More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Ledakan SMA Negeri 72 Jakarta - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ledakan SMA Negeri 72 Jakarta - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ledakan SMA Negeri 72 Jakarta

  • English
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Lihat sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Lihat sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
  • Switch to legacy parser
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Graphic of a globe with a red analog clock
Artikel ini membahas suatu peristiwa terkini. Informasi pada halaman ini dapat berubah setiap saat seiring dengan perkembangan peristiwa dan laporan berita awal mungkin tidak dapat diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini.
Silakan hapus templat ini apabila sudah lebih dari satu bulan Silakan perbaiki artikel ini atau diskusikan perubahan pada halaman pembicaraan, tetapi harap perhatikan bahwa pembaruan tanpa rujukan yang sah dan tepercaya akan dihapus. (November 2025) (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
Ledakan SMA Negeri 72 Jakarta
Peta
LokasiSMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Indonesia
Koordinat6°09′49″S 106°53′05″E / 6.163530°S 106.884631°E / -6.163530; 106.884631
Tanggal7 November 2025
12.02.51 (WIB)
Jenis serangan
Pengeboman
SenjataBom rakitan
Korban tewas
0
Korban luka
97 (termasuk terduga pelaku)[1]
PelakuDalam penyelidikan (satu terduga pelaku diamankan dengan inisial FN)[2]
MotifDalam penyelidikan[3]

Pada siang hari tanggal 7 November 2025, telah terjadi aksi pengeboman di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, saat sedang berlangsungnya salat Jumat sekitar pukul 12.15 WIB.[4] Ledakan ini menyebabkan setidaknya 96 orang luka-luka yang sebagian besar adalah siswa sekolah tersebut.[1] Terduga pelaku yang berusia 17 tahun turut terluka dalam peristiwa ini dan harus menjalani operasi.[5]

Pascaledakan, tim Gegana dari Korps Brigade Mobil (Brimob) dan Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88) Kepolisian Negara Republik Indonesia dikerahkan ke lokasi untuk melakukan penyelidikan. Di tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan dua pucuk senjata mainan,[6] satu laras panjang dan satu pistol revolver, yang memiliki tulisan nama-nama pelaku terorisme di luar negeri seperti Brenton Tarrant, pelaku penembakan masjid Christchurch 2019, dan Alexandre Bissonnette, pelaku penembakan masjid Kota Quebec 2017.[7]

Kronologi

Menurut rekaman CCTV yang diperlihatkan oleh Kapolda Metro Jaya, pelaku memasuki area sekolah melalui gerbang utama pada pukul 06.28 WIB dengan membawa 2 tas, yakni tas punggung merah dan tas jinjing biru. Dalam rangkaian gambar terungkap aksi terencana yang dieksekusi dengan tenang, mulai dari kedatangan di pagi hari hingga momen detonasi. Pada awalnya, aktivitas di lingkungan sekolah masih berlangsung normal; pelaku bahkan sempat berbicara dengan salah satu guru sebelum aksinya dimulai. Sekitar pukul 11.44 WIB, pelaku terlihat memasuki area masjid tanpa mengenakan alas kaki dan masih mengenakan seragam sekolah.[8]

Pada pukul 12.02.28 WIB, rekaman dari kamera berbeda memperlihatkan pelaku keluar dari masjid dengan penampilan yang berubah. Ia tampak mengenakan kaos putih, celana hitam, dan menggendong senjata mainan seraya memegang benda kecil yang diduga sebagai pemicu atau detonator dan mengarahkannya ke arah masjid. Berselang 23 detik kemudian, tepatnya pada 12.02.51 WIB, kamera CCTV yang menghadap ke depan masjid merekam kilatan cahaya dari dalam ruangan, menandakan terjadinya ledakan pertama. [8]

Ledakan tersebut terjadi bersamaan dengan khotbah Jumat kedua sedang berlangsung. Saksi mata melaporkan mendengar suara ledakan keras yang diikuti kepulan asap sehingga menyebabkan kepanikan di antara para siswa dan jemaah.[9] Getaran hebat dari bom bahkan membuat pintu sebuah ruangan di dekatnya terbuka dengan sendirinya. Satu detik setelah ledakan, yakni pada 12.02.52 WIB, pelaku terekam berlari menjauhi titik ledakan.[8]

Tak lama kemudian, dilaporkan terjadi ledakan kedua di area kantin di belakang sekolah. Segera setelah insiden tersebut, area sekolah disterilkan oleh Korps Brigade Mobil (Brimob) pada pukul 13.45 WIB.[10] Para korban yang mengalami luka-luka segera dievakuasi oleh petugas dan dilarikan ke rumah sakit terdekat, antara lain Rumah Sakit YARSI dan Rumah Sakit Islam Jakarta Islam Cempaka Putih.[11] Setelah ledakan terjadi, para orang tua siswa menerima informasi mengenai ledakan di sekolah melalui grup WhatsApp.[12]

Seorang saksi mata menuturkan bahwa ia melihat korban-korban berlumuran darah dipapah menuju ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sambil menunggu kedatangan ambulans.[9] Saksi tersebut mengaku diminta oleh guru untuk membantu mengevakuasi korban. Ia kemudian mengambil tandu dan kembali ke lokasi ledakan. Saat kembali, seorang anggota TNI yang sudah berada di lokasi menanyainya apakah ia mengenali pelaku. Petugas tersebut menunjuk seorang siswa kelas 12 yang tergeletak di dekat senjata mainan. Menurut keterangan teman korban, di sekitar lokasi ditemukan sebuah kaleng minuman yang dimodifikasi dengan sumbu serta sebuah remot kecil.[9]

Pihak kepolisian lalu mengamankan terduga pelaku yang ditemukan di dalam masjid sekolah.[2] Aparat gabungan dari kepolisian dan Densus 88 menemukan tujuh perangkat peledak di lokasi kejadian, empat di antaranya meledak di dua titik, sementara tiga lainnya tidak meledak dan disita untuk penyelidikan lebih lanjut.[13]

Laporan berita awal secara keliru mengaitkan ledakan tersebut dengan sistem tata suara atau tabung gas di dalam masjid, berdasarkan kesaksian para korban.[14]

Penyelidikan

Polda Metro Jaya secara resmi menetapkan satu orang tersangka, seorang siswa kelas 12 yang disebut dengan inisial "F" (nama lengkap belum dirilis oleh pihak berwenang), dari sekolah yang sama.[15] [16] Statusnya yang masih dibawa 18 tahun membuat kepolisian melibatkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada proses penyelidikan.[17] Polisi menetapkan terduga pelaku sebagai Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH), yang berarti mereka di bawah usia 18 tahun dan tunduk pada prosedur peradilan anak, yang berfokus pada rehabilitasi dan pembinaan daripada sanksi pidana.[18]. Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil penyelidikan, termasuk analisis terhadap sejumlah barang bukti yang dikumpulkan dari tempat kejadian perkara (TKP) dan rumah terduga pelaku, serta pendalaman keterangan dari berbagai saksi.[19]

Tindakan yang dilakukan oleh Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) ini dilatarbelakangi oleh akumulasi rasa marah terhadap lingkungan sekitarnya yang akhirnya tidak dapat lagi ia kendalikan.[20][3] Meskipun demikian, belum ada motif resmi yang dikonfirmasi oleh pihak berwenang. Penyidik menemukan tulisan dan gambar di tempat kejadian perkara dan kediaman tersangka, yang mengindikasikan bahwa tersangka memiliki "perasaan tidak suka" yang memicu "tekanan emosional", tetapi sifat pasti dari "ketidaksukaan" tersebut tidak dirinci oleh polisi, dan belum ada motif definitif yang dikonfirmasi secara resmi.[21] Pihak polisi telah menemukan buku catatannya yang sudah dituliskan oleh terduga pelaku sejak masuk jenjang SMA. Buku tersebut mendokumentasikan keluhnya yang merasa sendirian dan mengaku tidak memiliki teman.[22]

Polda Metro Jaya menyatakan bahwa tersangka tidak memiliki kaitan dengan organisasi teroris mana pun dan serangan tersebut telah direncanakan dan dilakukan secara mandiri tanpa terkaitan dengan kelompok terorisme manapun.[23][20] Namun, juru bicara Detachment 88 AKBP Mayndra Eka Wardana mengklaim bahwa 7 ekstremis sayap kanan telah menginspirasi serangannya: Eric Harris dan Dylan Klebold, Dylann Roof, Alexandre Bissonnette, Vladislav Roslyakov, Brenton Tarrant, dan Natalie Lynn Rupnow. Semuanya menganut supremasi kulit putih atau neo-nazisme.[24]

Pihak sekolah turut diselidiki untuk menelusuri akar permasalahan. Meskipun fokus penyidikan saat ini masih berkaitan dengan proses terjadinya ledakan, aspek penyebab juga tengah didalami oleh penyidik.[25]

Terduga pelaku

Terduga pelaku merupakan seorang siswa kelas 12 di SMA Negeri 72 Jakarta yang berusia 17 tahun.[26] Ia dikenal di sekolah sebagai pribadi pendiam dan penyendiri di lingkungan sekolah. Ia juga diketahui memiliki ketertarikan terhadap gambar-gambar senjata dan video-video bertema kekerasan.[9]

Setelah kejadian, keberadaan pelaku sempat menjadi perdebatan, ia dilaporkan tewas tertembak di Jalan Ganesha, sekitar 200 meter dari lokasi kejadian,[27] ada pula yang menyebutkan bahwa ia tewas akibat ledakan bom tersebut.[28] Namun, ia dikonfirmasi dibawa ke Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih[29] dalam kondisi kritis setelah peristiwa ini dan menjalani perawatan di bawah pengawasan pihak kepolisian.[30] Setelah dua hari perawatan, kondisinya membaik dan sudah sadar walau harus menjalani beberapa perawatan medis.[17] Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, telah memastikan pelaku telah dipindah ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati dan bukan di kedua rumah sakit di mana korban aksinya dirawat.[31]

Simbolisme

Eric Harris (kiri) saat penembakan SMA Columbine, inspirasi pakaian pelaku dalam peledakan SMA Negeri 72 Jakarta.

Pada saat kejadian berlangsung, pelaku mengenakan sepatu bot, celana hitam, dan kaus tanpa lengan berwarna putih dengan tulisan "Natural Selection" (bahasa Indonesia: Seleksi Alam) yang terinspirasi dari baju yang dikenakan oleh Eric Harris, salah satu dari dua penembak dalam penembakan SMA Columbine di Amerika Serikat tahun 1999.

Dalam foto yang beredar, ada beberapa tulisan pada senjata mainannya yang tertulis "Welcome to Hell" (bahasa Indonesia: Selamat Datang di Neraka), "For Agartha" (bahasa Indonesia: Demi Agarta) yang diklaim berkaitan dengan Nazisme esoteris, namun tidak memiliki bukti,[32] slogan supremasi kulit putih "14 Words" (bahasa Indonesia: 14 Kata), nama-nama pelaku terorisme kanan-jauh, yakni Brenton Tarrant dan Alexandre Bissonnette, serta seorang neo-Nazi Luca Traini.[33] Ada pula simbol-simbol kanan-jauh lainnya, termasuk simbol Gerakan Legiuner dan Divisi Sukarelawan SS Latvia.[34]

Bom yang digunakan

Hasil analisis forensik menunjukkan bahwa bahan peledak yang digunakan dalam serangan tersebut merupakan bom rakitan sederhana namun sangat berbahaya, dibuat dengan kalium klorat sebagai bahan peledak utama dan paku yang berfungsi sebagai serpihan peluru (shrapnel).[35]

Menurut kepolisian, pelaku membawa tujuh bom ke sekolah. Empat di antaranya meledak di dua titik, sedangkan tiga tidak meledak dan diamankan untuk pemeriksaan forensik. Tiga bom yang tidak meledak berhasil dijinakkan dan dikirim untuk pemeriksaan forensik. Beberapa perangkat diketahui menggunakan baterai tipe A4, pemicu berbasis kendali jarak jauh, serta wadah plastik berukuran satu liter sebagai casing. Fragmen bom beserta senjata mainan yang ditemukan di lokasi diamankan sebagai barang bukti. Ledakan diketahui dipicu dari jarak jauh menggunakan sistem pemancar dan penerima bertegangan 6 volt.[35]

Korban

Berdasarkan data dari Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya), total korban luka-luka akibat ledakan ini mencapai 96 orang, terdiri dari siswa dan staf sekolah. Para korban dirawat di beberapa rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Per 10 November, kurang lebih 29 orang masih dirawat, di mana 14 orang di rawat di Rumah Sakit YARSI karena gangguan pendengaran,[31] 14 orang di rawat di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih,[36] dan 7 orang dirawat di Rumah Sakit Pertamina Jaya.[19] Sementara 67 orang lainnya diperbolehkan pulang kembali dengan kondisi yang telah membaik.[1] Belum ada korban jiwa yang dilaporkan dalam peristiwa ini. Menurut salah satu orang tua korban, anaknya yang menjadi korban dari ledakan ini mengalami trauma.[12]

Reaksi

Keterangan pers pemerintah di Istana Merdeka. Kiri ke kanan: Mensesneg Prasetyo Hadi, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Seskab Teddy Indra Wijaya.

Peristiwa ini menuai keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tim pemulihan psikologis dikerahkan untuk memberikan pendampingan kepada para siswa, guru, dan warga sekolah yang mengalami trauma.[37] Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto menyatakan keprihatinan mendalam atas peristiwa ini dan menekankan pentingnya langkah cepat untuk memastikan keselamatan para korban.[38] Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan spekulasi dan menunggu hasil penyelidikan resmi dari kepolisian.

Mobil Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) milik Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta dikerahkan ke SMA Negeri 72 Jakarta pada 12 November 2025. Mobil ini melayani konseling bagi warga sekolah yang membutuhkan pendampingan psikologis. Inisiatif ini dilakukan untuk memastikan warga sekolah mendapatkan pendampingan profesional pascakejadian yang memerlukan penanganan khusus.[39]

Upaya digital

Wacana pembatasan permainan video bertema senjata

Prabowo Subianto lewat Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan pembatasan permainan video bertema senjata, yang dianggap sebagai salah satu faktor penyebab ledakan tersebut,[40] Namun demikian, secara hukum, permainan video telah diatur dengan sistem peringkat konten tersendiri. Prasetyo menyinggung permainan PUBG: Battlegrounds sebagai gim yang berbahaya bagi anak-anak.[41] Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengeklaim bahwa hasil kajian tim Komdigi menemukan unsur kekerasan hingga kriminal dalam permainan PUBG.[42] Meskipun sejumlah penelitian oleh psikolog menunjukkan bahwa permainan video yang mengandung unsur kekerasan tidak dapat disimpulkan sebagai penyebab langsung dari perilaku kekerasan. American Psychological Association (APA) menyatakan bahwa meskipun terdapat hubungan antara permainan video yang bersifat kekerasan dan peningkatan perilaku agresif, tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk menyimpulkan bahwa tindakan kekerasan disebabkan oleh permainan tersebut.[43]

Wakil Ketua Komisi I DPR, Dave Laksono, meminta pemerintah bersikap hati-hati dalam menilai keterkaitan antara permainan daring dan insiden yang terjadi. Ia menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap ekosistem digital. Menurutnya, tidak semua permainan video memiliki dampak negatif. Ia memperingatkan bahwa pembatasan yang bersifat menyamaratakan berpotensi mengabaikan sisi edukatif, kreatif, dan ekonomi dari industri game. Ia pun mendukung penerapan sistem rating yang lebih ketat, peningkatan literasi digital di sekolah, serta keterlibatan aktif orang tua dalam mendampingi anak.[44]

Dave mengingatkan agar pemerintah tidak menarik korelasi langsung antara game online dan tindakan kekerasan di dunia nyata. Menurutnya, kekerasan merupakan hasil dari berbagai faktor sosial, psikologis, dan lingkungan, sehingga solusi yang diperlukan adalah pendekatan holistik, bukan semata pembatasan teknis. Dave juga mengusulkan penguatan regulasi terhadap perusahaan game online, termasuk kewajiban verifikasi usia dan penerapan sistem kontrol orang tua. Ia menegaskan pentingnya kepatuhan platform global terhadap aturan lokal untuk menciptakan ruang digital yang aman bagi anak-anak.[44]

Pembatasan akses web gelap

Dave Laksono menyoroti bahaya konten kekerasan di web gelap yang diduga memengaruhi pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta. Dalam kasus ini, Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) untuk memblokir situs yang digunakan pelaku mencari tutorial perakitan bom.[45]

Referensi

  1. 1 2 3 "Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Bertambah Jadi 96 Orang". Kompas. 8 November 2025. Diakses tanggal 9 November 2025.
  2. 1 2 "Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, 1 Terduga Pelaku Diamankan Polisi". iNews. 7 November 2025. Diakses tanggal 7 November 2025.
  3. 1 2 "Bom rakitan di SMAN 72 diduga dibawa oleh siswa yang kerap di "bullly"". Antara. 7 November 2025. Diakses tanggal 7 November 2025.
  4. ↑ "Bom rakitan disinyalir sumber ledakan SMAN 72, pelaku diduga korban bullying". CNA Indonesia. 7 November 2025. Diakses tanggal 7 November 2025.
  5. ↑ "Terduga pelaku peledakan di masjid SMAN 72 turut terluka, jalani operasi". CNA Indonesia. 7 November 2025. Diakses tanggal 7 November 2025.
  6. ↑ "Tentang Senjata di TKP Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Disebut Mainan". Detik. Diakses tanggal 8 November 2025.
  7. ↑ "Senjata Ditemukan di Sekitar SMAN 72 Jakarta, Disebut Bertuliskan Nama Teroris Dunia". Kompas. 7 November 2025. Diakses tanggal 7 November 2025.
  8. 1 2 3 Chandra Iswinarno; Muhammad Yasir (11 November 2025). "Detik-detik Mencekam Ledakan Bom di SMA 72 Jakarta Terungkap, Pelaku Terlihat Tenang Saat Eksekusi". Suara. Diakses tanggal 11 November 2025.
  9. 1 2 3 4 "Kronologi Ledakan di SMAN 72 Berdasarkan Keterangan Siswa". Tempo. 7 November 2025. Diakses tanggal 7 November 2025.
  10. ↑ "Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading saat salat Jumat, apa yang terjadi?". BBC Indonesia. Diakses tanggal 7 November 2025.
  11. ↑ "Polisi masih selidiki penemuan senjata di TKP ledakan SMAN 72 Jakarta". Antara. 7 November 2025. Diakses tanggal 7 November 2025.
  12. 1 2 "Orang Tua Korban Ledakan di SMAN 72 Ungkap Anaknya Trauma". Tempo. 7 November 2025. Diakses tanggal 9 November 2025.
  13. ↑ Salomo Tarigan (10 November 2025). "Terungkap 7 Peledak yang Dibawa FN Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta, Penjelasan Densus 88". TribunNews. Diakses tanggal 12 November 2025.
  14. ↑ "Kesaksian Siswa SMAN 72 saat Terjadi Ledakan: Kirain Sound System Meledak". edukasi.okezone.com. Diakses tanggal 7 November 2025.
  15. ↑ "Kasus Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Satu Siswa Ditetapkan Jadi Tersangka". Suara. 11 November 2025. Diakses tanggal 11 November 2025.
  16. ↑ "Belajar dari Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta: Apa Itu Anak Berhadapan dengan Hukum?". Kompas. 11 November 2025. Diakses tanggal 11 November 2025.
  17. 1 2 "Tak Tewas, Begini Kondisi Terkini Pelaku Peledakan SMA Negeri 72 Jakarta". TribunNews. 9 November 2025. Diakses tanggal 9 November 2025.
  18. ↑ "Belajar dari Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta: Apa Itu Anak Berhadapan dengan Hukum?". Kompas. 11 November 2025. Diakses tanggal 11 November 2025.
  19. 1 2 Tri Indriwati (11 November 2025). "Motif Emosional di Balik Ledakan SMAN 72 Jakarta, Terduga Pelaku Jadi ABH". Kompas. Diakses tanggal 11 November 2025.
  20. 1 2 Hanifah Salsabila; Faieq Hidayat (10 November 2025). "Polda Metro: Ledakan SMAN 72 Jakarta Tak Berkaitan dengan Aksi Terorisme". Kompas. Diakses tanggal 11 November 2025.
  21. ↑ "Apa Motif Pelaku Peledakan SMAN 72, Polisi Ungkap Temuan Jejak Tulisan dan Gambar". Republika. 11 November 2025. Diakses tanggal 11 November 2025.
  22. ↑ Naryyanida Putwiliani; Nanda Lusiana Saputri (14 November 2025). "Polisi Temukan Buku Catatan ABH Pelaku Ledakan SMAN 72: Isinya Dia Merasa Sendirian, Tak Ada Teman". TribunNews. Diakses tanggal 14 November 2025.
  23. ↑ "Polda Metro: Ledakan SMAN 72 Jakarta Tak Berkaitan dengan Aksi Terorisme". Kompas. Diakses tanggal 11 November 2025.
  24. ↑ "Siswa Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Terinspirasi 6 Tokoh Ekstremisme". Metro TV. Diakses tanggal 2025-11-12.
  25. ↑ Idris Rusadi Putra; Ady Anugrahadi (12 November 2025). "Dalami Dugaan Perundungan di Balik Ledakan SMAN 72, Polisi Bakal Periksa Pihak Sekolah". Merdeka. Diakses tanggal 12 November 2025.
  26. ↑ "Ledakan SMAN 72 Jakarta Diduga Berasal dari Bom Rakitan, Pelaku Siswa Korban Bullying". SindoNews. Diakses tanggal 7 November 2025.
  27. ↑ "Ledakan di Masjid SMAN 72 Diduga Bom Aksi Teror, Tapi Sasaran Bukan Siswa, Pelaku Tewas Ditembak". TribunNews. Diakses tanggal 7 November 2025.
  28. ↑ "Pelaku Peledakan Merupakan Siswa SMAN 72, Meninggal Ditempat". Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 7 November 2025.
  29. ↑ Agency, ANTARA News (2025-11-10). "Ini alasan polisi pindah terduga pelaku ledakan ke RS Polri". Antara News Sumbar. Diakses tanggal 2025-11-10.
  30. ↑ "Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Masih 17 Tahun, Dasco Duga Terpengaruh Konten Medsos". Kompas. 7 November 2025. Diakses tanggal 7 November 2025.
  31. 1 2 "Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Dirawat di RS Polri Kramat Jati". Kompas. 9 November 2025. Diakses tanggal 9 November 2025.
  32. ↑ Goodrick-Clarke 2002, hlm. 124, 294.
  33. ↑ "Siswa Pembawa Senjata Mainan Diduga Kerap Di-bully dan Suka Menonton Video Kekerasan". Tempo. 7 November 2025. Diakses tanggal 7 November 2025.
  34. ↑ "Senjata Rakitan Bertuliskan "Welcome to Hell" di Lokasi Ledakan Masjid Sekolah di Jakut". NTV News. 7 November 2025. Diakses tanggal 9 November 2025.
  35. 1 2 Andrew Tito; Stevani Wijaya (11 November 2025). "Jakarta School Bombing Suspect Idolized Mass Killers, Built Nail Bombs". Jakarta Globe (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 November 2025.
  36. ↑ Dian Erika Nugraheny; Faieq Hidayat (10 November 2025). "13 Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Sudah Bisa Makan-Tidur, Tinggal Pemulihan Luka". Kompas. Diakses tanggal 10 November 2025.
  37. ↑ "Ledakan SMAN 72 Jakarta, Kemendikdasmen Siapkan Layanan Pemulihan Psikologis". SindoNews. 7 November 2025. Diakses tanggal 7 November 2025.
  38. ↑ "Pemerintah Sampaikan Keprihatinan dan Instruksikan Penanganan Cepat Korban Ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta". Presiden Republik Indonesia. 7 November 2025. Diakses tanggal 9 November 2025.
  39. ↑ Omarali Dharmakrisna Soedirman; Larissa Huda (12 November 2025). "Mobil Sahabat Perempuan dan Anak Disiagakan di SMA 72 Jakarta untuk Layanan Konseling". Kompas. Diakses tanggal 12 November 2025.
  40. ↑ Emir Yanwardhana (10 November 2025). "Prabowo Bicara Pembatasan Game Online PUBG Respons Peristiwa SMAN 72". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 10 November 2025.
  41. ↑ Baharudin Al Farisi; Nawir Arsyad Akbar (10 November 2025). "Istana Singgung PUBG, Isyaratkan Kaji Pembatasan Game Online". Kompas. Diakses tanggal 10 November 2025.
  42. ↑ Agus Tri Haryanto (10 November 2025). "Kata Menkomdigi soal Wacana Pembatasan Game PUBG Usai Ledakan SMAN 72". DetikNews. Diakses tanggal 10 November 2025.
  43. ↑ Maulid, Reyvan (2025-11-11). "Game Bukan Musuh, Justru Bullying yang Membunuh". IDN Times. Diakses tanggal 2025-11-11.
  44. 1 2 Anggi Muliawati (12 November 2025). "Pemerintah Mau Batasi PUBG, Komisi I DPR Dorong Perketat Verifikasi Usia". DetikNews. Diakses tanggal 12 November 2025.
  45. ↑ Reza Deni; Malvyandie Haryadi (12 November 2025). "Pelaku Peledakan SMAN 72 Akses Konten Kekerasan di Dark Web, DPR: Perkuat Literasi Digital Anak". Tribun News. Diakses tanggal 12 November 2025.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ledakan_SMA_Negeri_72_Jakarta&oldid=28502629"
Kategori:
  • Peristiwa terkini November 2025
  • Ledakan di Jakarta
  • Peristiwa November 2025
  • Terorisme di Indonesia
  • Serangan di sekolah
  • Kelapa Gading, Jakarta Utara
Kategori tersembunyi:
  • Articles with invalid date parameter in template
  • Mapframe Infobox tanpa hubungan OSM di Wikidata
  • Pages using gadget WikiMiniAtlas
  • Galat CS1: parameter kosong tidak dikenal
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Halaman yang menggunakan ekstensi Kartographer

Best Rank
More Recommended Articles