bemo, yang berasal dari India. Beroda tiga dan cukup kuat menanjak dengan membawa 11 penumpang. Bemo kemudian digantikan oleh bajaj yang juga berasal dari India, yang di Medan dikenal dengan nama "toyoko".

Kereta api

Jaringan transportasi Kereta api di Kota Medan menghubungkan Medan dengan Binjai–Stabat–Tanjung Pura di sebelah barat, Belawan di sebelah utara, dan Tebing Tinggi–Siantar dan Tebing Tinggi–Kisaran-Tanjungbalai-Rantau Prapat di sebelah timur. Berikut daftar nama kereta api :

  • Kereta api Sribilah (relasi Medan–Rantau Prapat dan sebaliknya)
  • Kereta api Putri Deli (relasi Medan–Tanjung Balai dan sebaliknya)
  • Kereta api Siantar Ekspres (relasi Medan–Siantar dan sebaliknya)
  • Kereta api Sri Lelawangsa (relasi Kualanamu–Medan–Binjai–Kuala Bingai dan sebaliknya)

Jalan tol

Jaringan transportasi Jalan Tol Tol Belmera menghubungkan Medan dengan Belawan dan Tanjung Morawa. Jalan Tol Medan—Kuala Namu—Tebing Tinggi dan Medan—Binjai juga sudah selesai pembangunannya dan sudah beroperasi.

Bus Trans Mebidang (Medan-Binjai-Deli Serdang)
Bus Trans Mebidang.

Bus Transmebidang

Pada akhir tahun 2015, sistem Bus Rapid Transit Trans Mebidang telah beroperasi di Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Deli Serdang.

Jenis angkutan umum Koridor/trayek Tujuan
Trans Mebidang 1 Terminal Kota Binjai- Pusat Pasar (Medan)
2 Kabupaten Deli Serdang - Pusat Pasar (Medan)

Bus Trans Metro Deli

Pada November dalam tahun yang sama, transportasi dalam jaringan berbasis aplikasi mulai masuk dan beroperasi di Kota Medan, yang diawali dengan ojek sepeda motor, dan diikuti kendaraan roda empat. Hal ini sempat mendapat berbagai protes dan pertentangan dari sejumlah pihak, termasuk pelaku moda transportasi angkutan kota (angkot) yang telah ada sebelumnya. Namun seiring berjalannya waktu serta kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat maka transportasi ini menjadi salah satu pilihan alternatif yang paling diminati.

Kehadiran Teman Bus di Kota Medan menjadi layanan yang kelima dalam program Buy The Service (BTS) yang digagas oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Operator yang menjalankan operasional layanan Teman Bus di Kota Medan adalah PT Medan Bus Transport (Trans Metro Deli).[44]

Angkutan Bus Rapid Transit (BRT) ini menjadi penunjang mobilisasi masyarakat Kota Medan yang mencakup hingga ke wilayah Distrik Belawan, Terminal Pinang Baris, Lapangan Merdeka, Terminal Amplas dan Tembung.

Bus Trans Metro Deli

Teman Bus Medan sebanyak 72 unit dengan rute layanan di 5 Koridor, yaitu:[44]

Jenis angkutan umum Koridor/trayek Tujuan
Trans Metro Deli[44] Terminal Pinang Baris–Lapangan Merdeka
Terminal Terpadu Amplas-Lapangan Merdeka
Belawan-Lapangan Merdeka
Medan Tuntungan-Lapangan Merdeka
Medan Tembung–Lapangan Merdeka

Bus Listrik Medan

Pada 24 November 2024, Medan meluncurkan 60 unit bus listrik Higer dalam program BRT (Bus Rapid Transit) bertajuk Trans Mebidang sebagai bagian dari inisiatif Mastran BRT Buy The Service (BTS). Proyek ini merupakan kolaborasi strategis antara Pemerintah Kota Medan, PT Kalista Biru Nusantara (KALISTA Group), Blue Bird sebagai operator, dan Dinas Perhubungan dalam kerangka #KolaborasiMedanBerkah. Bus adalah model Higer Low Entry, panjang 10,5 meter, baterai 303 kWh, dengan jarak tempuh hingga 265 km per pengisian cepat (kurang lebih 1,5 jam). Dilengkapi fitur keamanan dan kenyamanan: ADAS, sensor pintu darurat, CCTV, sabuk pengaman, ramp kursi roda, USB port dan lainnya. KALISTA telah menyiapkan 18 stasiun pengisian daya (180 kW) dan workshop di Pool Blue Bird untuk pemeliharaan rutin kalista.co.id Uji coba selama 11 bulan menunjukkan pengurangan emisi karbon sebesar 26% dan efisiensi biaya bahan bakar hingga 71% dibanding bus diesel. Bus melayani 5 koridor utama, antara lain:

Koridor Rute Asal Tujuan Jumlah Halte Panjang Rute Full Trip Waktu Full Trip Pengoperasian Pertama Kali
 1  Amplas - Pinang Baris Terminal Amplas Terminal Pinang Baris 52 halte 48 km 2 jam 30 menit Rincian:
  • 18 Agustus 2024 (Uji Coba)
  • 24 November 2024 (Peresmian)
 2  J City - Plaza Medan Fair J. City Plaza Medan Fair 39 halte 20 km 40 menit Rincian:
  • 4 Januari 2024 (Uji Coba)
  • 24 November 2024 (Peresmian)
 3  Belawan - Lapangan Merdeka Pasar Belawan Lapangan Merdeka 57 halte 50 km 1 jam 30 menit 24 November 2024
 4  Tuntungan - Lapangan Merdeka Pasar Induk Lau Cih 42 halte 35 km 2 jam 15 menit 24 November 2024
 5  Tembung - Lapangan Merdeka Stasiun Kereta Api Bandar Khalipah 32 halte 20 km 30 menit 24 November 2024

Terminal bus yang melayani warga Medan:

  • Terminal Sambu
  • Terminal Pinang Baris
  • Terminal Amplas

Laut

Pelabuhan Internasional Belawan.

Pelabuhan Belawan terletak di bagian utara Kota Medan. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan Indonesia tersibuk di luar Pulau Jawa.

Udara

Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Bandar Udara Internasional Kualanamu yang berada di Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang yang menghubungkan Medan dan sekitarnya dengan kota-kota seperti Bandung, Palembang, Jakarta, Surabaya serta Kuala Lumpur, dan Georgetown di Malaysia dan Singapura.

Olahraga

Beberapa klub olahraga yang terdapat di Medan antara lain klub sepak bola: PSMS Medan, Medan Jaya, Medan Chiefs, Bintang PSMS Medan dan Medan United; dan klub basket: Angsapura Sania. Gelanggang olahraga yang terdapat di Medan antara lain Stadion Teladan, Stadion Kebun Bunga, dan GOR Angsapura. Sedangkan lapangan untuk berolahraga adalah Lapangan Merdeka, Lapangan Persit Chandra Kirana (Jalan Gaperta), dan Lapangan Benteng.

Pekan Olahraga Kota Medan

Sejak tahun 2009, KONI Kota Medan dan pemerintah Kota Medan mengadakan Pekan Olahraga Kota (Porkot). Pembukaan dan penutupan Porkot dilaksanakan di Stadion Teladan.[45][46]

Porkot 2009 dilaksanakan tanggal 11-18 Agustus 2009 mempertandingkan 30 cabang olahraga.[45] Kecamatan Medan Helvetia menjuarai Porkot ini.[47][48]

Porkot 2010 dilaksanakan tanggal 11-18 Desember 2010 mempertandingkan 32 cabang olahraga.[49][50] Kecamatan Medan kota menjuarai porkot ini.[47]

Porkot 2011 dilaksanakan tanggal 15-22 Oktober 2011 mempertandingkan 33 cabang olahraga.[46] Kecamatan Medan Kota menjuarai Porkot ini dengan kecamatan Medan Helvetia berada di peringkat kedua dan kecamatan Medan Denai berada di peringkat ketiga.[51][52][53]

Kota kembar

  1. Malaysia Georgetown, Pulau Penang, Malaysia (10 Oktober 1984)
  2. Jepang Ichikawa, Chiba, Jepang (4 November 1989)
  3. Korea Selatan Gwangju, Jeolla Selatan, Korea Selatan (24 September 1997)
  4. Tiongkok Chengdu, Sichuan, Republik Rakyat Tiongkok (17 Desember 2002)

Lihat pula

  • Daftar Daerah Tingkat II
  • Kesawan, Medan
  • Objek wisata di Kota Medan
  • Daftar Sekolah Menengah Atas di Sumatera Utara
  • Daftar perguruan tinggi swasta di Sumatera Utara

Referensi

  1. ↑ "Medan Het Parijs van Sumatra, Medan Paris di Sumatra". Teknomuda. 2017-09-02. Diarsipkan dari asli tanggal 4 August 2020. Diakses tanggal 2020-07-04.
  2. ↑ "Medan, Sang Parijs van Sumatera". BatakPedia. 2020-01-07. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 4 July 2020. Diakses tanggal 2020-07-04.
  3. 1 2 "Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2024 tentang Kota Medan di Provinsi Sumatera Utara" (PDF). Lembaran Negara Republik Indonesia. 2024-07-02. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2024-07-15. Diakses tanggal 2024-07-15.
  4. 1 2 "Kota Medan Dalam Angka 2023" (pdf). BPS Medan. 28 Februari 2023. hlm. 56. Diakses tanggal 15 April 2023.
  5. 1 2 3 "Kota Medan Dalam Angka 2019" (pdf). BPS Kota Medan. hlm. 179. Diakses tanggal 15 April 2023.
  6. ↑ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2023-2024". www.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. Diakses tanggal 23 November 2024.
  7. 1 2 "Postur APBD Kota Medan Tahun 2024". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 23 November 2024.
  8. ↑ "Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 23 November 2024.
  9. ↑ "Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi Sumatera Utara". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). hlm. II-37. Diakses tanggal 23 November 2024.
  10. ↑ "Pemko Medan - Lambang Kota Medan". Diarsipkan dari asli tanggal 2010-07-18. Diakses tanggal 2010-05-28.
  11. 1 2 "Peraturan Wali Kota Medan No. 16 Tahun 2013" (PDF) (Document). Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2022-06-24. Diakses tanggal 2022-08-05. ; ; ; ; ;
  12. 1 2 "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2022" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2 Februari 2022.
  13. ↑ Otto, Ben (5 Januari 2014). "Indonesian Volcano Erupts 77 Times in 24 Hours". The Wall Street Journal. Diarsipkan dari asli tanggal 6 Maret 2016. ;
  14. ↑ Gunawan, Apriadi (1 April 2014). "Medan offers historical and religious tourist sites". The Jakarta Post. Diarsipkan dari asli tanggal 10 Maret 2016. Diakses tanggal 12 September 2016.
  15. 1 2 3 4 5 Silalahi, Bonatua (2025-05-01). JOHN ANDERSON 1823: MISI KE PANTAI TIMUR SUMATERA: Terjemahan Lengkap Disertai Ulasan Sejarah Versi Pires, Pinto, Marsden Dan Kekinian. Bandung: Widina Media Utama. hlm. 27, 156, 205, 219, 227–228. ISBN 978-623-500-924-7. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  16. ↑ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2019-07-05. Diakses tanggal 2019-05-16.
  17. ↑ Geografi. Grasindo. ISBN 978-979-759-619-4. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-02-26. Diakses tanggal 2019-05-16.
  18. 1 2 "Asal Muasal Nama Medan". Media Indonesia. 9 Oktober 2020. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-10-18. Diakses tanggal 18 Oktober 2022.
  19. 1 2 "Sejarah Kota Medan Sejarah Multi Kebudayaan". detikcom. Diarsipkan dari asli tanggal 2018-08-25. Diakses tanggal 25 Agustus 2018.
  20. ↑ Kota Medan Dalam Angka 2023. BPS Kota Medan. 2023. hlm. 3. ISSN 2302-2396. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  21. ↑ Kota Medan Dalam Angka 2019 (PDF). BPS Kota Medan. 2019. hlm. 3. ISBN 978-602-405-123-5. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  22. ↑ Sirait, R., Parinduri, S. H., dan Sirait, M. F. (2022). Kota Medan Dalam Angka 2022. BPS Kota Medan. hlm. 3. ISSN 2302-2396. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  23. ↑ "2023, Sungai Ditata Jadi Wisata Heritage". sumutpos.jawapos.com. Diakses tanggal 17 Juli 2023.
  24. ↑ "Medan, Indonesia Köppen Climate Classification (Weatherbase)". Weatherbase. Diarsipkan dari asli tanggal 2020-11-30. Diakses tanggal 4 Juli 2015.
  25. ↑ "INDONESIA - Polonia". Centro de Investigaciones Fitosociológicas. Diakses tanggal 3 Oktober 2020.
  26. ↑ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 66 & 131. Diakses tanggal 3 Oktober 2024.
  27. ↑ "Medan, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 3 Oktober 2020.
  28. ↑ "Total Hours of Sunshine, Medan, Indonesia". WeatherOnline. Diakses tanggal 3 Oktober 2020.
  29. ↑ DPRD Medan Umumkan Hasil Penetapan Rico Waas dan Zakiyuddin sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan 2025-2030
  30. ↑ Perolehan Kursi DPRD Kota Medan 2014-2019
  31. ↑ Perolehan Kursi DPRD Kota Medan 2019-2024
  32. ↑ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
  33. ↑ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
  34. ↑ "BPS Kota Medan - Jumlah Penduduk & Kepadatan Penduduk Kota Medan tahun 2009". Diarsipkan dari asli tanggal 2010-08-06. Diakses tanggal 2010-07-05.
  35. 1 2 3 "Penduduk Sumut paling padat di Medan". 2010-08-17. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-05-21. Diakses tanggal 2010-08-25.
  36. ↑ "Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012". BPS Sumut. 2012. Diarsipkan dari asli tanggal 2014-01-11. Diakses tanggal 2014-01-11.
  37. ↑ "Pemetaan Penduduk Berdasarkan Suku di Kota Medan". www.academia.edu. Februari 2018. Diarsipkan dari asli (pdf) tanggal 2020-06-04. Diakses tanggal 2 Februari 2022.
  38. 1 2 3 (Indonesia) "Orang Melayu di Kota Medan". Diarsipkan dari asli tanggal 14 Juli 2011.
  39. ↑ ""Kota Medan Dalam Angka 2016"". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-02-26. Diakses tanggal 2017-07-23.
  40. ↑ Kuliner Khas Tionghoa di Medan yang Menggugah Selera
  41. ↑ Nasution, Fitri (23 September 2019). "6 Mengunjungi Bollywood, Berikut Indian Food di Medan". jofiebakery. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-09-05. Diakses tanggal 5 September 2023.
  42. ↑ https://travel.tribunnews.com/2021/04/12/4-kuliner-khas-india-yang-bisa-kamu-jumpai-di-medan-ada-nasi-biryani-hingga-samosa#google_vignette
  43. ↑ "IDI, Peradin, Ikatan Notaris Cabang Medan, PWI, 1980". Diarsipkan dari asli tanggal 2012-05-14. Diakses tanggal 2009-07-15.
  44. 1 2 3 "Teman Bus Medan". TEMAN BUS (Transportasi Ekonomis Mudah Andal dan Nyaman). © 2020 Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Diarsipkan dari asli tanggal 2021-02-03. Diakses tanggal 2021-06-12. ;
  45. 1 2 "Portal Berita Orang Sumut | Portalnya Orang Sumut". ANTARA Sumut. 2009-08-12. Diarsipkan dari asli tanggal 2011-07-26. Diakses tanggal 2011-10-30.
  46. 1 2 Lukmanul Hakim (2011-10-22). "Selamat Datang di Situs Resmi Koni Medan". Koni-medan.org. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-01-12. Diakses tanggal 2011-10-30.
  47. 1 2 Freddie Chandra S.Kom. "Medan Kota Juara Umum Porkot 2010 - Harian Medan Bisnis". Medanbisnisdaily.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-05-11. Diakses tanggal 2011-10-30.
  48. ↑ "Helvetia Juara Umum | Arsip Harian Sumut Pos | 7078". Hariansumutpos.com. 2009-08-19. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-05-14. Diakses tanggal 2011-10-30.
  49. ↑ Freddie Chandra S.Kom. "Wali kota Buka Porkot Medan 2010 Hari Ini - Harian Medan Bisnis". Medanbisnisdaily.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2014-10-16. Diakses tanggal 2011-10-30.
  50. ↑ "Wali Kota Dukung Gelaran Porkot 2010 | Arsip Harian Sumut Pos | 66695". Hariansumutpos.com. 2010-11-20. Diarsipkan dari asli tanggal 2014-07-22. Diakses tanggal 2011-10-30.
  51. ↑ "Medan Kota Tetap Juara Porkot Medan 2011". KONI Medan. 2011-10-26. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-01-12. Diakses tanggal 2011-10-30.
  52. ↑ Lukmanul Hakim (2011-10-22). "Selamat Datang di Situs Resmi Koni Medan". Koni-medan.org. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-01-12. Diakses tanggal 2011-10-30.
  53. ↑ Freddie Chandra S.Kom. "Medan Kota Pertahankan Gelar Juara Umum Porkot - Harian Analisa". Analisisdaily.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-01-12. Diakses tanggal 2011-10-30.

Daftar Pustaka

  • (Indonesia) Suti, Bayo Medan Menuju Kota Metropolitan (Yayasan Potensi Pengembangan Daerah, Medan, 1979)

Pranala luar

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Medan.
  • flagPortal Indonesia
Wikiwisata memiliki panduan wisata Medan.
Wikibooks memiliki buku di:
Wisata:Medan
  • (Indonesia) Situs web resmi Sunting ini di Wikidata
Selat Malaka
Kabupaten Deli Serdang North Kabupaten Deli Serdang
West   Kota Medan    East
South
Kabupaten Deli Serdang
  • l
  • b
  • s
Topik mengenai Medan
Pendidikan
  • Universitas Sumatera Utara
  • Universitas Negeri Medan
  • Universitas Medan Area
  • Institut Teknologi Medan
Markah tanah
  • Menara Air Tirtanadi
  • Kantor Pos Medan
  • Istana Maimun
  • Stadion Teladan
  • Stasiun Medan
Agama
  • Masjid Raya Medan
  • Masjid Al Osmani
  • Masjid Lama Gang Bengkok
  • Gereja Katedral Medan
  • Gereja Maria Annai Velangkanni
  • Maha Vihara Maitreya
  • Kuil Shri Mariamman
  • l
  • b
  • s
Daftar ibu kota provinsi di Indonesia
Sumatra
  • Banda Aceh
  • Medan
  • Pekanbaru
  • Tanjungpinang
  • Padang
  • Jambi
  • Bengkulu
  • Palembang
  • Pangkalpinang
  • Bandar Lampung
Jawa
  • Serang
  • Jakarta
  • Bandung
  • Semarang
  • Yogyakarta
  • Surabaya
Kalimantan
  • Pontianak
  • Palangka Raya
  • Tanjung Selor+
  • Samarinda
  • Nusantara+
  • Banjarbaru
Nusa Tenggara
  • Denpasar
  • Mataram
  • Kupang
Sulawesi
  • Manado
  • Gorontalo
  • Palu
  • Mamuju+
  • Makassar
  • Kendari
Maluku
  • Sofifi+
  • Ambon
Papua
  • Sorong
  • Manokwari+
  • Jayapura
  • Wanggar+
  • Jayawijaya+
  • Merauke+
+) Ibu kota tersebut bukan merupakan satuan daerah yang berbentuk kota otonom.
  • l
  • b
  • s
Kota-kota besar di Indonesia
  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.038.216 Kota Medan
Kota Medan
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.482.354
2 Surabaya Jawa Timur 3.018.022 8 Batam Kepulauan Riau 1.342.038
3 Bandung Jawa Barat 2.591.763 9 Pekanbaru Riau 1.167.599
4 Medan Sumatera Utara 2.546.452 10 Bandar Lampung Lampung 1.077.664
5 Palembang Sumatera Selatan 1.801.367 11 Padang Sumatera Barat 946.982
6 Semarang Jawa Tengah 1.702.379 12 Malang Jawa Timur 889.359
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 31 Desember 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.
  • l
  • b
  • s
Kota Medan, Sumatera Utara
  • Wali Kota: Rico Waas
  • Wakil Wali Kota: Zakiyuddin Harahap
  • Ketua DPRD: Hasyim
Kecamatan
  • Medan Amplas
  • Medan Area
  • Medan Barat
  • Medan Baru
  • Medan Belawan
  • Medan Deli
  • Medan Denai
  • Medan Helvetia
  • Medan Johor
  • Medan Kota
  • Medan Labuhan
  • Medan Maimun
  • Medan Marelan
  • Medan Perjuangan
  • Medan Petisah
  • Medan Polonia
  • Medan Selayang
  • Medan Sunggal
  • Medan Tembung
  • Medan Timur
  • Medan Tuntungan
Lambang Kota Medan
Lihat juga: Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Medan
  • l
  • b
  • s
Sumatera Utara, Indonesia
  • Pusat pemerintahan: Medan
  • Gubernur: Bobby Nasution
  • Wakil Gubernur: Surya
Kabupaten
  • Asahan
  • Batu Bara
  • Dairi
  • Deli Serdang
  • Humbang Hasundutan
  • Karo
  • Labuhanbatu
  • Labuhanbatu Selatan
  • Labuhanbatu Utara
  • Langkat
  • Mandailing Natal
  • Nias
  • Nias Barat
  • Nias Selatan
  • Nias Utara
  • Padang Lawas
  • Padang Lawas Utara
  • Pakpak Bharat
  • Samosir
  • Serdang Bedagai
  • Simalungun
  • Tapanuli Selatan
  • Tapanuli Tengah
  • Tapanuli Utara
  • Toba
Lambang Sumatera Utara
Kota
  • Binjai
  • Gunungsitoli
  • Medan
  • Padangsidimpuan
  • Pematangsiantar
  • Sibolga
  • Tanjungbalai
  • Tebing Tinggi
Topik
  • Kabupaten/kota
  • Kecamatan dan kelurahan
  • Kepala dan wakil kepala daerah
  • l
  • b
  • s
Mebidangro
  • Binjai
  • Deli Serdang
  • Medan
  • Karo
  • l
  • b
  • s
Wilayah metropolitan di Indonesia
  • Mebidangro (Medan)
  • Patungraya Agung (Palembang)
  • Jabodetabek-punjur (Jakarta)
  • Cekungan Bandung (Bandung)
  • Kedungsepur (Semarang)
  • Gerbangkertosusila (Surabaya)
  • Sarbagita (Denpasar)
  • Banjarbakula (Banjarmasin)
  • Bimindo (Manado)
  • Mamminasata (Makassar)
Daftar tersebut menurut Peraturan Presiden no. 12 tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Basis data pengawasan otoritas Sunting di Wikidata
Internasional
  • VIAF
  • GND
  • FAST
  • WorldCat
Nasional
  • Amerika Serikat
  • Spanyol
  • Israel
Geografis
  • MusicBrainz area
Lain-lain
  • IdRef
  • NARA
  • Yale LUX
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kota_Medan&oldid=28392284"
Kategori:
  • Galat CS1: penerbit hilang
  • Kota Medan
  • Ibu kota provinsi di Indonesia
  • Kota di Sumatera Utara
  • Kota di Sumatra
  • Kota di Indonesia
  • Kota Pusaka di Indonesia
  • Taneh Karo
Kategori tersembunyi:
  • Halaman dengan argumen ganda di pemanggilan templat
  • Halaman dengan argumen formatnum non-numerik
  • Galat CS1: tanggal
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Pages using multiple image with auto scaled images
  • Pages using gadget WikiMiniAtlas
  • Galat CS1: karakter tidak terlihat
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • Semua artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Memiliki pranala menuju halaman yang sudah ada
  • Pranala kategori Commons ada di Wikidata
  • Halaman yang menggunakan ekstensi Kartographer

Best Rank
More Recommended Articles